Allah “menghendaki supaya semua orang memperoleh pengetahuan akan kebenaran”, seperti yang di lakukan-Nya terhadap Adam dan Hawa.
Dia ingin agar manusia memberikan dampak positif bagi dunia ini. Kehendak-Nya bagi tiap-tiap kita adalah supaya kita hidup dengan cara sedemikian rupa sehingga kita memberikan pengaruh pada orang lain demi kebaikan rohani mereka. Seperti terang dan garam yang ada di dalam dunia ini.
Garam adalah bumbu yang digunakan untuk memberi rasa dan juga mengawetkan. Garam akan menyerap dan menyebar ke seluruh makanan yang ditaburinya, dan menyebabkan perbedaan rasa. Allah menghendaki setiap orang berfungsi sama seperti garam yaitu menyebarkan daya tarik dan cinta kasih dengan orang lain. Tetapi perlu di ingat bahwa “garam kehidupan kita” akan turun kadarnya bila kita mempraktikkan kebiasaan-kebiasaan dan perilaku yang tidak terpuji. Pola dosa yang terus-menerus akan membuat kita menjadi “tawar” dan tidak efektif.
Terang mengenyahkan kegelapan, menunjukkan apa yang sedang terjadi, menerangi jalan, dan memberi peringatan akan bahaya. Kita menjadi terang dengan cara merefleksikan diri kita melalui percakapan dan tindakan kita. Sama seperti jelaga pada lentera kaca akan membuat redup cahayanya, demikian juga dosa akan merusak keefektifan kita dan mengurangi pengaruh kita. Semakin banyak dosa di dalam hidup kita, semakin redup cahaya yang dapat kita pancarkan.
Kadar pada garam dan intensitas pada cahaya, itulah yang memberikan pengaruh keduanya. Karakter kita yaitu siapa diri kita ketika tidak ada orang yang melihat itulah yang menentukan kemampuan kita untuk memengaruhi dunia kita.
Sekarang, pikirkanlah dampak yang dapat Anda buat dengan mengikuti karunia akan “garam” dan “terang” dari Allah.
Regards,
Gundolo Sosro