Kisah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman dalam Islam

Kisah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman dalam Islam

Kisah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman dalam Islam

nabi

Nabi Daud mempunyai seorang anak yang bernama Sulaiman. Sulaiman adalah anak yang cerdas dan kecerdasannya itu tampak sejak masa kecilnya. Usia Sulaiman mencapai sebelas tahun ketika terjadi kisah ini. Allah SWT berfirman:

“Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberihan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu. ” (QS. al-Anbiya’: 78-79)

Kisah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman dalam Islam

Seperti biasanya, Daud duduk dan memberikan keputusan hukurn kepada manusia dan menyelesaikan persoalan mereka. Seorang lelaki pemilik kebun datang kepadanya disertai dengan lelaki yang lain. Pemilik kebun itu berkata kepadanya: “Tuanku wahai Nabi, sesungguhnya kambing laki-laki ini masuk ke kebunku dan memakan semua anggur yang ada di dalamnya. Aku datang kepadamu agar engkau menjadi hakim bagi kami. Dan aku menuntut ganti rugi.”

Daud berkata kepada pemilik kambing: “Apakah benar bahwa kambingmu memakan kebun lelaki ini?” Pemilik kambing itu berkata: “Benar wahai tuanku.” Daud berkata: “Aku telah memutuskan untuk memberikan kambingmu sebagai ganti dari apa yang telah dirusak oleh kambingmu.” Sulaiman berkata: “Allah telah memberinya hikmah di samping ilmu yang diwarisi dari ayahnya— aku memiliki hukum yang lain, wahai ayahku.” Daud berkata: “Katakanlah wahai Sulaiman.” Sulaiman berkata: “Aku memutuskan agar pemilik kambing mengambil kebun laki-laki ini yang buahnya telah dimakan oleh kambingnya. Lalu hendaklah ia memperbaikinya dan menanam di situ sehingga tumbuhlah pohon-pohon anggur yang baru. Dan aku memutuskan agar pemilik kebun itu mengambil kambingnya sehingga ia dapat mengambil manfaat dari bulunya dan susunya serta makan darinya. Jika pohon anggur telah besar dan kebun tidak rusak atau kembali seperti semula, maka pemilik kebun itu dapat mengambil kembali kebunnya dan begitu juga pemilik kambing pun dapat mengambil kambingnya.” Daud berkata: “Ini adalah keputusan yang hebat wahai Sulaiman. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberimu hikmah ini. Engkau adalah Sulaiman yang benar-benar bijaksana.” Nabi Daud—meskipun kedekatannya kepada Allah SWT dan kecintaannya kepada-Nya—selalu belajar kepada Allah SWT. Allah SWT telah mengajarinya agar ia tidak memutuskan suatu perkara kecuali setelah ia mendengar perkataan kedua belah pihak yang bertikai.

Rencana Pembangunan Baitul Maqdis

Daud bermaksud hendak mendirikan “rumah perhentian untuk tabut” dan “untuk tumpuan kaki Allah”, dalam bentuk “Bait Allah”. Ia juga telah membuat persediaan untuk mendirikannya. Tetapi Allah telah berfirman kepadanya: “Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab engkau ini seorang prajurit dan telah menumpahkan darah.” Namun  Allah, telah memilih Daud dari antara segenap untuk menjadi raja atas bani Israel selama-lamanyaDan dari antara anak-anak Daud sekalian—sebab banyak anak telah dikaruniakan Allah kepadanya—Ia telah memilih Sulaiman untuk duduk di atas takhta pemerintahan bani Israel. Allah telah berfirman kepada Daud: “Sulaiman, anakmu, dialah yang akan mendirikan rumah-Ku dan pelataran-Ku.”

Daud yang mulai pembangunan Bait Suci yaitu Baitul Muqaddis yang kemudian diselesaikan oleh anaknya Sulaiman, yang kemudian sekarang menjadi tempat Masjid Al-Aqsa. Sampai saat ini Masjidil Al-Aqsa diyakini baik oleh umat Islam dan Yahudi menjadi kunci untuk menemukan kembali tabut.

Kontroversi versi IBRANI dan al-quran: Kisah Dua Orang Bersaudara Yang Berselisih

Daud sering menyendiri dalam bilik khusus untuk beribadah kepada Allah, beberapa kali dalam sehari. Suatu hari ketenangannya terusik dengan kedatangan dua orang yang masuk ke bilik doanya dengan memanjat dinding. Daud terkejut, namun kedua orang tersebut kemudian menjelaskan bahwa mereka adalah dua orang bersaudara yang sengaja datang keoada Daud untuk menyelesaikan perselisihan di antara mereka. Salah satu di antara mereka berkata kepada nabi Daud, “Saudaraku ini memiliki 99 ekor kambing betina, sementara aku hanya memiliki 1 ekor kambing saja. Tapi dia serakah dan menginginkan kambingku yang hanya 1 ekor itu. Dia mengalahkanku dalam perdebatan dan hampir-hampir merebut kambingku. Bagaimana pendapatmu wahai Daud?”. Nabi Daud langsung menasehati mereka tentang betapa seorang hamba yang seharusnya bersyukur karena sudah mendapatkan karunia yang banyak, masih saja iri kepada orang lain. Nabi Daud cenderung berpihak kepada laki-laki yang hanya memiliki 1 ekor kambing, karena hanya 1 orang itu yang memberikan kesaksian. Seharusnya Nabi Daud mendengarkan dulu pendapat kedua belah pihak. Beliau segera menyadari kesalahannya dan tersesungkur sujud, mohon ampun kepada Allah.

Kedua orang tersebut adalah malaikat yang diutus Allah unutk menguji Daud. Ternyata Nabi Daud tidak mendengarkan kesaksian dari semua pihak yang berselisih, dan itu adalah sebuah kesalahan sangat beliau sesali.

Berikut cerita Al’quran mengenai kisah ini:

QS. Sad [38] : 21-25

(21) Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat pagar?

(22) Ketika mereka masuk (menemui) Daud lalu ia terkejut karena kedatangan) mereka. Mereka berkata: “Janganlah kamu merasa takut; (kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat zalim kepada yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus.

(23) Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Maka dia berkata: “Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan”.

(24) Daud berkata: “Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini”. Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.

(25) Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik.

Terdapat tafsir lain yang juga popular terhadap ayat ini. Dikatakan bahwa kedatangan malaikat yang menyamar menjadi dua orang bersaudara itu, untuk menyindir nabi Daud yang ingin menikahi seorang wanita yang masih menjadi istri panglima perangnya, padahal Nabi Daud sudah memiliki 99 orang istri.

Kisah Nabi Daud dan Nabi Sulaiman dalam Islam

Namun banyak ulama menganggap tafsir yang berasal dari berita-berita israiliat ini sangat lemah, karena tidaklah mungkin seorang nabi yang mulia menginginkan hal buruk seperti itu. Namun Ayat Al-Quran di atas secara gamblang menjadi pengingat kepada Nabi Daud pada seusatu kesalahan tertentu, dimana kesalahan tersebut merupakan obyek perdebatan. Dalam kisah di dalam taurat, terdapat kesamaan ending dari kontroversi ini, Allah memberi taguran kepada Nabi Daud, dan Nabi Daud memohon ampun kepada Allah, dan diampuni dosanya.

Amaliyah
Logo