Shalat Jenazah: Apa itu dan Cara Menjalankannya

Shalat Jenazah: Apa itu dan Cara Menjalankannya

Shalat Jenazah: Apa itu dan Cara Menjalankannya

shalat

Shalat jenazah bukan bagian dari shalat sunnah. Rukun Shalat Jenazah terdiri dari 8 rukun dan Hukum menjalankannya adalah “Fardhu Kifayah” artinya jika tidak ada yang menjalankan, semua akan berdosa. Shalat ini tidak memakai ruku’, sujud, i’tidal dan tahiyyat, hanya dengan 4 takbir dan 2 salam, yang dilakukan dalam keadaan berdiri. Rasulullah SAW. bersabda:

“Barang siapa menghadiri jenazah sampai jenazah itu dishalati, maka ia mendapatkan satu qirath. Dan barang siapa menghadirinya sampai jenazah itu dikuburkan, maka ia mendapatkan dua qirath. Ada yang bertanya: Apakah dua qirath itu? Rasulullah saw. bersabda: Sama dengan dua gunung yang besar.” (HR Abu Hurairah)

“Barang siapa menyalati jenazah, maka ia mendapatkan satu qirath. Jika ia menghadiri penguburannya, maka ia mendapatkan dua qirath. Satu qirath sama dengan gunung Uhud.” (HR Tsauban).

Rukun shalat jenazah :

  • Niat

Niat dalam hati dengan tekad dan menyengaja akan melakukan shalat jenazah tertentu saat ini untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT.

  • Berdiri Bila Mampu

Shalat jenazah sah jika dilakukan dengan berdiri (seseorang mampu untuk berdiri dan gak ada uzurnya). Karena jika sambil duduk atau di atas kendaraan (hewan tunggangan), Shalat jenazah dianggap tidak sah.

  • Takbir 4 kali

Aturan ini didapat dari hadits Jabir yang menceritakan bagaimana bentuk shalat Nabi ketika menyolatkan jenazah.

Dari Jabi ra bahwa Rasulullah SAW menyolatkan jenazah Raja Najasyi (shalat ghaib) dan beliau takbir 4 kali. (HR. Bukhari : 1245, Muslim 952 dan Ahmad 3:355)

Najasyi dikabarkan masuk Islam setelah sebelumnya seorang pemeluk nasrani yang taat. Namun begitu mendengar berita kerasulan Muhammad SAW, beliau akhirnya menyatakan diri masuk Islam.

  • Membaca Surat Al-Fatihah
  • Membaca Shalawat kepada Rasulullah SAW
  • Doa Untuk Jenazah

Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW :

“Bila kalian menyalati jenazah, maka murnikanlah doa untuknya.”(HR. Abu Daud : 3199 dan Ibnu Majah : 1947).

Diantara lafaznya yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain :

“Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi.”

  • Doa Setelah Takbir Keempat
  • Salam

Tata Cara, Urutan dan Doa Shalat Jenazah :

  • Lafazh Niat Shalat Jenazah :

Niat Shalat Jenazah (Mayit) Laki-laki

اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

USHOLLI ‘ALAA HAADZALMAYYITI ARBA’A TAKBIIROOTIN FARDHOL KIFAAYATI MA’MUUMAN LILLAAHI TA’AALA.

Saya niat shalat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah karena menjadi makmum karena Allah Ta’ala.

Niat Shalat Mayit (Jenazah) Perempuan

اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

USHOLLI ‘ALAA HAADZIHIL MAYYITATI ARBA’A TAKBIIROOTIN FARDHOL KIFAAYATI MA`MUUMAN LILLAAHI TA’AALA.

Saya niat shalat atas mayit perempuan ini empat kali takbir fardhu kifayah karena menjadi makmum karena Allah Ta’ala.

Lafadz niat diatas merupakan bacaan niat ketika kita shalat jenazah menjadi ma’mum. Namun apabila kita menjadi imam, maka lafadz atau bacaan “MA’MUUMAN” diganti dengan lafadz “IMAA’MAN”. Sehingga bacaan niat shalat jenazah sebagai imam untuk mayyit laki-laki adalah sebagai berikut :

اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

USHOLLI ‘ALAA HAADZALMAYYITI ARBA’A TAKBIIROOTIN FARDHOL KIFAAYATI IMAAMAN LILLAAHI TA’AALA.

Saya niat shalat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah menjadi imam karena Allah Ta’ala.

  • Setelah Takbir pertama membaca: Surat “Al Fatihah.”
  • Setelah Takbir kedua membaca Shalawat kepada Nabi SAW : “Allahumma Shalli ‘Alaa Muhamad”
  • Setelah Takbir ketiga membaca:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ

Alloohummaghfirlahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahuu, wawassi’ madkholahuu, waghsilhu bilmaa-i wats-tsalji wal barodi, wanaqqihii minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas, wa abdilhu daaron khoiran min daarihi wa ahlan khoiron min ahlihii wa zaujan khoironmin zaujihii, wa adkhilhul jannata wa a’idzhu min ‘adzaabil qobri wa ‘adzaabinnaar

Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), pasangang (suami/istri) yang lebih baik pasangannya, dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.”

atau bisa secara ringkas :

“Allahummaghfir lahuu warhamhu wa’aafihii wa’fu anhu..”

“Ya Allah, ampunilah dia, berilah rahmat, sejahtera dan maafkanlah dia”

Adapun jika jenazah masih anak – anak dapat dibaca

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ فَرَطًَا لِاَبَوَيْهِ وَسَلَفًا وَذُخْرًا وَعِظَةً وَاعْتِبَارًا وَشَفِيْعًالِأَبَوَيْهِ وَ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِيْنَهُمَا وَاَفْرِغِ الصَّبْرَعَلىٰ قُلُوْبِهِمَا وَلاَ تَفْتِنْهُمَا بَعْدَهُ وَلاَ تَحْرِ مْهُمَا اَجْرَهُ

Allahummaj’alhu farothon li-abawaihi wa salafan wa dzukhron wa’izhotan wa’tibaaron wa syafii’an wa tsaqqil bihii mawaa ziinahumaa wa-afrighish-shobro ‘alaa quluu bihimaa wa laa taftinhumaa ba’dahu wa laa tahrim humaa ajrahu

“Ya Allah, jadikanlah ia sebagai simpanan pendahuluan bagi ayah bundanya dan sebagai titipan, kebajikan yang didahulukan, dan menjadi pengajaran ibarat serta syafa’at bagi orangtuanya. Dan beratkanlah timbangan ibu-bapaknya karenanya, serta berilah kesabaran dalam hati kedua ibu bapaknya. Dan janganlah menjadikan fitnah bagi ayah bundanya sepeninggalnya, dan janganlah Tuhan menghalangi pahala kepada dua orang tuanya.”

  • Setelah takbir keempat membaca:

اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْناَ أَجْرَهُ وَلاَ تَفْتِنَّا بَعْدَهُ وَاغْفِرْ لَناَ وَلَهُ

Allahumma laa tahrimnaa ajrahuu walaa taftinnaa ba’dahuu waghfirlanaa wa lahuu.

“Ya Allah janganlah kami tidak Engkau beri pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah kepada kami sesudahnya, dan berilah ampunan kepada kami dan kepadanya”

  • “Salam” kekanan dan kekiri.

Catatan: Jika jenazah wanita, lafazh ‘hu’ diganti ‘ha’.

Baca artikel terkait:

Amaliyah
Logo