Juz 10
Tema perang dan konflik mengalir di seluruh juz 10 Al-Qur’an. Juz ini dimulai pada ayat 41 Surah al-Anfal dan berakhir pada ayat 86 Surah al-Taubah. Kedua surah ini dikenal sebagai surah masa perang dan sering salah dikutip oleh kaum Islamofobia untuk menggambarkan citra Islam yang salah. Banyak ayat dalam juz 10 ini yang dikutip di luar konteks untuk membuat Islam terlihat keras dan intoleran. Namun banyak sekali ayat-ayat lain dalam juz ini yang sebenarnya justru menggambarkan keseimbangan atau menjelaskan ayat-ayat yang terlihat keras dan intoleran tersebut, serta memberikan gambaran yang utuh.
Surah al-Anfal diturunkan setelah Perang Badar, sedangkan Surah at-Taubah adalah salah satu surah Madinah terakhir dan diturunkan setelah ekspedisi ke Tabook. Kedua surah diturunkan selama kampanye militer dan ayat-ayatnya mencerminkan keadaan ini. Mengambil ayat-ayat ini diluar konteks, adalah tidak jujur. Hal ini juga mengalihkan perhatian dari banyak pelajaran indah yang dapat kita peroleh dari dua surah ini karena banyak orang enggan membahasnya karena keterkaitannya dengan konsep jihad.
Dalam dua surah ini, kita melihat awal dan akhir kampanye militer Nabi melawan kaum Quraisy. Surah al-Anfal mencerminkan kemenangan pertama mereka dan mengingatkan kita bahwa kemenangan adalah dari Allah, dan takwa adalah yang paling penting. Surah at-Taubah diturunkan setelah kemenangan terbesar umat Islam: “penaklukan Mekah”, yang membawa umat Islam pada puncak kekuasaan mereka. Di antara kedua surah ini, kita melihat berbagai refleksi tentang bagaimana seharusnya umat Islam berperilaku selama masa perang, selama masa damai, dan ketika dalam posisi berkuasa. Dalam semua situasi, keadilan dan kesalehan lebih diutamakan daripada yang lainnya.
Ayat yang sering dikutip secara salah adalah ayat 60 dari Surah al-Anfal; “Dan persiapkanlah diri kalian dengan segala kemampuan yang kalian miliki, dengan semua pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh-musuh Allah, musuh-musuh kalian, dan orang-orang lain selain mereka yang tidak kalian ketahui, tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kalian infakkan di jalan Allah akan dibalas kepada kalian dengan sempurna, dan kalian tidak akan dizalimi (dirugikan).”66
Ayat ini sering digambarkan sebagai mempromosikan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak bersalah, namun konteksnya jelas menunjukkan sebaliknya. Ayat tersebut mempromosikan pentingnya bangsa Muslim memiliki kehadiran militer yang kuat sehingga tidak menjadi sasaran tiran dan musuh. Tujuannya adalah untuk menghindari perang dengan menetapkan posisi kekuasaan. Ayat berikut membantu kita memahami konteks yang tepat, “Tetapi jika mereka condong kepada perdamaian, maka terimalah, dan bertawakallah kepada Allah. Sungguh Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”67 Ini mengajarkan kita bahwa standarnya adalah perdamaian, dan kekuatan militer adalah sarana untuk mewujudkan perdamaian dan keadilan.
Ayat penting lainnya dalam Surah ini adalah ayat 70 yang diturunkan tentang paman Nabi, Abbas; “Wahai Nabi, katakanlah kepada para tawanan perang yang ada di tanganmu, jika Allah menemukan kebaikan dalam hati kalian, niscaya Dia akan memberikan kepada kalian, sesuatu yang lebih baik dari apa yang diambil dari kalian, dan Dia akan mengampuni kalian. Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang.”68
Abbas terpaksa memerangi Muslim di Badar, tetapi dia hanya berdiri di sana dan membiarkan dirinya ditangkap. Dia ditangkap oleh Abu Yusuf al-Sulami, pria yang lebih kecil yang kemudian mengikatnya. Dia dibantu oleh seorang malaikat dalam menangkap Abbas. Allah ingin Abbas ditangkap lebih awal, jadi dia tidak dibunuh. Sungguh menyakitkan bagi Nabi dan para sahabatnya melihat orang yang mereka cintai sebagai tawanan mereka. Nabi memberikan konsesi kepada pamannya, dan demi keadilan, setiap konsesi yang beliau berikan kepada Abbas, beliau berikan pula kepada semua tawanan. beliau bahkan memulai metode tebusan baru, termasuk mengajar orang dengan imbalan kebebasan. Nabi meminta Abbas untuk menebus dirinya sendiri dan dia berkata bahwa dia tidak punya uang. Nabi memberitahunya tentang sejumlah uang yang hanya diketahui oleh dia dan istrinya. Abbas segera menyadari bahwa Muhammad adalah seorang nabi sejati, dan beberapa perawi mengklaim dia menerima Islam saat itu. Ayat ini diturunkan kemudian menjanjikan kebaikan di kedua dunia untuk Abbas dan orang-orang seperti dia. Setelah membayar tebusan itu, Abbas semakin kaya setiap hari dan tidak pernah kehilangan kekayaan lagi.69
Surah al-Taubah diturunkan sekitar waktu ekspedisi ke Tabuk dan mencerminkan berbagai peristiwa politik yang terjadi pada tahun itu. Surah ini merupaka kelanjutan dari Surah al-Anfal, dan seakan seperti satu surah. Kedua surah ini berbagi tema perjuangan militer. Tabuk adalah ekspedisi panjang dan brutal di mana Nabi dan tiga puluh ribu sahabat berangkat untuk menghadapi tentara Bizantium. Itu adalah perjalanan panjang melintasi gurun di tengah musim panas. Meninggalkan Madinah untuk ekspedisi ini sendiri merupakan ujian dari Allah. Akhirnya, tidak ada pertempuran yang terjadi karena tentara Bizantium tidak muncul. Nabi pulang dengan kemenangan psikologis yang kuat, tetapi peristiwa itu telah mengungkap orang-orang munafik dan mereka yang condong ke dunia ini.
Surah itu juga mencerminkan peristiwa lain yang terjadi pada tahun itu, termasuk Pertempuran hunayn. Hunayn adalah salah satu dari dua pertempuran yang disebutkan namanya dalam Al-Qur’an, yang lainnya adalah Badar. Allah mengingatkan kita bahwa kemenangan tidak terkait dengan angka dan berasal dari Allah. Di hunayn, beberapa sahabat berasumsi bahwa jumlah mereka akan menyebabkan kemenangan mereka. Mereka sempat megalami kekalahan di awal pertempuran, tetapi akhirnya menang setelah menyadari bahwa sesungguhnya kemenangan itu hanya berasal adalah dari Allah.
Sesungguhnya allah telah menolong kalian di banyak pertempuran; tetapi pada hari Hunayn, jumlah kalian yang besar membuat kalian sombong, tetapi (jumlah yang besar itu) tidak ada gunanya bagi kalian; dan bumi yang luas itu, terasa sempit untuk kalian; dan kalian berbalik ke belakang, tunggang langgang.70
Sepanjang surah ini, kita diingatkan bahwa kemenangan adalah dari Allah dan hanya Dia yang dapat membantu kita. Kita juga diingatkan tentang perjalanan hijrah yang sulit dan bagaimana Allah melindungi Nabi dan Abu Bakar di dalam gua selama perjalanan tersebut. Surah ini memberikan contoh yang kuat tentang keyakinan sejati pada pribadi Abu Bakar, yang bertolak belakang dengan kelemahan orang-orang munafik yang mencoba menyebabkan banyak masalah pada tahun itu.
Jika kalian tidak membantunya (Muhammad), Allah telah membantunya. Ketika orang-orang kafir mengusirnya, dan dia adalah salah satu dari dua orang yang ada di dalam gua. Dia berkata kepada sahabatnya, “Jangan khawatir, sesungguhnya Allah bersama kita.” Dan Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad), dan mendukungnya dengan bala tantara yang terlihat. Dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu paling rendah, sedangkan kalam Allah adalah yang tertinggi. Allah itu Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.71
Setelah ayat tentang ketakwaan Abu Bakar, dibahas kasus orang munafik. Mereka menolak untuk berbaris dalam panas, dan ini mengungkapkan sifat asli mereka. Orang-orang munafik dibahas berkali-kali di sepanjang surah ini karena mereka menyebabkan banyak masalah selama tahun itu. Ayat-ayat berikut semuanya mengungkapkan beberapa kesalahan orang-orang munafik ini.
Seandainya keuntungannya segera dapat mereka peroleh, dan perjalanannya lebih pendek, niscaya mereka akan mengikuti kamu; tapi tempat yang dituju terasa sangat jauh bagi mereka. Mereka bersumpah dengan nama Allah: “Seandainya kami sanggup, tentulah kami akan berangkat bersamamu.” Mereka membinasakan diri mereka sendiri, dan Allah tahu bahwa mereka adalah orang-orang yang berdusta.72
Dan janganlah harta mereka maupun anak-anak mereka membuatmu kagum. Sesungguhnya Allah hanya bermaksud untuk menyiksa mereka dalam kehidupan dunia ini, dan kelak mereka akan mati dalam kekafiran.73
Mereka yang menghina orang-orang mukmin yang bersedekah dengan sukarela, dan mencemooh mereka yang tidak menemukan apa-apa untuk diberikan kecuali sekedar kesanggupannya—Allah akan membalas penghinaan mereka. Mereka akan mendapat azab yang pedih.74
Tidak ada dosa bagi mereka yang datang kepadamu, agar kamu memberi kendaraaan kepada mereka, lalu engkau berkata, “Aku tidak memiliki kendaraan untuk membawa kalian.” Lalu mereka kembali dengan bercucuran air mata, sedih karena tidak memiliki apa pun yang dapat mereka infakkan (untuk ikut berperang).75
Dua sifat orang munafik disingkapkan oleh peristiwa ini. Yang pertama adalah mereka mengolok-olok upaya orang-orang beriman sementara mereka sendiri tidak melakukan sesuatu yang produktif. Hidup mereka berputar di sekitar mengkritik orang lain dan mereka tidak berkontribusi apa-apa kepada masyarakat. Kualitas kedua adalah mereka sering memiliki mentalitas korban dan menyalahkan semua masalah mereka pada keadaan mereka. Mereka menggunakan keadaan mereka sebagai alasan untuk menghindari perbuatan baik.
Surah At-Taubah berlanjut dari juz 10 ke juz 11, dan terus membedakan kualitas orang-orang beriman dengan orang-orang munafik, menunjukkan kepada kita, perbedaan jalan menuju kebenaran dan jalan menuju kesesatan.
- Buku asli berbahasa Inggris, dapat diunduh secara gratis di sini
- Buku ini diterjemahkan dengan bantuan google translate, dengan sedikit modifikasi untuk mendapatkan “rasa bahasa” Indonesia yang lebih baik.
- Setiap kutipan terjemahan al-quran, telah dikonfirmasi dengan terjemah Qur’an bahasa Indonesia Kemenag RI
- Untuk melengkapi seri tadabbur 30 hari ini, anda juga dapat mengunjungi seri tadabbur qur’an 360