Yang belum atau tidak terbiasa, sungguh berat melaksanakan shaum Ramadhan. Karena itulah, kita diajarkan untuk “berlatih” puasa (sunah) pada bulan-bulan jelang Ramadhan. Agar ketika baligh siap berpuasa penuh, anak-anak pun sebaiknya dilatih shaum pada Bulan Suci.
Dampak positif latihan puasa pada anak-anak:
– Berlatih mengenal kewajibannya, berlatih sabar dan jujur (kecerdasan emosil.
– Meningkatkan kecerdasan sosial (empati, merasakan penderitaan orang lain dan berbuat untuk orang lain).
– Meningkatkan Kecerdasan spiritual, meningkatkan kesehatan fisik, meningkatkan kedisiplinan melalui bangun pagi,
– Mematuhi aturan yang berlaku dalam beribadah puasa.
Kebanyakan anak harus lebih dulu dikondisikan dan didorong untuk mencintai puasa. Kalau perlu ada reward and punishment. Ini wajar, mengingat mereka berada di usia perkembangan. Tidak ada batasan usia yang jelas kapan anak mampu berpuasa. Terkadang ada yang berusia 5 tahun sudah mampu berpuasa sehari penuh, tapi ada yang berusia lebih besar belum kuat untuk berpuasa.
TAHAP PERSIAPAN
Tanamkanlah kecintaan pada Ramadhan, dengan cara membacakan cerita-cerita Ramadhan dari buku atau pengalaman orang tua di masa kecil. Buat suasana rumah lebih semarak untuk menyambut Ramadhan, semisal dengan hiasan karya sekeluarga.
Sekolah islam atau TPA, biasanya juga menyelenggarakan pawai Marhaban Ramadhan untuk menyemarakkan suasana.
TAHAP PELAKSANAAN
1. Sahur Seru: Untuk lebih bersemangat bila misalnya kita undang sepupu atau teman dekatnya untuk bermalam di rumah dan sahur bersama. Juga menyediakan makanan istimewa yang disukai anak.
2. Puasa Gembira: Alihkan perhatian anak dari rasa lapar dan haus pada jam-jam “kritis” dengan bermain ringan, tidur, atau bersilaturrahmi kepada teman dan kerabat yang juga berpuasa. Disamping itu lama waktu anak berpuasa dapat dibuat bergradasi, misalnya diawali dengan puasa beberapa jam dan semakin hari semakin meningkat sehingga dapat digenapkan hingga adzan maghrib. Sebenarnya secara lahiriah anak sudah diberikan kekuatan oleh Allah untuk menahan lapar, untuk itu ayahbunda perlu lebih sabar dalam memotivasi dan tidak mudah menyerah mend en gar rengekan ananda meskipun tidak boleh juga Terlalu memaksa.
3. Berbuka Sehat: Pilihlah makanan yang sehat sesuai dengan anjuran ahli gizi. Saat berbuka pilihlah makanan yang istimewa meskipun tidak harus mahal dan jadikan saat berbuka sesuatu yang istimewa, syahdu dan harmonis di tengah keluarga.
TAHAP PENGUATAN
Berapapun jumlah hari anak dapat berpuasa, apakah dapat dilakukannya sehari penuh atau tidak anak tetap harus di hargai. Hadiah yang diberikan tidak perlu selalu dalam bentuk materi namun memang sebaiknya yang bermakna dan diharapkan oleh anak. Perlu pula diceritakan betapa ruginya orang yang tidak berpuasa dan betapa berharganya hari kemenangan di idul fitri sebagai hari kemenangan bagi orang yang berpuasa. Ayah bunda hanyalah manusia yang sedang berusaha menjalankan amanah Allah dalam bentuk melatih anak hingga akhirnya menjadi manusia yang dapat menjalankan ibadah puasa dengan baik. Dengan motif yang lurus dan usaha memperlancar proses perkembangan ananda dan dilengkapi dengan doa kepada sang pencipta dan penentu segala, maka atas izin-Nya proses yang alamiah ini dapat terlaksana dengan mulus, amin
oleh:Dina Kamalia, Psi
Disadur dari Newsletter Masakini
support by:
umroh-haji.net