(Orang yang beriman)
Makkiyyah, 85 ayat kecuali ayat 56, dan 57 Madaniyyah Turun sesudah surat Az-Zumar
Sebagian ulama Salaf—antara lain Muhammad ibnu Sirin—menghukumi makruh menyebut Al-Hawamim (surat-surat yang diawali dengan Ha Mim), melainkan harus disebut Ali Ha Mim.
Abdullah ibnu Mas’ud r.a. telah mengatakan bahwa Ali Ha Mim adalah hiasan Al-Qur’an.
Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai intinya masing-masing, dan inti Al-Qur’an ialah Ali Ha Mim, atau dia menyebutnya Al-Hawamim.
Mis’ar ibnu Kidam mengatakan bahwa surat-surat yang diawali dengan Ha Mim disebut pula dengan istilah Al-Arais (pengantin-pengantin).
Semua pendapat di atas diriwayatkan oleh Imam Al-Alim Abu Ubaid Al-Qasim ibnu Salam rahimahullah di dalam kitab Fadailul Qur’an.
Humaid ibnu Zanjuwaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwas, dari Abdullah r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya perumpamaan Al-Qur’an itu sama dengan seorang lelaki yang berangkat pulang menuju ke rumah keluarganya. Ketika ia melewati daerah yang bekas kena hujan yang sepanjang jalan ia merasa kagum dengan pengaruh dari hujan itu (yang membuat tanah menjadi subur), tiba-tiba ia turun ke suatu daerah yang dipenuhi dengan taman-taman yang indah-indah. Lalu ia berkata dalam hatinya, “Aku merasa kagum dengan pengaruh hujan yang menyebabkan subur tanah pertama tadi, dan sekarang ini aku merasa lebih kagum lagi dengan keindahan taman-taman ini.” Maka dikatakan kepadanya, “Sesungguhnya perumpamaan hujan yang pertama tadi sama dengan keagungan Al-Qur’an, dan perumpamaan taman-taman yang indah-indah sama dengan Ali Ha Mim dalam Al-Qur’an.” Demikianlah menurut apa yang diketengahkan oleh Al-Bagawi.
Ibnu Lahi’ah telah meriwayatkan dari Yazid ibnu Abu Habib, bahwa sesungguhnya Al-Jarrah ibnul Jarrah pernah menceritakan atsar berikut dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya inti sarinya Al-Qur’an adalah Al-Hawamim.
Ibnu Mas’ud r.a. telah mengatakan bahwa jika bacaanku sampai pada Ali Ha Mim seakan-akan aku sampai di taman-taman yang di dalamnya aku merias diri.
Abu Ubaid mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Asyja’i, telah menceritakan kepada kami Mis’ar alias Ibnu Kidam, dari seseorang yang menceritakan atsar ini kepadanya, bahwa seorang lelaki melihat Abu Darda r.a. sedang membangun sebuah masjid, lalu dia bertanya kepadanya, “Apakah yang mendorongmu melakukan ini?” Maka Abu Darda menjawab, “Aku membangunnya demi Ali Ha Mim.”
Barangkali masjid ini yang dibangun oleh Abu Darda r.a. adalah masjid yang dinisbatkan kepadanya yang ada di dalam benteng kota Dimasyq. Dan barangkali pemeliharaan kelestarian peninggalannya adalah berkat berkah dari dia dan berkah niat yang mendorong pembangunannya sejak semula. Karena sesungguhnya apa yang ada di balik kata-kata Abu Darda r.a. itu menunjukkan sebagai rasa syukur atas kemenangan kaum muslim atas musuh-musuhnya. Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Rasulullah Saw. kepada para sahabatnya dalam suatu peperangannya yaitu:
Jika kalian mengadakan serangan malam ini, maka ucapkanlah oleh kalian, “Ha Mim, semoga mereka tidak mendapat pertolongan (kemenangan).”Di dalam riwayat lain disebutkan “Semoga kamu (musuh-musuh) tidak mendapat pertolongan.”
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Hakam ibnu Zabyan ibnu Khalaf Al-Mazini dan Muhammad ibnul Lais Al-Hamdani. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Mas’ud, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Abu Bakar Al-Mulaiki, dari Zurarah ibnu Mus’ab, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang membaca ayat Kursi dan permulaan surat Ha Mim Al-Mu’min, niscaya dipeliharalah ia dari semua keburukan di hari itu.”
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengetahui hadis ini diriwayatkan melainkan melalui sanad ini. Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Al-Mulaiki, dan ia mengatakan bahwa sebagian ahlul’ ilmi masih meragukan tentang hafalan Al-Mulaiki.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.