Thaha, ayat 49-52

Thaha, ayat 49-52

{قَالَ فَمَنْ رَبُّكُمَا يَا مُوسَى (49) قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى (50) قَالَ فَمَا بَالُ الْقُرُونِ الأولَى (51) قَالَ عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي فِي كِتَابٍ لَا يَضِلُّ رَبِّي وَلا يَنْسَى (52) }

Berkata Fir’aun, ‘Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?” Musa berkata, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.” Berkata Fir’aun, “Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?” Musa menjawab, “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Tuhanku, di dalam sebuah kitab, Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa.

Allah Swt. menceritakan tentang Fir’aun, bahwa ia berkata kepada Musa dengan nada yang ingkar kepada Tuhan yang menciptakan segala sesuatu, Tuhan segala sesuatu dan Yang menguasai serta memiliki semuanya, Fir’aun berkata, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:

{فَمَنْ رَبُّكُمَا يَا مُوسَى}

Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa? (Thaha: 49)

Maksudnya, siapakah yang mengutusmu itu; karena sesungguhnya aku tidak mengenal-Nya. dan aku tidak mengetahui adanya tuhan bagi kalian selain aku sendiri.

{قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى}

Musa berkata, “Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.” (Thaha: 50)

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah Allah menciptakan bagi tiap-tiap sesuatu pasangannya masing-masing.

Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuknya sendiri, keledai dalam bentuknya sendiri, dan kambing dalam bentuknya sendiri.

Lais ibnu Abu Sulaim telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa Allah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuknya masing-masing.

Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa Allah me­nyempurnakan penciptaan segala sesuatu.

Sa’id ibnu Jubair telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian membennya petunjuk. (Thaha: 50) Yakni Allah memberikan kepada tiap-tiap makhluk bentuk yang pantas baginya, maka Dia tidak menjadikan manusia berbentuk hewan, dan hewan ternak tidak berbentuk seperti anj ing, anj ing pun tidaklah berbentuk seperti kambing. Dan Allah memberikan kepada masing-masing apa yang diperlukannya untuk mengembangbiakkan keturunannya dan segala bentuknya untuk tujuan itu. Tiada sesuatu pun dari tiap-tiap jenis yang menyerupai lainnya dalam hal bentuk, rezeki (makanan), dan cara mengembangbiakkan keturunannya.

Sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa Allah memberikan pada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

{وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى}

dan yang menentukan kadar (masing-masing; dan memberi petunjuk. (Al-Ala: 3)

Yaitu telah menentukan kadar masing-masing dan memberikan petunjuk kepada makhluk-Nya untuk mengerjakannya. Dengan kata lain, Allah telah menetapkan semua amal perbuatan, ajal, dan rezekinya masing-masing, kemudian semua makhluk berjalan menurut apa yang telah digariskan-Nya; mereka tidak dapat menyimpang darinya, dan tidak ada seorang pun yang mampu menyimpang dari ketentuan tersebut. Disebutkan bahwa Tuhan kamilah yang menciptakan makhluk dan menetapkan kadar, serta menciptakan watak masing-masing sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya.

{قَالَ فَمَا بَالُ الْقُرُونِ الأولَى}

Berkata Fir’aun, “Maka bagaimanakah keadaan umat-umat yang dahulu?” (Thaha: 51)

Menurut pendapat yang paling sahih sehubungan dengan makna ayat ini, tatkala Fir’aun mendapat berita dari Musa bahwa Tuhan yang mengutusnya adalah Tuhan yang menciptakan makhluk, memberinya rezeki dan menentukan kadar masing-masing serta memberi petunjuk, maka Fir’aun berdalihkan dengan umat-umat terdahulu. Dengan kata lain, umat-umat terdahulu yang tidak menyembah Allah. Yakni mengapa mereka —jika kenyataannya demikian— tidak menyembah Tuhanmu, bahkan mereka menyembah selain-Nya?

Musa berkata kepada Fir’aun, menjawab ucapannya yang demikian itu, bahwa sekalipun mereka tidak menyembah Allah, sesungguhnya amal perbuatan mereka dicatat di sisi Allah, dan kelak Allah akan memberikan balasannya kepada mereka. Catatan yang dimaksud ialah Lauh Mahfuz dan catatan usia segala sesuatu.

{لَا يَضِلُّ رَبِّي وَلا يَنْسَى}

Tuhan kami tidak akan salah dan tidak (pula) lupa. (Thaha: 52)

Yakni tiada sesuatu pun yang menyimpang dari ketetapan-Nya, dan tiada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya, baik yang kecil maupun yang besar, dan Dia tidak pernah lupa kepada sesuatu pun Dengan kata lain, Musa menggambarkan tentang pengetahuan Allah, bahwa sesungguhnya pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu, dan bahwa Dia tidak pernah lupa terhadap sesuatu pun, Mahasuci dan Mahatinggi Allah. Sesungguhnya pengetahuan makhluk itu masih ada kekurangannya; dua hal yang terpenting di antaranya yaitu pengetahuannya terhadap sesuatu tidak meliputi, dan yang lain ialah lupa sesudah mengetahuinya. Maka Allah menyucikan diri-Nya dari kekurangan ini.

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo