Saya Dibilang Kuno!

Saya Dibilang Kuno!

Keadian ini berawal ketika ada seorang saudara yang saya sebut ‘kakak’ rnenelepon dari Bandung. Ini surprise karena saya rnengundang dia lewat srns untuk hadir di acara launching buku Berkaca Kepada Bening. Buku yang ditulis oleh seorang doktor wanita dari Mesir ini bagus dan saya rnernberi kata pengantar.

Penerbit rnengundang saya sebagai bintang tamu. Sang kakak ini selain sebagai nara surnber juga nyanyi bersama Yoga Zero dan kolaborasi dengan MG 17, sebuah grup pop religi bentukan Mas Aef, suami saya. Saya juga mengundang saudara-saudara saya yang lain dan teman-teman untuk datang. Ini merupakan pengalaman baru bagi saya di Islamic Book Fair. Setiap tahun selalu ada saja penerbit yang mengundang saya bedah buku tapi baru tahun ini saya membedah buku sambil nyanyi.

Sang kakak ini bela-belain membalas sms saya dengan rnenelepon langsung dari Bandung, sedangkan kakak-kakakku yang lain tidak satupun membalas smsku.
“Acaranya besok ya sayang?” begitu ujarnya manis di seberang sana.
“Ya, datang ya kak, aku bedah buku bagus dan nyanyi lho … ,’ rayu saya.
“Ha? Menyenangkan sekali!” jawab dia surprise. Karena saya tahu di antara keluarga hanya saya yang dianggap nggak bisa nyanyi (saya terkenal kutu buku, ehm!). “Tapi sayang sekali saya harus berada di Bandung sarnpai dengan hari Minggu, An … Biasa ada dagangan,’ lanjut kakak. Sang kakak memang pedagang emas berlian yang cukup sukses di Jakarta.
“Wah, iya sayang sekali, jawabku kecewa. Sebetulnya tujuan utama saya mengundang sang kakak supaya beli buku itu. Buku tersebut berisikan panduan wanita bertaubat pada Allah SWT. Ketika membaca buku itu saya sampai merinding karena begitu banyak dosa yang tanpa saya ketahui dan sering saya lakukan. Dengan membaca buku tersebut saya berharap setiap Muslirnah lebih rajin berhias bagi hati, selain bersolek untuk diri. Bahkan para Rasul pun bertaubat, masa’ kita sebagai manusia biasa sornbong untuk tidak istighfar tiap waktu.

Rasullullah saw sendiri pun tiap hari tidak kurang membaca 100 kali istighfar. Padahal beliau sudah ‘terjaga’ dan ada jaminan masuk Surga Allah kan? Nah kakak saya yang satu ini walaupun usianya sudah lebih tua tiga tahun dari saya masih saja suka dugem. Saya mengerti pekerjaannya yang membutuhkan konsentrasi dan kecermatan hingga sering mengakibatkan stres. Dengan demikian, sang kakak sering mengusir rasa stres itu dengan berbagai cara. Nah, mumpung ada buku bagus, yaitu bagaimana mengusir stres ala mendekatkan diri pada Sang Pencipta, murah meriah, tinggal menangis di hadapan-Nya, maka saya undanglah dia.

An, kamu kenaI ama Pak Wahid, kan?’
Saya masih belum mudeng (mengerti) dengan pengalihan pembicaraan yang dilakukannya.
Pak Wahid siapa?
Itu lho Ketua MPR.’
Oh, Ustadz Hidayat Nur Wahid. Kenapa ?’
Mau dong dikenalin? Kan doi sekarang sendiri .. .’

Wah, saya tertawa dalam hati.
Ustadz Dayat ‘laris’ juga. Ini pembicaraan udah ngawur. Bukan ustadz nggak boleh nikah lagi Tho. Tapi saya tahu sang kakak masih punya suami dan gaya hidupnya pasti beda banget ama ustadz yang terkenal alim dan tawadhu’. Saya masih menanggapi dengan guyon karena saya pikir sang kakak hanya bercanda.

‘Wah, ustadz pasti pusing kalau punya istri dikau, kak .. .’
‘Ah biarin aja. Yang pusing kan dia bukan saya,‘ jawabnya enteng sambil tertawa.
Tidak lucu sama sekali. Saya benar-benar tercekat dengan jawaban sang kakak. Egoisnya! Wah saya makin tak rela ustadz dikenalkan dengannya walau hanya dengan guyonan. Saya akhirnya hanya mampu diam.

Eh An, saya tanggal 24 akan ke Singapur lho,” ujarnya gembira
‘Tanggal 24, Jibril ulang tahun .. .” kata saya masih memikirkan misi saya yang gagal.
Oke, jangan kuatir saya akan bawain kado dari sana.’
Saya tidak bersemangat menjawab segera. Lalu …

‘Ngapain di sana, kak? Ada dagangan?’
‘Nggak, aku ditraktir teman untuk nonton konser band.
Saya tidak menyebutkan nama grup band asing tersebut karena saya masih nggak hafal sampai saya ketik naskah ini dan untuk tidak mendeskriditkan nama band tersebut yang kini digila-gilai jutaan wanita di dunia bahkan bagi wanita seusia kakakku ini.

‘Ngapain nonton band apa kak … sampai ke Singapura. Sayang uangnya khan
?’, ujarku.
Saya membayangkan uang jutaan yang melayang. Bagi sebagian besar penduduk Indonesia yang masih pusing dengan harga sembako yang terus merangkak naik, termasuk saya, hal itu mewah sekali.

‘Ditraktir ini?! Lagian kamu kuno banget ya nggak kenal ama band … Band ini khan lagi ngetop? Makanya jangan pake kerudung, bikin cupet dan nggak up to date, nggak gaul’
Lho, jangan mengaitkan kerudung saya dengan ketidak tahuan saya dengan adanya band ini itu ya? Lagian apa untungnya saya mengenal band itu?‘ Wah saya jadi meradang. Astaghfirullah..

Ah males berdebat ama kamu. Kamu tahunya cuma Qur’an!’

Telepon ditutup dengan keras dari seberang sana. Saya lama tercenung memegang hape.
Duh Ya Ghaffar, ampuni hamba-Mu yang bodoh ini hingga jilbab yang saya pakai menjadi emoohannya. Saya ingin menangis, tapi saya tahan air mata ini supaya tidak jatuh. Saya harus kuat. Ini merupakan cambuk buat saya bahwa Muslimah, terutama yang pakai jilbab harus pintar alias smart dan up to date. Tapi tetap saya nggak mau tanya sama Talitha, anak saya, yang selalu mengetahui nama-nama artis yang lagi populer, baik pribadi maupun group, dari luar negeri maupun lokal. Tidak penting gitu lho. Yang saya pikirkan hanya ucapan sang kakak yang mengaitkan sesuatu hal yang tidak penting, yang sifatnya sementara, dengan sesuatu yang sangat mulia, yaitu menjaga kehormatan wanita dengan menutup auratnya.

Ada perasaan mengusik, ada resah di hati. Kalau sudah begini, biasanya saya selalu menelpon emak atau suami. Tapi entah kali saya ingin curhat langsung sama Allah SWT Setelah hati saya tenang, saya ambil hape saya dan menulis sms untuk kakak:

Ass kkku sayang, memakai jilbab untuk muslimah hukumnya wajib krn itu adalah perintah Allah (QS 24:31, 33:59). Biarlah saya diktkan kuno, krn saya hidup mencari ridho Allah swt semata, bukan mencari pujian dari manusia. Wass
Saya tunggu balasan dari dia. Saya lega sampai larut malam tidak ada balasan. Saya berharap wanita seperti dia, cerdas, kaya, banyak teman, pandai bergaul dan cenderung cukup berpengaruh di antara teman gaulnya ini, bisa merengkuh taufiq dan hidayah dari Allah SWT sehingga bermanfaat buat dakwah Islam. Amin
Allahumma Amin

Oleh Anneke Putri, mantan artis
Diambil dari Majalah Al-Mujtama

support by:

umroh-haji.net

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo