Selain memberikan keteladanan dalam beribadah, Muhammad saw mencontohkan kehidupan keluarga yang diwarnai dengan nuansa yang begitu romantis, diantaranya :
Membantu istri naik kendaraan atau memasuki rumah. Nabi pernah membantu istrinya Shafiyah binti Huyay untuk naik ke atas untanya dengan cara mempersilakan Shafiyah meletakkan kakinya di atas lutut Nabi saw. (HR Bukhari No 2235).
Makan sepiring berdua Nabi pernah minum di gelas yang digunakan Aisyah. Beliau juga pernah makan daging yang pernah digigit Aisyah. (HR Muslim No 300).
Romantis meski istri datang bulan Ketika Aisyah sedang haid, Nabi saw pernah membangunkannya seraya bersabda, “Mendekatlah kepadaku, hangatkanlah diriku, hangatkanlah diriku!’ Lalu, Aisyah menjawab, “Saya sedang haid!’ Nabi saw berkata, “Walaupun engkau seadng haid, singkapkanlah kedua pahamu.” Lalu, Aisyah menyingkapkan kedua pahanya dan Nabi saw meletakkan pipi dan kepalanya di atas paha Aisyah hingga merasa hangat dan tertidur,” (HR Bukhari No 7945).
Menemani istri yang sakit Diriwayatkan oleh Aisyah, Nabi saw adalah orang yang penyayang lagi lembut. Beliau orang yang paling lembut dan banyak menemani istrinya yang sedang mengadu atau sa kit, (HR Bukhari No 4750, HR Muslim No 2770).
Mencium istri sebelum pergi atau saat pulang dari bepergian. Aisyah berkata, “Rasulullah saw menciumku, kemudian beliau pergi (ke masjid untuk) shalat tanpa memperbarui wudhunya,” (HR Ibnu Majah).
Bercanda membangun keakraban Aisyah dan Saudah pernah saling melumuri muka dengan makanan. Nabi saw tertawa melihat mereka, (HR Nasai dengan isnad Hasan).
Mandi bersama Aisyah pernah mandi satu bejana bersama Nabi saw, (HR Nasai 1/202).
Makan di luar rumah bersama istri sambi refreshing. Nabi saw pernah diundang makan oleh tetangganya seorang berkebangsaan Persia. Beliau tidak mau datang kecuali mengajak istrinya Aisyah, (HR Muslim No 2037).
Berpelukan saat tidur Aisyah berkata, “Seringkali Nabi saw mandi janabah, kemudian mencari kehangatan diri denganku dan aku mendekap beliau sedangkan aku belum mandi janabah,” (HR Tirmidzi 132).
Mencium istri Nabi saw sering mencium Aisyah dan itu tidak membatalkan puasa, (HR Nasai dalam Sunan Kubra 11/204).
Ungkapan cinta, panggilan sayang Nabi saw memanggil Aisyah dengan Humairah.
(Hepi Andi Bastoni, disarikan dari beberapa sumber)
diambil dari majalah Al Mujtama
support by:
umroh-haji.net