Juz 27
Juz 27 Al-Qur’an sangat berfokus pada kehidupan akhirat. Tema ini terlihat jelas di setiap surah di juz ini, terutama di bagian tengah, pada dua surah terkenal: Surah al-Raḥman dan Surah al-Waqiʿah. Juz 27 dimulai pada ayat 31 Surah al-Dhariyat. Juz ini meliputi surah berikut, Surah al-Tur, Surah al-Najm, Surah al-Qalam, Surah al-Raḥman, Surah al-Waqiʿah, dan diakhiri dengan Surah al-Ḥadid.
Juz ini menandai awal dari surah al-Mufassal. Ini adalah surah-surah pendek yang komprehensif dari Al-Qur’an, yang disebutkan dalam riwayat terkenal dari Aʾishah ra:
Bagian pertama yang diturunkan darinya (al-Qur’an) adalah surah-surah al-Mufassal, dan di dalamnya banyak disebutkan surga dan neraka. Ketika orang banyak telah memeluk Islam, barulah diturunkan ayat-ayat tentang hal-hal yang halal dan haram. Jika hal pertama yang diwahyukan adalah: “Jangan minum minuman beralkohol,” tentu orang-orang akan berkata, “Kami tidak akan pernah meninggalkan minuman beralkohol,” dan jika yang pertama diwahyukan adalah, “Jangan melakukan hubungan seksual ilegal,” tentu mereka akan mengatakan, “Kami tidak akan pernah meninggalkan hubungan seksual ilegal.”164
Mayoritas surah dalam juz ini berfokus pada deskripsi Surga dan Neraka. Surah al-Raḥman dan Surah al-Waqiʿah memiliki deskripsi yang unik. Ini adalah dua surah dalam Al-Qur’an yang menggambarkan dua tingkat surga yang berbeda satu demi satu. Dari surah-surah inilah kita belajar bahwa ada berbagai tingkat Surga yang terkait dengan tingkat ketakwaan seseorang. Orang-orang saleh akan menikmati imbalan yang tidak dapat diakses oleh rata-rata Muslim, tetapi semua orang akan puas dan bahagia dengan apa yang mereka terima.
Surah al-Rahman pertama-tama menggambarkan Surga orang-orang yang bertakwa,165 kemudian menggambarkan Surga yang lebih rendah darinya.166 Demikian juga surah al-Waaqi’ah, pertama-tama menggambarkan Surga para pionir dalam ketakwaan,167 kemudian menggambarkan Surga orang-orang yang menerima kitab mereka di tangan kanan mereka.168 Kedua surah itu juga berisi penjelasan rinci tentang api neraka untuk menyeimbangkan pesan harapan dengan ketakutan akan dosa.
Surah Tur juga menggambarkan Firdaus dengan sangat rinci.169 Salah satu deskripsi paling menenangkan yang disebutkan dalam surah ini adalah bahwa kita akan bersama keluarga dan orang-orang yang kita cintai di Firdaus.
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan—Kami akan mempertemukan mereka dengan anak cucu mereka, dan Kami tidak akan mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang telah dikerjakannya.170
Setiap surah dalam juz ini mengajak kita untuk segera memeluk pesan kebenaran dan mengikutinya sepenuhnya. Surah al-Najm mengingatkan kita tentang saat Nabi pertama kali melihat Jibril. Kemudian ini diikuti dengan peringatan keras untuk segera memeluk kebenaran yang diwahyukan denga ritmik/irama yang sangat kuat, yang bahkan telah membuat orang-orang kafir Quraisy jatuh bersujud ketika mereka pertama kali mendengar surah ini dibacakan.
Surah al-Qamar mengingatkan kita bahwa kaum Quraisy telah diperlihatkan tanda yang jelas dalam peristiwa terbelahnya bulan, akan tetapi mereka tetap menolak kebenaran. “Setiap orang telah diberikan tanda peingatan yang jelas dalam Al-Qur’an.” Hal ini berulang kali diberitahukan kepada kita di sepanjang surah ini, “Dan sungguh, telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan. Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”171
Juz diakhiri dengan Surah al-Ḥadid, pengingat yang kuat akan pentingnya keyakinan yang benar dan bahaya kemunafikan. Surah ini termasuk ayat yang menggetarkan hati yang mengubah kehidupan Fudayl Ibn Iyad.
Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk menyerahkan hati mereka dengan khusyuk untuk mengingat Allah, dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang diberi Kitab sebelumnya, kemudian mereka melalui masa yang panjang, sehingga hati mereka menjadi keras, dan banyak di antara mereka menjadi orang yang fasik.172
Fudayl Ibn Iyad adalah seorang pencuri yang bertobat setelah mendengar ayat ini dan mengubah hidupnya. Ia menjadi seorang ulama besar Islam dan orang suci. Ayat ini seharusnya mengguncangkan hati orang-orang beriman, karena ditujukan langsung kepada kita semua.
Catatan Amaliyah.net :
- Buku asli berbahasa Inggris, dapat diunduh secara gratis di sini
- Buku ini diterjemahkan dengan bantuan google translate, dengan sedikit modifikasi untuk mendapatkan “rasa bahasa” Indonesia yang lebih baik.
- Setiap kutipan terjemahan al-quran, telah dikonfirmasi dengan terjemah Qur’an bahasa Indonesia Kemenag RI
- Untuk melengkapi seri tadabbur 30 hari ini, anda juga dapat mengunjungi seri tadabbur qur’an 360