Juz 5
Juz 5 meliputi Surah An-Nisaʾ ayat 24 sampai dengan surah An-Nisa’ ayat 147. Surah An-Nisa’ diturunkan tak lama setelah Surah Ali Imran dan melanjutkan temanya untuk membahas pasca perang Uḥud. Sementara Surah Ali Imran berfokus terutama pada pelajaran politik dan teologi, Surah An-Nisaʾ terutama berfokus pada masalah sosial dan masalah hukum yang muncul setelah perang Uḥud. Meskipun surah ini dinamai “Perempuan” karena banyaknya aturan terkait gender yang muncul di dalamnya, tema intinya adalah masyarakat dan hukum Islam yang terkait dengan berbagai aspek masyarakat.
Karena banyaknya laki-laki yang mati syahid di Uḥud, muncul berbagai persoalan terkait janda, anak yatim, dan warisan. Semua masalah ini dibahas dalam surah ini. Surah ini dimulai dengan peringatan bahwa kemanusiaan berasal dari satu pasangan, dan karena nenek moyang kita yang sama, kita harus menjaga ikatan persaudaraan sebagai sesama manusia.36 Semangat persaudaraan dan komunitas ini mengalir di seluruh surah. Ayat ini juga mengingatkan bahwa meskipun laki-laki dan perempuan sama dalam hal spiritualitas dan potensi keselamatan, Allah menciptakan mereka untuk memainkan peran yang berbeda dalam masyarakat. Ini adalah tema penting lain yang mengalir di seluruh surah, bahwa peran pria dan wanita, dimaksudkan untuk saling melengkapi agar masyarakat berfungsi dengan lancar.
Surah itu kemudian mengingatkan kita tentang izin dan larangan poligami.37 Ayat ini diturunkan setelah pertempuran Uḥud, memberikan penghiburan kepada para janda dan anak yatim Uḥud bahwa mereka akan dijaga dan tidak dilupakan. Meskipun izin untuk “poligami terbatas”, bersifat umum, akarnya selalu untuk kebaikan masyarakat dan komunal, dengan fokus yang kuat pada kesejahteraan perempuan dan anak-anak yang terlibat dalam struktur keluarga seperti itu.
Surah An-Nisaʾ juga melanjutkan tema pendefinisian umat ini. Dua juz sebelumnya menyebut umat ini sebagai umat yang seimbang dan umat yang terbaik, tetapi dalam juz 5 ini kita diberitahu bahwa umat kita adalah saksi atas umat lainnya, dan Nabi adalah saksi atas kita.38 Sebuah hadits indah diriwayatkan tentang ayat ini.
Abd Allah Ibn Masud meriwayatkan: Rasulullah berkata kepadaku, “Bacakan [Al-Qur’an] untukku,” aku berkata, “Apakah aku akan membacakannya untukmu meskipun dia diturunkan kepadamu?” Dia berkata, “Saya suka mendengar [Al-Qur’an] dari orang lain.” Maka aku membaca Surah al-Nisaʾ sampai aku sampai pada ayat, “Bagaimanakah nanti, apabila Kami kelak mendatangkan seorang saksi dari tiap-tiap umat, dan kemudian Kami mendatangkan kamu [hai Muhammad] sebagai saksi terhadap mereka?”39 Kemudian beliau berkata, “Cukup!” Dan aku melihat, matanya dipenuhi air mata.40
Tema indah lainnya yang mengalir melalui surah ini adalah tema kemudahan. Surah ini berat pada masalah hukum dan ini mungkin terasa berlebihan bagi banyak pembaca. Di sela-sela pembahasan mengenai berbagai hukum itu, Allah meyakinkan kita bahwa Dia mengungkapkan hukum-hukum itu untuk membuat hidup kita lebih mudah dan bahwa Dia memahami bahwa manusia itu lemah.
Allah hendak membuat segalanya menjadi jelas bagi kalian, dan membimbing kalian di jalan orang-orang sebelum kalian, dan Dai merima taubat kalian. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. Dan Allah bermaksud menerima taubat kalian, tetapi orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya ingin agar kalian berpaling sejauh-jauhnya. Allah bermaksud memberikan keringanan kepada kalian, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.41
Pelajaran penting lainnya yang ditekankan dalam surah ini adalah pentingnya mentaati Rasulullah. Ini adalah kelanjutan dari pelajaran dari Pertempuran Uḥud. Kekalahan di Uḥud terutama disebabkan oleh para pemanah yang tidak mematuhi perintah Nabi. Karena itu, pentingnya menaati Rasul diulangi di seluruh Surah Ali Imran dan Surah al-Nisaʾ yang berisi perintah yang kuat, “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak akan beriman sampai mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam perselisihan mereka, dan kemudian di dalam hati mereka tidak ada keberatan mengenai keputusanmu itu, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. ”42
Surah al-Nisaʾ adalah surah terpanjang kedua dalam Al-Qur’an dan mengalir melalui juz keempat, kelima, dan keenam Al-Qur’an. Tema-tema hukum, masyarakat, hak-hak orang yang lemah, dan pentingnya mematuhi hukum, semuanya mengalir di sepanjang surah Al-Qur’an yang kuat ini, memberi kita banyak hal untuk direnungkan dan dipraktikkan.
Catatan Amaliyah.net :
- Buku asli berbahasa Inggris, dapat diunduh secara gratis di sini
- Buku ini diterjemahkan dengan bantuan google translate, dengan sedikit modifikasi untuk mendapatkan “rasa bahasa” Indonesia yang lebih baik.
- Setiap kutipan terjemahan al-quran, telah dikonfirmasi dengan terjemah Qur’an bahasa Indonesia Kemenag RI
- Untuk melengkapi seri tadabbur 30 ini, anda juga dapat mengunjungi seri tadabbur qur’an 360