Juz 6
Juz 6 Al-Qur’an dimulai pada ayat 148 Surah al-Nisaʾ dan berakhir pada ayat 81 Surah al-Maʾidah. Surah al-Maʾidah diturunkan bertahun-tahun setelah Surah al-Nisaʾ, pada tahap yang sangat berbeda dalam kehidupan Nabi. Surah al-Maʾidah adalah salah satu surah terakhir yang diturunkan selama tahun-tahun terakhir era kenabian. Surah ini turun setelah penaklukan Makkah ketika umat Islam akhirnya berada pada posisi kekuasaan. Selama fase kekuasaan ini, Nabi mulai mengirim surat kepada raja-raja berbagai negara untuk mengundang mereka dan rakyatnya agar masuk Islam. Tema Surah al-Ma’idah mencerminkan waktu di mana ia diturunkan.
Beberapa surah pertama Al-Qur’an memberi kita gambaran sekilas tentang fase sejarah Madinah. Surah al-Baqarah menunjukkan kepada kita seperti apa Islam sebelum Badar, sedangkan Surah Al Imran dan al-Nisaʾ menunjukkan kepada kita sekilas kehidupan setelah Uḥud. Surah al-Maʾidah kemudian menunjukkan kepada kita fase terakhir dari Dakwah, dan penyempurnaan hukum syariah43 setelah penaklukan Mekah. Surah al-Maʾidah pada dasarnya berkisar pada dua tema, hukum terakhir Islam dan prinsip-prinsip dakwah kepada ahli kitab dan bangsa lain.
Karena ini adalah surah panjang terakhir yang diturunkan, surah ini berisi banyak rincian tentang berbagai hukum Islam. Ini termasuk hukum makanan, hukum pernikahan, hukum haji, hukum pidana serta dasar dan kerangka spiritual dari hukum-hukum tersebut. Surah ini dimulai dengan seruan kepada kita untuk memenuhi perjanjian kita dengan Allah.44 Ini adalah seruan bagi kita untuk menganggap serius hukum syariah dan menaatinya. Ini termasuk memenuhi perjanjian kita dengan manusia karena itu adalah bagian dari ketaatan kepada Allah.
Ayat ini kemudian diikuti oleh serangkaian ayat yang menjelaskan hukum terakhir Islam. Dalam ayat-ayat ini, Allah memberi tahu kita tentang jenis makanan yang boleh kita makan, serta yang dilarang. Izin untuk memakan makanan yang disembelih oleh Ahli Kitab dan untuk menikahi wanita suci Ahli Kitab juga diwahyukan dalam surah ini.45 Ayat-ayat ini menunjukkan kepada kita bagaimana umat Islam hidup rukun dengan Ahli Kitab di masyarakat pasca Hudaibiyah.
Dua surah sebelumnya mengingatkan kita bahwa kemenangan terletak pada ketaatan kepada Allah. Surah ini, diturunkan setelah kemenangan, termasuk pengingat bahwa Allah memenuhi janji itu dengan penaklukan Mekah.
Dan Ingatlah nikmat Allah atas kalian, dan perjanjian-Nya yang telah Dia janjikan dengan kalian; ketika kalian berkata, kami mendengar, dan kami taat. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Mengetahui segala isi hati.46
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah nikmat Allah atas kalian; ketika suatu kaum bermaksud hendak menyerang kalian dengan tangan mereka, lalu Dia menahan tangan mereka dari kalian. Maka bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah-lah hendaknya orang-orang beriman itu bertawakal.47
Di antara dua ayat ini, Allah mengingatkan kita untuk tetap teguh pada keadilan, dan tidak membiarkan kebencian kita kepada siapa pun menyebabkan kita menjadi tidak adil. Sangatlah penting bahwa ayat ini diturunkan setelah umat Islam berjaya karena orang-orang sering melakukan ketidakadilan setelah mendapatkan kekuasaan. Ayat ini merupakan pengingat yang kuat bagi umat Islam untuk tetap berkomitmen pada keadilan, terutama ketika kita memiliki kekuatan untuk menindas.
Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kalian sebagai penegak keadilan karena Allah, bersaksilah dengan adil; dan janganlah kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena itu lebih dekat kepada ketakwaan, dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Mengetahui tentang apa yang kalian lakukan.48
Sebagian besar dari surah ini berfokus pada kisah Yesus, karena umat Islam lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang Kristen pada fase ini, pengingat tentang tauhid dan bagaimana mengajak orang Kristen ke Islam sering muncul di sepanjang surah ini.
Surah al-Maʾidah juga memuat kisah Qabil dan Habil, dua putra Adam: kisah pembunuhan pertama. Ini sekali lagi mengingatkan kita bahwa kekuasaan dan keserakahan tidak boleh merusak kita dan menyebabkan kita menindas siapa pun. Bagian ini mencakup pengingat terkenal bahwa membunuh satu orang yang tidak bersalah sama dengan membunuh seluruh umat manusia, dan menyelamatkan satu jiwa setara dengan menyelamatkan seluruh umat manusia.49
Surah al-Maʾidah adalah pengingat bagaimana seharusnya umat Islam beroperasi ketika kita berada dalam posisi kekuasaan. Keadilan, pengabdian pada hukum, dakwah, dan pemenuhan perjanjian, semuanya tetap harus menjadi prioritas bagi orang beriman, tidak peduli seberapa besar kekuatan duniawi yang mereka peroleh.
Catatan Amaliyah.net :
- Buku asli berbahasa Inggris, dapat diunduh secara gratis di sini
- Buku ini diterjemahkan dengan bantuan google translate, dengan sedikit modifikasi untuk mendapatkan “rasa bahasa” Indonesia yang lebih baik.
- Setiap kutipan terjemahan al-quran, telah dikonfirmasi dengan terjemah Qur’an bahasa Indonesia Kemenag RI
- Untuk melengkapi seri tadabbur 30 hari ini, anda juga dapat mengunjungi seri tadabbur qur’an 360