88. Al Ghaniy & 89. Al Mughniy
Dikatakan bahwa Al-Ghaniy ialah Dzat yang merasa cukup dengan Dzat-Nya, asma-Nya, dan sifat-Nya dari yang lain-Nya. Dan yang lain butuh kepada-Nya. Sedangkan Al-Mughniy ialah Dzat yang memberikan kekayaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya di antara hambaNya.
Ada pendapat lain mengatakan, bahwa Al-Ghaniy ialah yang tidak bergantung kepada yang lain, baik dalam dzat maupun dalam sifat-Nya, bahkan bersih dari segala keterkaitan dengan lain-Nya. Sedangkan Al-Mughniy yang hakiki ialah yang tidak memiliki hajat apa pun kepada yang lain. Orang yang butuh dan ia mempunyai apa yang dibutuhkannya itu, disebut sebagai kaya dalam arti majaz; dan ini mungkin ada pada selain Allah. Dan orang yang tidak tertinggal satu hajat pun selain hajat kepada Allah, maka dia adalah orang kaya, sekalipun tidak tinggal bagiinya asal hajat. Karena itulah Allah SWT berfirman:
“… Dan Allahlah Yang Mahakaya sedangkan kamulah orang-orang yang butuh (kepada-Nya)…” (QS. Muhammad: 38)
Berakhlak dengan ism Al-Ghaniy adalah dengan menampakkan kepapaan dan kebutuhan kepada-Nya, selalu dan selama-lamanya. Sedangkan berakhlak dengan ism Al-Mughniy adalah dengan lebih yakin terhadap apa yang ada di sisi Allah daripada apa yang terdapat di tangan Anda, dan bersikap murah hati dan dermawan kepada hamba-hamba Allah SWT.
Khasiatnya
Ism Al Ghaniy, jika dibacakan atas sesuatu yang sakit di tubuhnya atau tubuh orang lain, niscaya akan dilenyapkan Allah SWT sakitnya itu. Sedangkan orang yang berdzikir dengan ism Al-Mughniy sebanyak seribu kali tiap-tiap hari, niscaya Allah akan menjadikannya kaya-raya.
—oOo—