Doa Dzikir Setelah Shalat: Amalan Terbaik yang Disunnahkan

Doa Dzikir Setelah Shalat: Amalan Terbaik yang Disunnahkan

Doa Dzikir Setelah Shalat: Amalan Terbaik yang Disunnahkan

doa

Doa Dzikir setelah shalat merupakan ibadah yang sangat disunnahkan dan salah satu kebiasaan Rasulullah s.a.w. Beliau juga melakukannya dengan suara keras.  Dari Ibnu Abbas beliau berkata

“sesungguhnya mengeraskan suara dengan dzikir ketika orang-orang usai melaksanakan shalat wajib merupakan kebiasaan yang berlaku pada zaman Rasulullah s.a.w.. Ibnu Abbas menambahkan, aku mengetahui bahwa mereka selesai shalat karena aku mendengarnya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Riwayat lain dari dari Ibnu Abbas mengatakan:

“Aku mengetahui selesainya shalat Rasulullah dengan takbir”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Bagi imam ketika usai shalat disunnahkan membalikkan muka ke arah makmum. Demikian disebutkan riwayat dari Samurah bin Jundub:

“Rasulullah s.aw. ketika selesai shalat beliau membalikkan mukanya ke arah kami”. (HR. Bukhari)

Secara umum, dzikir setelah shalat fardhu adalah sebagai berikut:

Membaca istigfar sebanyak tiga kali:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

ASTAGHFIRULLOHAL_’AZHIIM, ALLADZII LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QOYYUUM, WA ATUUBU ILAIIH. (Dibaca 3x)

Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya. (Sunan Abu Daud, Turmudzi)

Atau cukup versi pendeknya dzikir setelah shalat:

اَسْتَغْفِرُاللهَ

ASTAGHFIRULLAAH (3x)

Aku memohon ampunan kepada Allah.(HR Muslim)

Setelah salam membaca istigfar sebanyak tiga kali kemudian mengucapkan:

اللَّهُمَ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Alloohumma antas salaam, waminkas salaam, tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikroom

 “Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan. Mahaberkah Engkau, wahai Rabb pemilik keagungan dan kemuliaan.” (Sahih; H.R. Muslim, no. 591)

Kemudian membaca:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

LAA ILAAHA ILLALLOOH WAHDAHU LAA SYARIKALAH, LAHUL MULKU, WALAHUL HAMDU, WAHUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QÅDIIR. ALLOOHUMMA LAA MAANI’A LIMAA A’THAITA, WA LAA MU’THIYA LIMAA MANA’TA, WA LAA YANFA’U DZALJADDI MINKAL JADDU.

 “Tidak ada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah sesuatu yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi sesuatu yang Engkau cegah. Tidak bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya untuk (menebus) siksaan-Mu.” (Sahih; H.R. Bukhari, no. 6862; Muslim, no. 593; An-Nasa’i, no. 1341)

Setelah itu, membaca:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

LAA ILAAHA ILLALLOOH WAHDAHUU LAA SYARIIKALAH, LAHUL MULKU, WALAHUL HAMDU, WAHUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QÅDIIR. LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAAH, LAA ILAAHA ILLALLAAH, WALAA NA’BUDU ILLAA IYYAAH, LAHUNNI’MATU WALAHUL FADHLU WALAHUTS TSANAAUL HASANU, LAA ILAAHA ILLALLOOH MUKHLISHIINA LAHUDDIIN WALAU KARIHAL KAAFIRUUN.

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Baginya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik. Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.” (HR. Muslim no.594, Ahmad IV/ 4, 5, Abu  Dawud no. 1506, 1507, an- Nasa-i III/70, Ibnu Khuzaimah no.740, 741, Dari ’Abdullah bin az-Zubair Rahimahullah)

Kemudian Membaca :

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

LAA ILAAHA ILLALLAÅH WAHDAHUU LAA SYARIKALAH, LAHUL MULKU, WALAHUL HAMDU, YUHYII WA YUMIITU WAHUWA ‘ALA KULLI SYAI-IN QÅDIIR.

“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10x setiap selesai shalat maghrib dan shubuh).

Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 “Barangsiapa setelah shalat Maghrib dan Shubuh membaca ‘Laa ilaaha illallaåh wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in qådiir,’  sebanyak 10x Allah akan tulis setiap satu kali 10 kebaikan, dihapus 10 kejelekan, diangkat 10 derajat, Allah lindungi dari setiap kejelekan, dan Allah lindungi dari godaan syetan yang terkutuk.” (HR. Ahmad IV/227, at-Tirmidzi no.3474). At-Tirmidzi berkata: Hadits ini hasan gharih shahih.”

Kemudian Membaca :

اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

ALLAHUMMA A-’INNII ’ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ’IBAADATIKA.

“Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.”(HR. Abu Dawud no.1522, an-Nasa-i III/53, Ahmad V/245 dan al-Hakim (I/273 dan III/273)

Tasbih, tahmid, dan takbir sebanyak 33 kali:

سُبْحَانَ اللهُ

SUBHAANALLOOH (33X)

“Maha suci Allah” (33x)

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ

ALHAMDULILLAH (33x)

“Segala puji bagi Allah” (33x)

اَللهُ أَكْبَرُ

ALLAHU AKBAR (33X)

“Allah Maha Besar” (33x)

Kemudian menyempurnakannya sehingga genap menjadi seratus dengan mengucapkan:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمــُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

LAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHUU LAA SYARIKALAH, LAHUL-MULKU WA LAHUL-HAMDU YUHYII WA YUMIITU WA HUWA `ALAA KULLI SYAI’IN QADIIR.

“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah; Rasulullah bersabda,

“Barang siapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir sebanyak 33 kali setelah melaksanakan shalat fardhu sehingga berjumlah 99 kemudian menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan LAA ILAAHA ILLALLOOHU WAHDAHUU LAA SYARIKALAH, LAHUL-MULKU WA LAHUL-HAMDU YUHYII WA YUMIITU WA HUWA `ALAA KULLI SYAI’IN QADIIR. , maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (Sahih; H.R. Muslim, no. 597)

Apabila kondisi tidak memungkinkan untuk membaca lafal tasbih, tahmid, dan takbir masing-masing sebanyak 33 kali, Anda bisa juga mengucapkan tasbih, takbir, dan tahmid sebanyak 10 kali. Hal ini berdasarkan hadis Abdullah bin Amru radhiallahu ‘anhu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Ada dua perkara, setiap muslim yang konsisten melakukannya akan masuk ke dalam surga. Keduanya sangatlah mudah, namun sangat jarang yang mampu konsisten mengamalkannya. (Perkara yang pertama) adalah bertasbih, bertahmid, dan bertakbir masing-masing sebanyak sepuluh kali sesudah menunaikan shalat fardhu.” (Sahih; H.R. Tirmidzi, no. 3410; Shahihut Tirmidzi, no. 2714)

Kemudian membaca Ayat Kursi serta surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas.

Ayat Kursi

للَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

ALLOHU LAA IAAHA ILLAA HUWALKHOYYUL QOYUUM, LAA TA’ KHUDZUHUU SINATUW WALAA NAUM, LAHU MAA FIISSAMAAWAATI WA MAA FIL ARDHI, MANDZAALLADZII YASYFA’U ‘INDAHUU ILLAA BIIDZNIH, YA’LAMU MAA BAINA AIDIIHIM WAMAA KHOLFAHUM, WA LAA YUKHITHUUNA BISYAI’IN MIN ‘ILMIHI ILLA BI MAASYAAA’I, WASI’A KURSIYYUHUSSAMAAWAATI WAL ARDHO, WAA YA’UDUHUU KHIFZUHUMAA WAHUWAL A’LIYUL A’ZHIIM.

“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di kmgit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di iiadapan mereku dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar. “

Surat Al-Ikhlash:

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ . ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ . لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ . وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌ .

QUL HUWALLOOHU AHAD, ALLAAHUSH SHOMAD, LAM YALID WALAM YUULAD, WALAM YAKULLAHU KUFUWAN AHAD.

 Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia

Surat  Al-Falaq:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

QUL A’UUDZU BIROBBIL FALAQ, MIN SYARRI MAA KHOLAQ,WAMIN SYARRI GHOOSIQIN IDZAA WAQOB,WAMIN SYARRIN NAFFAATSAATI FIL ‘UQAD, WAMIN SYARRI HASIDIN IDZAA HASAD.

Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul ,dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”.

Surat An Nash:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ .مَلِكِ النَّاسِ . إِلَهِ النَّاسِ . مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ .الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ.

QUL A’UUDZU BIROBBINNAAS, MALIKINNAAS, ILAAHINNAAS, MIN SYARRILWASWAASIL KHANNAAS, ALLADZII YUWASWISU FII SHUDUURINNAAS, MINAL JINNATI WANNAAS

Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, Dari (golongan) jin dan manusia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barang siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai menunaikan shalat fardhu (wajib), maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.” (Sahih; H.R. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 7532, Al-Jami’ush Shaghir wa Ziyadatuhu, no. 11410)

Uqbah bin Amir radhiallahu ‘anhu berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkanku agar membaca surat Al-Mu’awwidzat (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) setiap selesai menunaikan shalat.” (Sahih; H.R. Abu Daud, no. 1523; Shahih Sunan Abi Daud, no. 1348)

Khusus setelah selesai shalat Shubuh, disunnahkan membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

ALLAHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN, WA RIZQON TOYYIBAN, WA’AMALAN MUTAQOBBALAN.

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amalan yang diterima.”

Disunnahkan untuk kemudian membaca doa (bisa diambil dari bab doa)

Contoh doa yang biasa dilakukan di masyarakat:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا يّوَافِى  نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

BISMILLAAHIRROMAANIRRAHIIM. ALHAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN. HAMDAY YUWAAFII NI’AMAHUU WA YUKAAFI’U MAZIIDAH. YAA ROBBANAA LAKALHAMDU WA LAKASY SYUKRU KAMAA YAMBAGHII LIJALAALI WAJHIKA WA ‘AZHIIMI SULTHAANIK.:

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Pujian yang sebanding dengan nikmat-nikmatNya dan menjamin tambahannya. Wahai Tuhan kami, bagi-Mu-lah segala puji, dan bagi-Mu-lah segalah syukur, sebagaimana layak bagi keluhuran zat-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.

اَللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. صَلاَةً تُنْجِيْنَابِهَا مِنْ جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ. وَتَقْضِىْ لَنَابِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ.وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ. وَتَرْفَعُنَابِهَا عِنْدَكَ اَعْلَى الدَّرَجَاتِ. وَتُبَلِّغُنَا بِهَا اَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِى الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ اِنَّهُ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَاقَاضِىَ الْحَاجَاتِ.

ALLAAHUMMA SHOLLI WA SALLIM ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. SHALAATAN TUNJIINAA BÍHAA MIN JAMII’IL AHWAALI WAL AAFAAT. WA TAQDHII LANAA BIHAA JAMII’AL HAAJAAT. WA TUTHOHHIRUNAA BIHAA MIN JAMII’IS SAYYI’AAT. WA TARFA’UNAA BIHAA ‘INDAKA A’LAD DARAJAAT. WA TUBALLIGHUNAA BIHAA AQSHOL GHOOYAATI MIN JAMII’IL KHAIROOTI FIL HAYAATI WA BA’DAL MAMAAT. INNAHUU SAMII’UN QARIIBUM MUJIIBUD DA’AWAAT WAYAA QOODHIYAL HAAJAAT.:

Wahai Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad dan keluarganya, yaitu rahmat yang dapat menyelamatkan kami dari segala ketakutan dan penyakit, yang dapat memenuhi segala kebutuhan kami, yang dapat mensucikan diri kami dari segala keburukan, yang dapat mengangkat derajat kami ke derajat tertinggi di sisi-Mu, dan dapat menyampaikan kami kepada tujuan maksimal dari segala kebaikan, baik semasa hidup maupun sesudah mati. Sesunggunya Dia (Allah) Maha Mendengar, Maha Dekat, lagi Maha Memperkenankan segala doa dan permohonan. Wahai Dzat yang Maha Memenuhi segala kebutuhan Hamba-Nya.

اَللهُمَّ اِنَّا نَسْئَلُكَ سَلاَمَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَعَافِيَةً فِى الْجَسَدِ وَصِحَّةً فِى الْبَدَنِ وَزِيَادَةً فِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اَللهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِىْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ.

ALLOOHUMMA INNAA NAS’ALUKA SALAAMATAN FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH. WA ‘AAFIYATAN FIL JASADI WA SHIHHATAN FIL BADANI WA ZIYAADATAN FIL ‘ILMI WA BAROKATAN FIR RIZQI WA TAUBATAN QOBLAL MAUTI WA RAHMATAN ‘INDAL MAUTI WA MAGHFIRATAN BA’D ALMAUT. ALLAAHUMMA HAWWIN ‘ALAINAA FII SAKAROOTIL MAUT, WAN NAJAATA MINAN NAARI WAL ‘AFWA ‘INDAL HISAAB.

Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepadaMu, kesejahteraan dalam agama, dunia dan akhirat, keafiatan jasad, kesehatan badan, tambahan ilmu, keberkahan rezeki, taubat sebelum datang maut, rahmat pada saat datang maut, dan ampunan setelah datang maut. Wahai Allah! Permudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, (Berilah kami) keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat dilaksanakan hisab.

اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ

ALLOOHUMMA INNAA NA’UUDZU BIKA MINAL ‘AJZI WAL KASALI WAL BUKHLI WAL HARAMI WA ‘ADZAABIL QOBRI.

Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari sifat lemah, malas, kikir, pikun dan dari azab kubur

اَللهُمَّ اِنَّا نَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَتَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَيُسْتَجَابُ لَهَا.

ALLAAHUMMA INNAA NA’UUDZU BIKA MIN ‘ILMIN LAA YANFA’ WAMIN QALBIN LAA YAKHSYA’ WAMIN NAFSIN LAA TASYBA’ WAMIN DA’WATIN LAA YUSTAJAABU LAHAA.

Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak kenal puas, dan dari doa yanag tak terkabul.

رَبَّنَااغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ لَهُ حَقٌّ عَلَيْنَا وَلِمَنْ اَحَبَّ وَاَحْسَنَ اِلَيْنَا وَلِكَافَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ اَجْمَعِيْنَ

ROBBANAGHFIRLANAA DZUNUUBANAA WA LIWAA-LIDIINAA WALIMASYAAYIKHINAA WA LIMU’ALLIMIINAA WA LIMAN LAHUU HAQQUN’ ALAINAA WA LIMAN AHABBA WA AHSANA ILAINAA WA LIKAAFFATIL MUSLIMIINA AJMA’IIN.:

Wahai Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa-dosa orang tua kami, para sesepuh kami, para guru kami, orang-orang yang mempunyai hak atas kami, orang-orang yang cinta dan berbuat baik kepada kami, dan seluruh umat islam

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

ROBBANAA TAQABBAL MINNAA INNAKA ANTAS SAMII’UL ‘ALIIM, WA TUB ‘ALAINAA INNAKA ANTAT TA WWA ABUR RAHIIM.:

Wahai Tuhan kami, perkenankanlah (permohonan) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui. Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang.

رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

ROBBANAA AATINAA FIDDUNNYAA HASANAH, WA FIL AAKHIRATI  HASANAH, WAQINAA ‘ADZAABAN NAAR.

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka.

وَصَلَّى اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

WASHOLLALLAAHU ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMA-DIN WA ‘ALAA AALIHI WA SHAHBIHII WA SALLAM, WAL HAMDU LILLAAHIRABBIL ‘AALAMIIN.

Semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan kepada penghulu kami, Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam

Baca kumpulan doa lengkap berikut:

Amaliyah
Logo