Keberangkatan Ya’qub Ke Negeri Haran

KKeberangkatan Ya’qub Ke Negeri Haran
Sewaktu meninggalkan negeri Palestina, Ishaq memperbekali banyak harta benda maupun hewan ternak untuk Ya’qub sebagai bagian warisan anak sulung. Sementara itu, Ishau merasa geram ketika mendengar kabar bahwa Ya’qub berangkat sambil mengangkut perbekalan berlimpah dari kedua orang tuanya, kemudian Ishau bersiasat untuk merampas bagian waris duniawi yang telah diserahkan Ishaq kepada Ya’qub. Maka Ishau mengutus budak-budak Ishaq agar pergi menyampaikan pesan kepada Ya’qub.
Sewaktu gerombolan ini menyusul Ya’qub, mereka menyampaikan pesan bahwa Ishaq memerintahkan Ya’qub agar menyerahkan kembali muatan perbekalan kepada Ishau melalui mereka, supaya Ishau tidak mendengki ataupun supaya Ishau tidak berangkat mengejar Ya’qub ke negeri Haran.
Di sisi lain, Ya’qub bersyukur telah menerima berkat anugerah Allah yang disampaikan melalui orang tuanya; yang cukup menjadi bekal jaminan hidup di dunia serta di Akhirat.Ya’qub menyerahkan seluruh harta perbekalan ini kepada para budak Ishaq untuk kemudian diserahkan kepada Ishau sehingga Ya’qub harus berjalan tanpa mengangkut bekal apapun ketika sampai di rumah pamannya selain Perlindungan Allah yang selalu menyertai Ya’qub dimanapun ia berada, supaya kelak ia pulang dalam keadaan selamat di negeri ayahnya.
Keberangkatan Ya’qub Ke Negeri Haran
Pada saat kondisi tubuh yang terlalu lelah ia tertidur dalam istirahatnya di bawah batu karang besar. Di tengah-tengah perjalanan ini, Ya’qub mendapat sebuah mimpi nubuat yang bermakna Allah berjanji bahwa keturunan Ya’qub akan berjumlah sangat banyak memenuhi bumi apabila ia tetap setia melaksanakan perintah-perintah Allah.
Selain itu, Ya’qub memperoleh nubuat bahwa ia akan memberkati dua belas putranya sehingga kelak Ya’qub akan disebut sebagai leluhur kedua belas suku. Kemudian Ya’qub mendirikan tanda peringatan di tempat ia telah bermimpi, ia juga berikrar kepada Allah bahwa ia akan bersegera mengadakan persembahan khusus di tempat tersebut apabila Allah menyertai serta memperkenan Ya’qub pulang ke negeri ayahnya dalam keadaan selamat
Keberangkatan Ya’qub Ke Negeri Haran
Setelah selama berhari hari, siang dan juga malam melalui perjalanan yang penuh liku, akhirnya Nabi Ya’qub tiba di pintu gerbang kota Fadan A’ram.Hatinya lega ketika telah melihat binatang-binatang peliharaan bekeliaran di atas padang rumput, dilihatnya juga burung burung bertebaran di udara, serta para penduduk kota yang sedang melakukan aktifitas mencari nafkah untuk mencukup kehidupan masing-masing.
Beberapa saat kemudian, Ya’qub tiba di salah satu persimpangan jalan, kemudian ia berhenti sebentara untuk bertanya kepada salah satu warga untuk bertanya dimanakah tempat tinggal saudara ibunya yang bernama Laban. Karena laban merupakan salah satu orang kaya raya yang memiliki peternakan yang terbesar di kota itu jadi tidak sulit bagi penduduk untuk mengetahui namanya.
Salah satu warga yang ditanyainya bisa tahu segera siapa Laban kemudian menunjukkan jarinya ke arah seorang gadis cantik yang sedang mengembala ternaknya yaitu kambing, ia berkata kepada Ya’qub : “Kebetulan sekali, itulah dia puterinya Laban yang akan dapat membawamu ke rumah ayahnya, ia bernama Rahil”
Keberangkatan Ya’qub Ke Negeri Haran
Setelah mendengar apa yang dikatakan salah satu warga itu, Nabi Ya’qub pun kemudian pergi mendatangi gadis cantik itu, diiringi dengan hati yang berdebar. Lalu dengan suara yang terputus-putus, Ya’qub memperkenalkan diri kepada gadis cantik itu, ia menjelaskan bahwa ia merupakan sudaranya sepupunya sendiri.
Ibunya yang bernama Rifqah merupakan saudara kadung dari gadis yang bernama Rahil itu. Kemudian Ya’qub menjelaskan kepada Rahil bahwa tujuannya datang ke Fadam A’raam bertujuan untuk menemui ayahnya yang bernama Laban untuk menyampaikan pesan dari Nabi Ishaq yang merupakan ayah dari Nabi Ya’qub. Gadis yang bernama Rahil itu pun menyambut baik penjelasan dari Nabi Ya’qub, kemudian dipersilahkan untuk mengikutinya menuju rumahnya atau tempat dimana Laban tinggal.
Cerita Nabi Ya’qub as Setelah bertemua dengan Laban, Nabi Ya’qub berpelukan dengannya sebagai tanda kegembiraan akan pertemuan yang tidak pernah diduga, kemudian air mata pun mengalur ke pipi masing-masing karena harus bersampur suka cita. Selanjutnya Laban menyiapkan kamar khusus untuk keponakannya itu, dan berpesan kepada Nabi Ya;qub agar menganggap sebagai rumah sendiri. Kemudian setelah beberapa minggu tinggal di rumah Laban, Nabi Ya’qub menyampaikan pesan dari ayahnya, yaitu agar mereka berdua menjadi besan dengan jalan menikahkan salah satu puteri Laban dengan Nabi Ya’qub.
Pesan dari ayah Nabi Ya’qub tersebut diterima dengan baik dan laban menyetujui dengan pesan tersebut untuk menikahkan putrinya dengan Nabi Ya’qub. Namun sebelum itu, ada satu syarat, yaitu Nabi Ya’qub harus bersedia membantu Laban dalam menjalankan bisnis peternakannya selama tujuh tahun terlebih dulu. Nabi Ya’qub pun menyetujui syarat yang diajukan oleh calon mertuannya, ia pun mau bekerja mengurus peternakan yang terbesar di kotanya itu