Tadabbur Juz 18 Al-Qur’an: Kandungan Isi dan Konteks Ayat

Tadabbur Qur'an

Juz 18

Juz 18 Al-Qur’an dimulai dengan Surah Muʾminun, berisi semua Surah Nur, dan berakhir pada ayat dua puluh Surah Furqan. Juz 18 ini berfokus pada kualitas mukmin sejati. Ketiga surah tersebut menekankan kualitas dan karakteristik yang diharapkan dari umat Islam. Ayat penutup Surah al-Ḥajj adalah ayat pertama yang menyebut bangsa ini sebagai Muslim;113 kemudian surah berikutnya dimulai dengan deskripsi mengenai orang-orang yang memiliki keimanan sejati.

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang memelihara kemaluannya. Kecuali terhadap istri-istri mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidaj tercela. Tetapi barang siapa yang mencari di luar itu (zina dan sebagainya)—maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas, dan mereka yang memelihara amanah dan janjinya. Serta orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah para pewaris, yang akan mewarisi surga, di mana mereka akan kekal selamanya.114

Kualitas-kualitas orang beriman, semuanya saling berhubungan. Seseorang yang khusuk dalam shalatnya akan menghindari pembicaraan yang sia-sia. Mereka yang menghindari pembicaraan yang sia-sia juga akan menghindari jalan menuju kemaksyiatan. Menghindari zina adalah cara memenuhi kontrak seseorang dengan Allah, yang menuntun kita untuk memenuhi kontrak kita dengan manusia. Semua kualitas ini terhubung dan mengalir bersama untuk membentuk kepribadian mukmin sejati. Surah ini diakhiri dengan doa yang indah, “Dan katakanlah, Ya Tuhanku, ampunilah aku dan sayangilah aku. Engkaulah sebaik-baik pemberi kasih-sayang.”115

Surah berikutnya, surah Nur, mengambil namanya dari ayat cahaya yang ditemukan dalam surah tersebut. Ini adalah ayat yang kuat dan dalam yang membutuhkan satu buku lain untuk menjelaskannya. Ini adalah perumpamaan tentang kebesaran Allah dan bagaimana Dia membimbing hati orang-orang beriman melalui pesan Islam. Surah al-Muʾminun menggambarkan karakteristik utama orang beriman; Surah Nur mengajarkan kita cara praktis untuk hidup dengan karakteristik ini dan bagaimana kita akan diuji di untuk membuktikan karkateristik-karakteristik  tersebut.

Fokus utama dari surah ini adalah moralitas seksual. Surah ini berisi larangan melakukan zina dan larangan mendekati zina, kewajiban menutup aurat, larangan membuat fitnah, perintah menundukkan pandangan, perintah meminta izin sebelum memasuki rumah seseorang, dan larangan mendengarkan gosip dan fitnah. Semua aturan ini dimaksudkan untuk menuju tujuan utama yang sama: pembentukan komunitas yang bersih secara moral.

Surah Nur diturunkan karena adanya peristiwa fitnah tersebut. Ini adalah peristiwa terkenal di mana orang-orang munafik memulai desas-desus fitnah terhadap istri nabi Aʾishah, ra. Allah menurunkan sejumlah ayat dalam surah ini untuk menegaskan ketidakbersalahannya, serta aturan untuk mencegah insiden semacam itu terjadi kembali. Mayoritas orang yang menyebarkan fitnah ini bukanlah orang munafik yang jahat, mereka adalah orang-orang beriman yang memiliki kebiasaan buruk bergosip. Kejadian ini harus menjadi peringatan tegas agar kita tidak menyebarkan desas-desus dan informasi yang tidak terverifikasi, suatu kebiasaan yang semakin umum di media sosial.

Pelajaran tambahan dari kisah ini adalah pentingnya menjaga ikatan keluarga dan memaafkan kerabat kita atas kesalahannya. Salah satu penggosip utama yang menyebarkan fitnah ini adalah kerabat Aʾishah ra, yang didukung secara finansial oleh ayahnya. Ketika Abu Bakar mengetahui hal ini, dia memutuskan untuk memotong semua dukungan keuangan kepada pria yang telah memfitnah putrinya. Sebagai tanggapan, Allah menurunkan ayat yang kuat ini.

Dan janganlah orang yang memiliki kelebihan dan kelapangan di antara kamu, bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi (bantuan) kepada kerabatnya, dan kepada orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah. Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka, bahwa Allah akan mengampunimu? Dan Allah itu, Maha Pengampun, Maha Penyayang.116

Salah satu metode utama untuk melindungi diri kita dari menyebarkan fitnah adalah dengan menjaga lidah dan pikiran kita, agar tetap fokus untuk mengingat Allah. Pesan ini diulangi di seluruh surah ini, terutama di bagian berikut.

(Cahaya itu) di rumah-rumah (masjid) yang diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya di dalamnya. Di sana bertasbih (mensucikan) Namanya – pagi dan petang – orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari mengingat Allah, dan dari melaksanakan shalat, dan menunaikan zakat (sifat-sifat yang sama yang disebutkan dalam Surah Muʾminun). Mereka takut akan suatu hari ketika hati dan penglihatan terguncang hebat. (Mereka melakukan hal-hal itu) agar Allah membalas mereka dengan yang lebih baik  daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.117

Surah selanjutnya, surah Al-Furqan kembali memuat deskripsi kuat lainnya tentang orang-orang beriman sejati, kali ini mereka disebut sebagai hamba dari Yang Maha Penyayang. Uraian ini akan dibahas pada juz selanjutnya.

 

Catatan Amaliyah.net :

  1. Buku asli berbahasa Inggris, dapat diunduh secara gratis di sini
  2. Buku ini diterjemahkan dengan bantuan google translate, dengan sedikit modifikasi untuk mendapatkan “rasa bahasa” Indonesia yang lebih baik.
  3. Setiap kutipan terjemahan al-quran, telah dikonfirmasi dengan terjemah Qur’an bahasa Indonesia Kemenag RI
  4. Untuk melengkapi seri tadabbur 30 hari ini, anda juga dapat mengunjungi seri tadabbur qur’an 360
Amaliyah
Logo