Al-Mukmin, ayat 51-56

Al-Mukmin, ayat 51-56

{إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ (51) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ (52) وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْهُدَى وَأَوْرَثْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ الْكِتَابَ (53) هُدًى وَذِكْرَى لأولِي الألْبَابِ (54) فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالإبْكَارِ (55) إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلا كِبْرٌ مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (56) }

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi mereka tempat tinggal yang buruk. Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa; dan Kami wariskan Taurat kepada Bani Israil, untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir. Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi. Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka, melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Abu Ja’far ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah pertanyaan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia. (Al-Mu’min: 50) Yaitu bahwa telah dimaklumi sebagian dari para nabi itu telah dibunuh oleh kaumnya, seperti Nabi Yahya, Nabi Zakaria, dan Nabi Sya’ya; ada pula yang diusir oleh kaumnya keluar dari kalangan mereka; adakalanya hijrah ke negeri lain, seperti Nabi Ibrahim; dan adakalanya diangkat ke langit, seperti Isa. Lalu manakah yang dimaksud dengan pertolongan yang dijanjikan oleh ayat ini dalam kehidupan dunia?

Untuk menjawab per­tanyaan ini, ada dua jawaban, seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, berita yang menyatakan terbunuhnya sebagian nabi itu me­rupakan pengecualian dari hal yang umum, karena kejadiannya hanya menimpa sebagian kecil saja. Dan hal ini diperbolehkan menurut kaidah bahasa.

Kedua, yang dimaksud dengan ‘pertolongan’ ialah menimpakan pembalasan bagi mereka dari orang-orang yang menyakiti mereka, apakah pembalasan ini terjadi saat mereka ada di tempat, ataukah saat mereka telah pergi atau sesudah mereka mati, seperti yang dilakukan terhadap para pembunuh Nabi Yahya, Nabi Zakaria, dan Nabi Sya’ya. Allah menguasakan diri mereka kepada orang-orang yang menghina dan mengalirkan darah mereka dari kalangan musuh-musuh mereka. Telah disebutkan pula bahwa Raja Namrud diazab oleh Allah Swt. dengan azab yang datang dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Sedangkan orang-orang yang menjerumuskan Al-Masih untuk disalib dari kalangan orang-orang Yahudi, Allah menguasakan diri mereka kepada bangsa Romawi, maka bangsa Romawi menindas mereka dan menjadikan mereka hina serta menjadikan musuh mereka menang atas diri mereka.

Kemudian sebelum hari kiamat Isa akan turun sebagai pemimpin dan hakim yang adil. Maka Al-Masih membunuh Dajjal dan bala tentaranya dari kalangan orang-orang Yahudi, lalu dibunuhnya semua babi, semua salib dia hancurkan, dan upeti (pajak) ditiadakan, maka ia tidak mau menerima selain Islam.

Ini merupakan pertolongan yang besar, dan demikianlah sunnah Allah pada makhluk-Nya sejak masa dahulu hingga sekarang. Yaitu bahwa Dia akan menolong hamba-hamba-Nya yang beriman di dunia dan menjadikan mereka senang atas pembalasan yang telah menimpa orang-orang yang telah menyakiti mereka.

Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan sebuah hadis melalui Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah Saw. yang telah bersabda:

Allah Swt. berfirman, “Barang siapa yang memusuhi kekasih-Ku, berarti dia terang-terangan menantang-Ku untuk perang.”

Di dalam hadis yang lain disebutkan:

Sesungguhnya Aku benar-benar akan membalaskan buat kekasih-kekasih-Ku sebagaimana singa medan perang membalas dendam.

Karena itulah Allah Swt. membinasakan kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, para pemilik sumur Rass, kaum Lut, dan penduduk negeri Madyan serta orang-orang yang semisal dengan mereka dari kalangan orang-orang yang mendustakan para rasul dan menentang kebenaran. Dan Allah Swt. menyelamatkan kaum mukmin dari kalangan mereka, sehingga tiada seorang pun dari kaum mukmin yang binasa, sedangkan Dia mengazab semua orang kafir sampai ke akar-akarnya tanpa ada seorang pun dari mereka yang luput.

As-Saddi mengatakan bahwa tidak sekali-kali Allah mengutus seorang rasul kepada suatu kaum, lalu kaum ini membunuhnya —atau ada suatu kaum mukmin yang menyeru kepada perkara yang hak, lalu kaumnya membunuh mereka hingga mereka semuanya binasa— melainkan Allah akan membangkitkan bagi mereka orang-orang yang membalaskan dendam mereka. Kemudian orang-orang yang dibangkitkan oleh Allah itu menuntut darah mereka dari orang-orang yang telah membunuh mereka, yang hal ini terjadi dalam kehidupan dunia.

As-Saddi melanjutkan bahwa para nabi dan kaum mukmin banyak yang dibunuh di dunia, dan mereka mendapat pertolongan (dari Allah) padanya (di dunia). Demikian pulalah Allah Swt. menolong rasul-Nya (Nabi Muhammad Saw.) dan para sahabatnya dalam menghadapi orang-orang yang menentangnya, menghalang-halanginya, mendustakannya, dan memusuhinya. Kemudian Allah menjadikan kalimahnya adalah yang tertinggi dan agamanya muncul di atas agama yang lainnya. Lalu Allah memerintahkan kepadanya untuk hijrah dari kalangan kaum musyrik ke Madinah. Dan Allah menjadikan baginya di dalam kota Madinah orang-orang yang menolongnya dan mendukungnya secara penuh. Kemudian Allah menganugerahkan kepadanya pasukan kaum musyrik pada hari Perang Badar, maka Allah memenangkannya atas mereka dan mengalahkan mereka, membunuh para pemimpinnya dan menawan kaum hartawannya, lalu mereka digiring (ke Madinah) dalam keadaan terbelenggu. Sesudah itu Rasulullah Saw. menganugerahkan kepada mereka pembebasan dengan tebusan yang harus dibayar oleh mereka.

Selang beberapa tahun kemudian Allah menaklukkan untuknya kota Mekah, sehingga senanglah hatinya karena kota kelahirannya (yaitu tanah suci) telah jatuh ke tangannya, dan Allah menyelamatkan kota suci dari kekufuran dan kemusyrikan yang telah membudaya sebelumnya. Sesudah itu Allah menaklukkan negeri Yaman dan tunduklah semua Jazirah Arabia kepadanya, dan manusia mulai memasuki agama Allah secara berbondong-bondong.

Kemudian Allah Swt. mewafatkannya untuk kembali ke sisi-Nya karena ia mempunyai kedudukan yang terhormat di sisi-Nya. Lalu Allah menjadikan para sahabatnya sebagai khalifahnya sepeninggalnya, dan mereka menyampaikan agama Allah kepada manusia sebagai ganti beliau, dan menyeru manusia untuk menyembah Allah Swt. Mereka telah berhasil membuka banyak negeri dan daerah-daerah, kawasan-kawasan serta kota-kota besar, sehingga dakwah Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia, belahan timur dan belahan baratnya.

Selanjutnya agama Islam ini tetap tegak dalam keadaan diberi pertolongan oleh Allah dan dimenangkan sampai hari kiamat terjadi. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). (Al-Mu’min: 51) Yakni kelak pada hari kiamat kemenangan yang diperoleh akan lebih besar dan lebih agung serta lebih mulia.

Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan asyhad ialah para malaikat.

************

Firman Allah Swt.:

{يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ}

(yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya. (Al-Mu’min: 52)

Ini merupakan badal (kata ganti) dari firman-Nya:

{وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ}

dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). (Al-Mu’min: 51)

Ulama lainnya membacanya dengan rafa’ menjadi yaumun seakan-akan menurutnya menjadi tafsir bagi kalimat yang sebelumnya.

{وَيَوْمَ يَقُومُ الأشْهَادُ يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِين}

dan pada hari berdirinya saksi-saksi, (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya. (Al-Mu’min: 51 -52)

Yang dimaksud dengan orang-orang zalim ialah orang-orang musyrik, yakni alasan dan tebusan mereka tidak dapat diterima sama sekali.

{وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ}

dan bagi merekalah laknat. (Al-Mu’min: 52)

Maksudnya, dijauhkan dan diusir dari rahmat Allah Swt.

{وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ}

dan bagi mereka tempat tinggal yang buruk (Al-Mu’min: 52)

Yaitu neraka.

Menurut As-Saddi, artinya seburuk-buruk tempat tinggal dan tempat istirahat adalah neraka.

Ali ibnu Abu Talhah telah mengatakan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bagi mereka tempat tinggal yang buruk. (Al-Mu’min: 52) Yakni kesudahan yang paling buruk.

***********

Firman Allah Swt.:

{وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْهُدَى}

Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa. (Al-Mu’min: 53)

Yakni hidayah dan cahaya yang diutuskan oleh Allah Swt. kepadanya untuk menyampaikannya.

{وَأَوْرَثْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ الْكِتَابَ}

dan Kami wariskan kepada Bani Israil kitab Taurat. (Al-Mu’min: 53)

Maksudnya, Kami jadikan kesudahan yang baik bagi mereka dan Kami wariskan kepada negeri mereka Fir’aun, harta bendanya, penghasilannya, dan tanahnya berkat kesabaran mereka dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah Swt. dan mengikuti rasul-Nya (yaitu Musa a.s.) dan di dalam Kitab yang diwariskan kepada mereka (yaitu kitab Taurat) terkandung:

{هُدًى وَذِكْرَى لأولِي الألْبَابِ}

petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir. (Al-Mu’min: 54)

Yakni akal yang sehat dan bersih.

**********

Firman Allah Swt.:

{فَاصْبِرْ} أَيْ: يَا مُحَمَّدُ {إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ}

Maka bersabarlah (hai Muhammad), karena sesungguhnya janji Allah itu benar. (Al-Mu’min: 55)

Kami telah menjanjikan kepadamu bahwa Kami akan meninggikan kalimahmu dan menjadikan kesudahan yang baik bagimu dan bagi orang-orang yang mengikutimu, Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Dan apa yang Kami ceritakan kepadamu ini adalah benar, tiada keraguan padanya.

**********

Firman Allah Swt.:

{وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ}

dan mohonlah ampunan untuk dosamu. (Al-Mu’min: 55)

Ini merupakan anjuran yang menggugah umatnya untuk banyak membaca istigfar, memohon ampun kepada Allah.

{وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ}

dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang. (Al-Mu’min: 55)

Yakni di penghujung siang hari dan permulaan malam hari.

{وَالإبْكَارِ}

dan pagi hari. (Al-Mu’min: 55)

Maksudnya, permulaan siang hari dan penghujung malam hari.

***********

Firman selanjutnya menyebutkan:

{إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ}

Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. (Al-Mu’min: 56)

Yaitu mereka menolak perkara yang hak dengan perkara yang batil dan menolak alasan yang benar dengan keraguan yang merusak tanpa bukti dan tanpa alasan dari Allah.

{إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلا كِبْرٌ مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ}

tidak ada dalam dada mereka melainkah hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya. (Al-Mu’min: 56)

Yakni tiadalah yang tersimpan di dalam dada mereka kecuali kesombongan yang mempengaruhi diri mereka untuk tidak mengikuti perkara yang hak, dan menghina orang yang mendatangkan perkara yang hak kepada mereka. Dan tiadalah tujuan mereka yang mengarah kepada perbuatan memadamkan perkara yang hak dan meninggikan kalimah yang batil membawa hasil apa pun bagi mereka. Bahkan sebaliknya perkara yang hak itulah yang ditinggikan, sedangkan pendapat dan tujuan merekalah yang direndahkan dan tak terpakai.

{فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ}

maka mintalah perlindungan kepada Allah. (Al-Mu’min: 56)

agar terhindar dari perbuatan yang semisal dengan apa yang dilakukan oleh mereka.

{إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ}

Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (A 1-Mu’min: 56)

atau agar terhindar dari kejahatan perbuatan yang semisal dengan apa yang telah dilakukan oleh orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah tanpa alasan yang dibenarkan. Demikianlah menurut tafsir yang dikemukakan oleh Ibnu Jarir.

Ka’b dan Abu Aliyah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka, tidak ada dalam dada mereka melainkah hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya. (Al-Mu’min: 56)

Abul Aliyah mengatakan bahwa yang demikian itu karena mereka mengira Dajjal adalah salah seorang dari mereka, dan bahwa mereka akan menguasai bumi dengannya. Maka Allah Swt. berfirman kepada Nabi­Nya dan memerintahkan kepadanya agar memohon perlindungan kepada-Nya dari fitnah Dajjal. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Al-Mu’min: 56)

Pendapat ini garib dan menyimpang jauh dari kebenaran, sekalipun ia diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim di dalam kitabnya. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo