(Kerajaan)
Makkiyyah, 30 ayat
Turun sesudah Surat Ath-Thur
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Muhammad dan Ibnu Ja’far. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Qatadah, dari Abbas Al-Jusyami, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Saw, yang telah bersabda:
Sesungguhnya di dalam Al-Qur’an terdapat suatu surat berisikan tiga puluh ayat dapat memberi syafaat bagi pembacanya hingga ia mendapat ampunan, yaitu Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku (surat Al-Mulk).
Arba’ah telah meriwayatkan hadis ini melalui Syu’bah dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan. Al-Hafiz ibnu Asakir dalam kitab tarikhnya, Bab “Biografi Ahmad ibnu Nasr ibnu Ziad alias Abdullah Al-Qurasyi An-Naisaburi Al-Muqri Az-Zahid Al-Faqih” salah seorang yang berpredikat siqah yang riwayatnya diambil oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, tetapi dalam kitab selain Sahihain. Imam Turmuzi telah meriwayatkan pula darinya, demikian juga ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah, dan darinya dia memahami mazhab Abu Ubaid ibnu Harbawaih, dan telah meriwayatkan pula darinya sejumlah ulama berikut sanadnya melalui hadisnya, dari Furat ibnus Sa-ib, dari Az-Zuhri, dari Anas ibnu Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. Pernah bersabda, bahwa sesungguhnya ada seorang lelaki dari kalangan umat sebelum kalian meninggal dunia, sedangkan tiada sesuatu pun dari Kitabullah yang dihafalnya selain dari Tabaraka. Ketika lelaki itu diletakkan di dalam kuburnya, malaikat penanya datang. Maka surat Tabaraka menghalang-halanginya sehingga malaikat itu berkata, “Sesungguhnya engkau adalah salah satu dari Kitabullah, dan aku tidak suka membuatmu tidak senang, tetapi aku tidak mempunyai kuasa bagimu, bagi dia dan juga bagi diriku terhadap suatu kemudaratan dan juga suatu kemanfaatan. Jika engkau hendak membeia orang ini, maka menghadaplah kepada Allah Swt. dan mintalah syafaat dari-Nya buat dia.”
Maka surat itu berangkat menuju ke hadirat Allah Swt., lalu berkata memohon, “YaTuhanku, sesungguhnya si Fulan dengan sengaja memilihku di antara Kitab-Mu, lalu ia mempelajariku dan membacaku serta menghafalku. Maka apakah Engkau akan membakarnya dengan api, sedangkan aku berada di dalam rongganya? Jika Engkau hendak mengazabnya, maka hapuskanlah terlebih dahulu aku dari Kitab-Mu.” Allah berfirman, “Aku lihat engkau marah.” Surat itu menjawab, “Sudah seharusnya aku marah.” Maka Allah berfirman, “Sekarang pergilah kamu, sesungguhnya Aku telah menyerahkannya kepadamu dan Aku memberi izin kepadamu untuk memberi syafaat buatnya.”
Maka Surat itu kembali dan mengusir malaikat penanya, lalu lelaki itu bangkit dalam keadaan senang hati tanpa mengalami suatu siksaan pun dari malaikat tersebut.
Lalu surat itu meletakkan mulutnya ke mulut lelaki itu dan berkata, “Selamat datang dengan mulut ini, barangkali mulut ini sering digunakan untuk membacaku; dan selamat datang dengan dada ini, barangkali dada ini dipakai untuk memuatku; dan selamat datang dengan kedua kaki ini, barangkali ia dipakai untuk berdiri membacaku. Surat itu menghiburnya di dalam kuburnya karena merasa khawatir bila ia kesepian dan merasa takut.”
Anas ibnu Malik melanjutkan, bahwa setelah Rasulullah Saw. menceritakan kisah ini, maka tiada seorang pun —baik anak kecil, atau orang dewasa atau budak atau orang yang merdeka— melainkan mempelajarinya dan menghafalkannya. Dan Rasulullah Saw. menamainya dengan sebutan Al-Munjiyah (surat yang menyelamatkan).
Menurut hemat kami, hadis ini munkar sekali karena Durat ibnus Sa-ib orangnya dinilai daif oleh Imam Ahmad, Yahya ibnu Mu’in, Imam Bukhari, Abu Hatim, Ad-Daruqutni, dan ulama lainnya yang bukan hanya seorang. Ibnu Asakir telah meriwayatkannya melalui jalur lain dari Az-Zuhri, dan dikatakan termasuk perkataan Az-Zuhri secara ringkas. Imam Baihaqi telah meriwayatkan di dalam kitab Isbatu ‘Azabil Qabri, dari Ibnu Mas’ud secara mauquf dan marfu’ hal yang menguatkan hadis ini, dan telah kami sebutkan di dalam Kitabul Jana-iz, bagian dari kitab Al-Ahkamul Kubra.
Imam Tabrani dan Al-Hafiz Ad-Diya Al-Maqdisi telah meriwayatkan melalui jalur Salam ibnu Miskin, dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:
Ada suatu surat yang membela pembacanya hingga memasukkannya ke dalam surga, yaitu Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku.
Imam Turmuzi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdul Malik ibnu Abusy Syawarib, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Amr ibnu Malik An-Nukri, dari ayahnya, dari Abul Jauza, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa salah seorang sahabat Nabi Saw. Membuat tenda di dekat sebuah kuburan, padahal ia tidak mengetahui bahwa tempat itu adalah kuburan. Tiba-tiba ia menyadari bahwa itu adalah kuburan seseorang, ia mendengarnya sedang membaca surat Al-Mulk hingga khatam. Maka ia datang kepada Nabi Saw. dan bertanya, “Wahai Rasulullah, aku telah memasang tendaku di dekat sebuah kuburan, sedangkan aku tidak menyadari bahwa tempat itu adalah kuburan. Tiba-tiba kudengar dari dalamnya seseorang membaca surat Al-Mulk sampai selesai.” Maka Rasulullah Saw. bersabda:
Itu adalah surat penangkal dan juga penyelamat, yang menyelamatkan pembacanya dari siksa kubur.
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib bila ditinjau dari segi jalurnya. Dan hal yang semisal telah diriwayatkan dari Abu Hurairah. Kemudian Imam Turmuzi meriwayatkan pula melalui jalur Lais ibnu Abu Salim, dari Abuz Zubair, dari Jabir, bahwa Rasulullah Saw. masih belum tidur sebelum membaca Alif Lam Mim Tanzil dan Tabarakal Lazi Biyadihil Mulku. Lais telah meriwayatkan dari Tawus, bahwa kedua surat tersebut mengungguli semua surat dalam Al-Qur’an dengan tujuh puluh kebaikan.
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ajlan Al-Asbahani, telah menceritakan kepada kami Salamah ibnu Syabib, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Hakam ibnu Aban, dari ayahnya, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
Sungguh aku menginginkan bila surat ini dihafal di dalam kalbu setiap umatku.
Yakni surat Al-Mulk ini.
Hadis ini garib, dan Ibrahim orangnya daif. Hal yang semisal telah disebutkan dalam tafsir surat Yasin.
Hadis ini telah diriwayatkan oleh Abdu ibnu Humaid di dalam kitab musnadnya dengan lafaz yang lebih panjang daripada ini. Untuk itu ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Hakam, dari ayahnya, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa ia pernah berkata kepada seseorang, “Maukah aku hadiahkan kepadamu suatu hadis yang akan membuatmu gembira?” Lelaki itu menjawab, “Tentu saja mau.” Ibnu Abbas mengatakan, “Bacalah surat Al-Mulk dan ajarkanlah kepada keluargamu serta semua anakmu dan semua ahli baitmu yang masih anak-anak dan juga semua tetanggamu. Karena sesungguhnya surat Al-Mulk ini adalah surat yang menyelamatkan dan yang mendebat atau membela pembacanya kelak di hari kiamat di hadapan Tuhannya, dan memohon kepada-Nya agar menyelamatkannya dari azab neraka dan juga menyelamatkan penghafalnya dari siksa kubur.” Rasulullah Saw. telah bersabda:
Sungguh aku menginginkan bila surat ini dihafal di dalam kalbu setiap orang dari umatku.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.