Kisah Nabi Isa Meminta Makanan Lezat Kepada Allah

Kisah Nabi Isa Meminta Makanan Lezat Kepada Allah

Kisah Nabi Isa Meminta Makanan Lezat Kepada Allah

nabi

Meminta Makanan Lezat

Allah telah memberikan hidayah-Nya kepada murid-murid Nabi Isa itu, dan akhirnya mereka beriman kepada-Nya dan rasul-Nya. Murid-murid Nabi Isa itu mengikuti ajaran Nabi Isa, putra Maryam, juga bahkan beriman kepadanya dan mendukungnya.

Nabi Isa dikenal sebagai orang suci dan tidak memiliki keraguan kepada Allah akan apa yang diyakini Nabi Isa beriman kepada Allah tanpa keraguan Nabi Isa ingin orang-orang Bani Israil beriman kepada Allah, karena itu Nabi Isa selalu berdoa kepada Allah memohon kebaikan dan berharap semakin hari ada orang yang mau mendengarkan dan kemudian mengikuti ajaran yang dibawanya. Nabi Isa ingin orang-orang Bani Israil tidak tersesat, menemukan kebenaran dan berbuat kebaikan.

Sejak menerima risalah kenabian. Nabi Isa selalu berdakwah berbagai tempat dan berharap ada yang mendengarkan. Pernah Nabi Isa berdakwah ke daerah perbukitan. Nabi Isa mengajak murid-muridnya. Di perbukitan itu, Nabi Isa dan murid-muridnya yang menyertainya ingin mengajak penduduk setempat  mengenalkan risalah tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa.

Kisah Nabi Isa Meminta Makanan Lezat Kepada Allah

Perjalanan ke perbukitan itu tidaklah mudah, Nabi Isa dan murid-muridnya berhenti sejenak di dekat sebuah pancuran. Nabi Isa dan murid-muridnya duduk. Tapi diluar perkiraan murid-muridnya tiba-tiba Nabi Isa mengusap dan mencuci  kaki murid-muridnya itu. Tentu, murid-murid Nabi terhenyak kaget kemudian bertanya, “Wahai Nabi mengapa engkau mencuci kaki kami?”

Seraya masih terus mencuci kaki murid-muridnya, Nabi Isa menjawab dengan penuh rendah hati. “Aku ingin kalian memperlakukan orang-orang seperti aku memperlakukan kalian. Aku ingin kalian melayani mereka seperti aku melayani kalian.”

Matahari terus bergeser, pagi berganti menjadi siang. Murid-murid Nabi Isa  merasa ada yang melihat di perut mereka. Murid-murid  mulai merasa lapar, Nabi Isa memberikan contoh pada murid-muridnya cara menghilangkan rasa lapar dengan memakan dedaunan dan tumbuhan-tumbuhan liar. Tetapi murid-murid  Nabi Isa tidak tergolong pengembara, sehingga tidak mampu melakukan apa yang  dilakukan Nabi Isa. Sebab, bertahun-tahun Nabi Isa telah meninggalkan keduniawian bisa menahan lapar dan dahaga dengan cara  yang tak biasa. Hal itu yang belum bisa diteladani oleh murid-murid Nabi Isa.

Kisah Nabi Isa Meminta Makanan Lezat Kepada Allah

Dalam kondisi lapar seperti itu, murid-murid Nabi Isa berharap ada keajaiban. Mereka pun membincangkan mukjizat Nabi Isa. “Nabi Isa bisa menciptakan sesekor burung dari tanah liat, dengan izin Allah. Jadi, jika dia memohon kepada Allah untuk menurunkan hidangan dari langit untuk kita,  pastilah bisa.”

Murid-murid Nabi Isa saling pandang, dengan alasan itulah mereka kemudian bertanya kepada Nabi Isa. “Wahai putra Maryam bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan kepada kita dari langit?”

Nabi Isa menoleh kemudian menjawab, “Apakah kalian meragukan kekuasaan Allah?” Kemudian Nabi Isa mengajak pada mereka. “Bertaqwalah kalian kepada Allah juka kalian benar-benar orang yang beriman!” (QS. 5 : 112)

Lalu mereka berkata, “Kami ingin memakan hidangan itu, dan supaya tentram  hati kami, dan supaya kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada  kami dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu” (QS.5 : 113)

Sejenak Nabi Isa terdiam, wajahnya yang semula bersinar kemudian berubah  menjadi layu dan sedih. Bagaimana tidak? Murid-muridnya sedang mengujinya. Padahal sudah jelas Nabi Isa dianugerahi satu mukjizat, pernah membuat burung dari tanah liat, kemudian atas izin Allah nabi Isa meniupnya, dan burung itu menggeliat, hidup dan bisa terbang.

Kisah Nabi Isa Meminta Makanan Lezat Kepada Allah

Mata Nabi Isa hampir berkaca-kaca, karena merasa sedih. Tapi keinginan murid-murid nabi Isa itu seperti tak kuasa ditolaknya Nabi Isa kemudian bersujud kepada Allah. Setelah itu Nabi Isa menengadahkan tangan dan berdoa kepada Allah dengan hati penuh kekhusyukan, dengan satu harapan untuk memenuhi keinginan murid-muridnya.

“Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah rezeki kepada kami, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. 5 : 114)

Tak selang lama kemudian, tempat nabi Isa dan murid-muridnya itu dipenuhi dengan cahaya. Kemudian Allah swt berfirman kepada mereka. ”Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepada kalian, barangsiapa  yang kafir di antara kalian, sesudah  (turun hidangan) itu, maka sesungguhnya Aku dan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.” (QS. 5 : 115)

Beberapa saat kemudian, makanan istimewa (hidangan dari langit yang dijanjikan oleh Allah) itu turun. Dalam hidangan itu, terpampang roti dan daging. Roti dan daging itu terlihat menggiurkan lidah murid-murid Nabi Isa. Bahkan, aroma  dari hidangan itu sampai  menyebar ke segala penjuru disekitar tempat  itu, sehingga  mengundang orang-orang yang lapar dan yang miskin untuk datang menikmati  hidangan tersebut.

Setelah orang-orang itu datang dan melihat di hadapan Nabi Isa dan murid-muridnya terhampar hidangan makanan yang lezat, mereka pun ditawari untuk ikut makan dan minum. Mereka ikut makan dan minum  dengan penuh keceriaan. Tak pernah mereka makan-makanan senikmat dan selezat itu.

Amaliyah
Logo