Ibrahim, ayat 47-48

Ibrahim, ayat 47-48

{فَلا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ مُخْلِفَ وَعْدِهِ رُسُلَهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ (47) يَوْمَ تُبَدَّلُ الأرْضُ غَيْرَ الأرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ (48) }

Karena itu, janganlah sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya; sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi mempunyai pembalasan. (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) -” langit, dan mereka semuanya (di Padang Mahsyar) berkumpul menghadap kehadirat Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.

Allah Swt. mengikrarkan janji-Nya dengan ungkapan yang kukuh melalui firman-Nya:

{فَلا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ مُخْلِفَ وَعْدِهِ رُسُلَهُ}

Karena itu, janganlah sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya. (Ibrahim: 47)

Maksudnya, Allah akan menolong mereka dalam kehidupan di dunia dan pada hari semua saksi di tegakkan. Kemudian Allah Swt. menyebutkan bahwa Dia Mahaperkasa, tiada sesuatu pun yang dapat menghalang-halangi kehendak-Nya; dan Dia tidak terkalahkan, serta mempunyai pembalasan terhadap orang-orang yang kafir dan ingkar kepada-Nya.

{وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ}

Maka kecelakaan yang besarlah di hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Ath-Thur: 11)

Karena itulah dalam firman selanjutnya di sebutkan:

{يَوْمَ تُبَدَّلُ الأرْضُ غَيْرَ الأرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ}

(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit. (Ibrahim: 48)

Yakni janji Allah ini akan dilaksanakan pada hari bumi diganti dengan bumi yang lain, yang bentuknya tidaklah seperti sekarang yang kita kenal, seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui hadis Abu Hazim, dari Sahl ibnu Sa’d yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Kelak manusia di hari kiamat akan dihimpunkan di bumi yang putih lagi tandus seperti perak yang putih bersih, tiada suatu tanda pun bagi seseorang padanya.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Addi. dari Daud, dari Asy-Sya’bi, dari Masruq, dari Aisyah yang mengatakan bahwa ia adalah orang yang mula-mula bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang makna firman-Nya berikut ini: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (begitu pula) langit. (Ibrahim:-48) Ia bertanya kepada Rasulullah Saw., “Di manakah manusia pada saat itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw. menjawab, “Di atas sirat.”

Imam Muslim meriwayatkan hadis ini secara munfarid tanpa Imam Bukhari, begitu pula Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah melalui hadis Daud ibnu Abu Hindun dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih. Imam Ahmad meriwayatkannya pula dari Affan. dari Wuhaib, dari Daud dan Asy-Sya’bi, dari Siti Aisyah tanpa menyebutkan Masruq (dalam sanadnya).

Qatadah telah meriwayatkan dari Hissan ibnu Bilal Al-Muzani, dari Siti Aisyah r.a., bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang makna firman-Nya: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit. (Ibrahim: 48) Bunyi pertanyaannya ialah, “Wahai Rasulullah, di manakah manusia pada saat itu?” Rasulullah Saw. menjawab: Sesungguhnya kamu menanyakan sesuatu kepadaku suatu per­tanyaan yang belum pernah diajukan oleh seorang pun dari kalangan umatku. Pada saat itu manusia berada di atas jembatan neraka.

Imam Ahmad meriwayatkan melalui hadis Habib ibnu Abu Umrah, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Siti Aisyah telah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang makna firman-Nya: Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nyapada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. (Az-Zumar: 67) Siti Aisyah mengatakan, “Di manakah manusia pada hari itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah Saw. bersabda, “Mereka berada di pinggir neraka Jahannam.”

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Ja’d, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim; ia mendengar Al-Hasan mengatakan bahwa Siti Aisyah r.a. pernah bertanya tentang makna firman-Nya: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain. (Ibrahim: 48) “Dimanakah manusia pada hari itu, wahai Rasulullah? Rasulullah Saw. menjawab, “Sesungguhnya ini adalah suatu pertanyaan yang belum pernah diajukan oleh seorang pun. Hai Aisyah, mereka pada hari itu berada di atas sirat.

Imam Ahmad meriwayatkannya dari Affan, dari Al-Qasim ibnul Fadl, dari Al-Hasan dengan sanad yang sama.

Imam Muslim ibnul Hajjaj mengatakan di dalam kitab Sahih-nya bahwa:

telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Ali Al-Hilwani, telah menceritakan kepadaku Abu Taubah Ar-Rabi’ ibnu Nafi’, telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah ibnu Salam, dari Zaid (saudaranya). Ia pernah mendengar Abu Salam mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abu Asma Ar-Rahbi; Sauban maula Rasulullah Saw. pernah menceritakan kepadanya bahwa ketika ia sedang berdiri dihadapan Rasulullah Saw., datanglah seorang ulama Yahudi kepada Rasulullah Saw., lalu berkata, “Semoga kesejahteraan atas dirimu, hai Muhammad.” Maka aku (Sauban) mendorongnya dengan dorongan yang cukup kuat sehingga hampir saja ia terjatuh karena doronganku. Lalu ia berkata kepadaku, “Mengapa kamu mendorongku?” Aku menjawab, “Mengapa tidak-kamu katakan, Wahai Rasulullah?” Orang Yahudi itu berkata, “Sesungguhnya aku memanggilnya dengan nama yang diberikan oleh orang tuanya.” Maka Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya namaku Muhammad, itulah nama yang diberikan kepadaku oleh orang tuaku.” Orang Yahudi itu berkata, “Saya datang kepadamu untuk bertanya.” Rasulullah Saw. bersabda, “Apakah ada manfaatnya bila saya katakan sesuatu kepadamu?” Orang Yahudi itu menjawab, “Saya akan mendengarnya dengan baik.” Maka Rasulullah Saw. mengetuk-ngetukan tongkat kayu yang ada di tangannya dan bersabda, “Bertanyalah.” Orang Yahudi mengatakan, “Di manakah manusia berada pada hari bumi diganti dengan bumi yang lain dan begitu pula langit?” Rasulullah Saw. bersabda: Mereka berada di dalam kegelapan sebelum jembatan (sirat). Orang Yahudi itu bertanya.”Siapakah manusia yang mula-mula melewatinya?” Rasulullah Saw. menjawab: Orang-orang yang fakir dari kalangan Muhajirin. Orang Yahudi itu berkata, “Apakah hadiah makanan mereka di saat mereka memasuki surga?” Rasulullah Saw. menjawab: Lebihan hati ikan Nun. Orang Yahudi itu bertanya lagi, “Lalu apakah makanan mereka sesudahnya?” Rasulullah Saw. menjawab: Disembelihkan buat mereka sapi jantan surga yang makanannya mengambil dari pinggiran-pinggiran surga (yakni digembalakan di pinggiran surga). Orang Yahudi itu bertanya lagi, “Lalu apakah minuman mereka setelah makan makanan tersebut?” Rasulullah Saw. bersabda: Dari mata air yang ada di dalam surga yang disebut Salsabila. Orang Yahudi itu berkata, “Engkau benar.” Lalu ia berkata lagi, “Saya datang kepadamu untuk menanyakan sesuatu yang tiada seorang penduduk bumi pun mengetahui jawabannya kecuali seorang nabi atau seseorang atau dua orang.” Rasulullah Saw. balik bertanya, “Apakah ada manfaatnya bila aku katakan kepadamu?” Orang Yahudi itu berkata, “Saya akan mendengarnya dengan baik.” Orang Yahudi itu mengajukan pertanyaan­nya, “Saya datang kepadamu untuk menanyakan tentang anak.” Rasulullah Saw. bersabda: Mani laki-laki putih dan mani perempuan kuning, apabila ke duanya berkumpul, lalu mani lelaki mengalahkan air mani perempuan, maka dengan seizin Allah anaknya menjadi lelaki. Dan apabila air mani perempuan mengalahkan air mani laki-laki, maka dengan seizin Allah anaknya menjadi perempuan. Maka orang Yahudi itu berkata.”Engkau benar, dan sesungguhnya engkau adalah seorang nabi.” Lalu lelaki Yahudi itu pergi. Dan Rasulullah Saw. bersabda.” Sesungguhnya orang ini telah menanyakan kepadaku pertanyaan yang tiada pengetahuan bagiku tentangnya barang sedikit pun, seandainya tidak ada utusan dari Allah yang memberitahukannya kepadaku (tentang jawabannya).”

Abu Ja’far ibnu Jarir At-Tabari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Auf, telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami Sa’id ibnu Sauban Al-Kala’i, dari Abu Ayyub Al-Ansari, bahwa seorang pendeta Yahudi bertanya kepada Nabi Saw. tentang makna firman Allah Swt.: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit. (Ibrahim: 48) Ia berkata, “Di manakah manusia pada saat itu?” Maka Rasulullah Saw. menjawab, “(Mereka) adalah tamu-tamu Allah, maka hal itu amatlah mudah bagi Allah dengan kekuasaan yang ada di sisi-Nya.

Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui hadis Abu Bakar ibnu Abdullah ibnu Abu Maryam dengan sanad yang sama.

Syu’bah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq bahwa ia telah mendengar dari Amr ibnu Maimun. Barangkali dia mengatakan bahwa Abdullah (Ibnu Mas’ud) berkata, dan barangkali dia tidak menyebutnya. Lalu saya bertanya kepadanya, “Apakah dia menerimanya dari Abdullah?” Ia mengatakan bahwa ia pernah mendengar Amr ibnu Maimun mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain. (Ibrahim: 48) Bahwa bumi yang lain itu warnanya putih seperti perak lagi bersih, tidak pernah dialirkan darah padanya dan tidak pernah dilakukan suatu dosapun padanya. Pandangan mereka menembus jauh dan suara juru penyeru kedengaran oleh mereka, mereka dalam keadaan tidak beralas kaki dan telanjang, seperti keadaan mereka ketika diciptakan (dilahirkan). Perawi mengatakan, ia menduganya mengatakan bahwa mereka dalam keadaan berdiri, hingga keringat mereka sampai pada mulut mereka.

Telah diriwayatkan pula dari jalur yang lain dari Syu’bah, dari Israil, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun, dari ibnu Mas’ud hal yang semisal. Demikian pula yang diriwayatkan oleh Asim, dari Zur, dari Ibnu Mas’ud dengan sanad yang sama. Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun, bahwa Abdullah ibnu Mas’ud tidak menceritakan hal ini. Demikianlah menurut keterangan yang diketengah­kan oleh Ibnu Jarir.

Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telab menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Ubaid ibnu Uqail, telah menceritakan kepada kami Sahl ibnu Hammad Abu Gayyas, telah menceritakan kepada kami Jarir ibnu Ayyub, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Maimun, dari Abdullah, dari Nabi Saw. sehubungan dengan makna firman Allah swt.: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain. (Ibrahim: 48) Nabi Saw. bersabda, “Bumi yang putih, tidak pernah dialirkan darah pada­nya, tidak pernah pula dilakukan suatu dosa pun padanya.”

Kemudian Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, “Kami tidak mengetahui ada orang yang me-rafa’-kannya selain Jarir ibnu Ayyub, sedangkan dia orangnya tidak kuat.”

Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah ibnu Hisyam, dari Sinan, dari Jabir Al-Ju’fi, dari Abu Jabirah, dari Zaid yang telah menceritakan bahwa Rasulullah Saw. mengirimkan utusan kepada orang-orang Yahudi, lalu beliau bertanya (kepada para sahabatnya), “Tahukah kalian mengapa saya mengirimkan utusan kepada mereka?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah Saw. bersabda bahwa beliau mengirimkan utusannya kepada mereka untuk menanyakan tentang firman-Nya: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain. (Ibrahim: 48) Sesungguhnya pada waktu itu bumi berwarna putih seperti perak. Setelah utusan Nabi Saw. datang kepada orang-orang Yahudi, lalu para utusan itu menanyakan hal tersebut. Mereka (orang-orangYahudi) menjawab bahwa saat itu bumi berwarna putih seperti perak.

Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ali, Ibnu Abbas, Anas Ibnu Malik, dan Mujahid ibnu Jubair, bahwa kelak di hari kiamat bumi akan diganti dengan bumi dari perak.

Dari sahabat Ali r.a., ia mengatakan bahwa bumi akan menjadi perak dan langit menjadi emas.

Ar-Rabi’ telah meriwayatkan dari Abul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka’b yang mengatakan bahwa langit akan menjadi gelap gulita. Abu Ma’syar telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi, dari Muhammad ibnu Qais sehubungan dengan makna firman-Nya: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain. (Ibrahim: 48) Bahwa bumi menjadi roti, orang-orang mukmin dapat makan dari bawah kaki mereka.

Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Waki’, dari Umar ibnu Bisyr Al-Hamdani, dari Sa’id ibnu Jubair, yakni sehubungan dengan makna firman-Nya: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain. (Ibrahim: 48) Bahwa bumi diganti dengan roti yang putih, orang mukmin dapat makan dari bawah telapak kakinya.

Al-A’masy telah meriwayatkan dari Khaisam yang mengatakan, “Abdullah ibnu Mas’ud pernah mengatakan bahwa bumi pada hari kiamat semuanya berupa api, dan surga ada di belakangnya, kelihatan isi dan perhiasannya, sedangkan manusia ditenggelamkan oleh keringatnya. Keringat mereka telah menenggelamkan mereka, sedangkan mereka masih belum menjalani hisab.

Al-A’masy telah meriwayatkan pula dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Qais ibnus Sakan yang mengatakan bahwa Abdullah Ibnu Mas’ud pernah berkata, “Di hari kiamat kelak seluruh bumi menjadi api, di belakangnya terdapat surga, isi dan perhiasannya kelihatan. Demi Tuhan yang jiwa Abdullah berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya seorang lelaki benar-benar mengucurkan keringatnya, sehingga menenggelamkan telapak kakinya, lalu keringatnya naik sampai ke hidungnya, padahal hisab masih belum dijalaninya.” Mereka bertanya, “Mengapa demikian, wahai Abu Abdur Rahman (nama panggilan Ibnu Mas’ud)?” Ibnu Mas’ud menjawab, “Hal itu terjadi karena pemandangan dan peristiwa yang mereka alami.”

Abu Ja’far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Ar-Rabi’ ibnu Anas, dari Ka’b, sehubungan dengan makna firman-Nya: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain, dan (begitu pula) langit. (Ibrahim: 48) Langit menjadi gelap gulita, laut berubah menjadi api, dan bumi diganti dengan bumi yang lain.

Di dalam hadis yang diriwayatkan, oleh Imam Abu Daud disebutkan bahwa:

tiada yang menempuh jalan laut kecuali orang yang berperang, atau pergi haji, atau pergi umrah, karena sesungguhnya di bawah laut itu neraka; atau di bawah neraka itu laut.

Di dalam hadis masyhur tentang suwar (sangkakala) dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw., disebutkan bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:

Allah mengganti bumi dengan bumi yang lain, begitu pula langit, lalu Dia menggelarkannya dan menghamparkannya sebagaimana seseorang menghamparkan kulit (dari pasar) ‘Ukaz, tiada yang rendah, tiada pula yang tinggi. Kemudian Allah menggiring makhluk dengan sekali giring, tiba-tiba mereka telah berada di bumi yang telah diganti itu.

*******************

Firman Allah Swt.:

{وَبَرَزُوا لِلَّهِ}

dan mereka semuanya (di Padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah. (Ibrahim: 48)

Yakni semua makhluk keluar dari kuburannya masing-masing menghadap kepada Allah.

{الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ}

Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa. (Ibrahim: 48)

Allah yang mengalahkan segala sesuatu dan menundukkannya, serta tunduklah kepada-Nya semua kepala dan tunduk takutlah kepada-Nya semua akal.

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo