Ibrahim, ayat 22-23

Ibrahim, ayat 22-23

{وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الأمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (22) وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ تَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلامٌ (23) }

Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekadar) aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku, tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian, dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih. Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah ‘salam’.

Allah Swt. menceritakan pembicaraan iblis terhadap para pengikutnya setelah Allah menetapkan keputusan di antara hamba-hamba-Nya, dan Allah memasukkan orang-orang mukmin ke dalam surga serta menempatkan orang-orang kafir di dalam lapisan bawah neraka. Maka pada hari itu berdirilah iblis di kalangan ahli neraka seraya berkhotbah kepada mereka untuk menambah kesedihan di atas kesedihan yang sedang mereka alami, menambahkan kerugian di atas kerugian, dan kekecewaan di atas kekecewaan. Iblis berkata kepada penduduk neraka:

{إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ}

Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar. (Ibrahim: 22)

Yaitu melalui lisan rasul-rasul-Nya, dan Dia menjanjikan kepada kalian bila kalian mengikuti para rasul, Dia akari menyelamatkan dan menyejahtera­kan kalian; dan janji Allah itu dipenuhi-Nya, karena janji-Nya adalah benar dan beritanya benar pula. Adapun aku, maka aku pernah berjanji kepada kalian, tetapi aku menyalahinya. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:

{يَعِدُهُمْ وَيُمَنِّيهِمْ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلا غُرُورًا}

Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkit­kan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (An-Nisa: 120)

Adapun firman Allah Swt.:

{وَمَا كَانَ لِي عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ}

Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian. (Ibrahim: 22)

Maksudnya ‘dalam apa yang aku serukan untuk kalian kepadanya tiadalah suatu dalil pun, tiada pula suatu bukti pun; begitu pula dalam apa yang telah aku janjikan kepada kalian’.

{إِلا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي}

melainkan (sekadar) menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku. (Ibrahim: 22)

tanpa berpikir panjang lagi, padahal telah ditegakkan atas kalian hujah-hujah dan bukti-bukti serta dalil-dalil yang benar yang disampaikan oleh para rasul sebagai bukti akan kebenaran dari apa yang mereka sampaikan kepada kalian. Tetapi ternyata kalian menentang mereka, sehingga jadilah kalian seperti dalam keadaan sekarang ini.

{فَلا تَلُومُونِي}

Oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku (Ibrahim: 22)

pada hari ini.

{وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ}

tetapi cercalah diri kalian sendiri. (Ibrahim: 22)

karena sesungguhnya kesalahan itu adalah kesalahan kalian sendiri, sebab kalian menentang bukti-bukti yang jelas, lalu kalian mengikutiku hanya karena aku menyeru kalian kepada kebatilan.

{مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ}

Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian. (Ibrahim: 22)

Yakni aku tidak dapat memberikan manfaat kepada kalian, tidak pula dapat menyelamatkan dan membebaskan kalian dari keadaan yang kalian alami sekarang.

{وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ}

dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku. (Ibrahim: 22)

Maksudnya, tidak dapat memberikan manfaat kepadaku dengan me­nyelamatkan diriku dari azab dan pembalasan-Nyayang sedang kualami.

{إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ}

Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu. (Ibrahim: 22)

Qatadah mengatakan, makna yang dimaksud ialah disebabkan kalian mempersekutukan aku dengan Allah sejak dahulu.

Ibnu Jarir mengatakan bahwa setan berkata, “Sesungguhnya aku tidak membenarkan bila diriku dianggap sebagai sekutu Allah Swt.”

Pendapat yang dikemukakan oleh Ibnu Jarir ini merupakan pendapat yang rajih (kuat), semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ}

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat), niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka. (Al-Ahqaf: 5-6)

{كَلا سَيَكْفُرُونَ بِعِبَادَتِهِمْ وَيَكُونُونَ عَلَيْهِمْ ضِدًّا}

sekali-kali tidak. Kelak (sembahan-sembahan) itu akan mengingkari penyembahan (pengikut-pengikutnya) terhadapnya, dan mereka (sembahan-sembahan) itu akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam: 82)

*******************

Firman Allah Swt.:

{إِنَّ الظَّالِمِينَ}

Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu. (Ibrahim: 22)

karena berpaling dari perkara yang hak dan mengikuti perkara yang batil.

{لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ}

mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim: 22)

Makna lahiriah konteks ayat menunjukkan bahwa pembicaraan ini dilakukan oleh iblis sesudah mereka memasuki neraka, seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya.

Tetapi disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim yang lafaznya seperti berikut, juga oleh Ibnu Jarir melalui riwayat Abdur Rahman ibnu Ziyad. Disebutkan bahwa:

telah menceritakan kepadaku Dakhin Al-Hijri, dari Uqbah ibnu Amir, dari Rasulullah Saw., bahwa beliau Saw. pernah bersabda, “Apabila Allah mengumpulkan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian, maka Allah memutuskan peradilan di antara mereka. Dan setelah selesai dari peradilan, orang-orang mukmin berkata, ‘Telah diputuskan oleh Tuhan kita di antara sesama kita, maka siapakah yang dapat memberikan syafaat kepada kita?’ Mereka berkata, ‘Marilah kita berangkat menghadap Adam,’ lalu disebutkan Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa. Tetapi Isa berkata, ‘Maukah kalian aku tunjukkan kepada Nabi yang ummi’ Maka mereka datang kepadaku, dan Allah memberikan izin kepadaku untuk menghadap kepada-Nya. Maka dari majelisku tersebarlah bau wewangian yang pal­ing wangi yang belum pernah tercium oleh seorang pun. Akhirnya sampailah aku ke hadapan Tuhanku, maka Dia memberiku izin untuk memberi syafaat, dan Dia menjadikan bagiku nur (cahaya) mulai dari rambut kepalaku hingga kuku jari telapak kakiku. Kemudian orang-orang kafir berkata, ‘Sesungguhnya orang-orang mukmin telah menjumpai orang yang memberi syafaat buat mereka. Maka siapakah yang akan memberi syafaat buat kita? Dia tiada lain kecuali iblis yang telah menyesatkan kita.’ Maka mereka mendatangi iblis dan mengatakan kepadanya, ‘ Sesungguhnya orang-orang mukmin telah menjumpai orang yang mem­beri syafaat buat mereka. Maka bangkitlah kamu dan mintakanlah syafaat buat kami, karena sesungguhnya kamu adalah yang menyesatkan kami.’ Iblis bangkit, dan dari majelisnya tersebarlah bau busuk yang amat busuk yang belum pernah tercium oleh seorang pun, kemudian siksaan mereka bertambah besar.” Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekadar) aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku, tetapi cercalah diri kalian sendiri.” (Ibrahim: 22)

Demikianlah bunyi hadis menurut teks yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Al-Mubarak meriwayatkannya dari Rasyidin ibnu Sa’d, dari Abdur Rahman ibnu Ziyad ibnu An’am, dari Dakhin, dari Uqbah dengan lafaz yang sama secara marfu’.

Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi mengatakan bahwa ketika ahli neraka berkata: Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh atau bersabar. Sekali-kali tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri. (Ibrahim: 21) Maka iblis berkata kepada mereka: Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar. (Ibrahim: 22), hingga akhir ayat. Setelah mereka mendengar ucapan iblis, maka mereka membenci diri mereka sendiri, lalu mereka diseru: Sesungguhnya kebencian Allah (kepada kalian) lebih besar dari­pada kebencian kalian kepada diri kalian sendiri karena kalian diseru untuk beriman, lalu kalian kafir. (Al-Mu’min: 10)

Amir Asy-Sya’bi mengatakan bahwa di hari kiamat kelak akan ada dua pembicaraan yang berbicara di hadapan semua orang. Allah Swt. berfirman kepada Isa, putra Maryam: Apakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah!’ (Al-Maidah: 116) sampai dengan firman-Nya: Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. (Al-Maidah: 119) Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa iblis laknatulldh berdiri, lalu berkata: Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekadar) aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi semanku. (Ibrahim: 22), hingga akhir ayat.

*******************

Setelah Allah Swt. menyebutkan tempat kembali orang-orang yang celaka dan kehinaan serta pembalasan Allah yang mereka terima —dan setelah disebutkan bahwa teman bicara mereka adalah iblis— maka Allah mengiringinya dengan kisah tentang orang-orang yang berbahagia. Untuk itu Allah Swt. berfirman: Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Ibrahim: 23) Sungai-sungai itu mengalir menurut apa yang dikehendaki oleh penghuni surga. Ke mana pun mereka menghendaki, maka sungai-sungai itu menuruti mereka dalam alirannya.

{خَالِدِينَ فِيهَا}

mereka kekal di dalamnya. (Ibrahim: 23)

Yakni tinggal untuk selama-lamanya, tidak dipindahkan dan tidak dilenyapkan darinya.

{بِإِذْنِ رَبِّهِمْ تَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلامٌ}

dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah ‘salam’. (Ibrahim: 23)

Seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلامٌ عَلَيْكُمْ}

Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu, sedangkan pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atas’kalian.” (Az-Zumar: 73)

{وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ سَلامٌ عَلَيْكُمْ}

sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), “Salamun ‘Alaikum.” (Ar-Ra’d: 23-24)

{وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلامًا}

dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya. (Al-Furqan: 75)

Dan firman Allah Swt.:

{دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلامٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ}

Doa mereka di dalamnya ialah, “Subhanakallahumma” dan salam penghormatan mereka ialah, “Salam.” Dan penutup doa mereka ialah, “Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.” (Yunus: 10) .

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo