Ayat 18-20 menjelaskan bahwa jalan hidup ini adalah pilihan. Ada orang-orang yang memilih dan mengejar kenikmatan hidup dunia, maka Allah akan berikan kepadanya. Namun, di akhirat kelak mereka akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan terhina. Tapi ada pula orang yang memilih kehidupan akhirat, bekerja keras untuk meraihnya, sabar menghadapi ujian di jalan akhirat itu, sedangkan hidupnya didasari iman kepada Allah dan rukun iman lainnya, maka Allah akan memberkahi hidup dan perjuangannya dan membalasnya di akhirat dengan surga. Setiap pilihan tersebut memiliki konsekuensi dan balasannya yang adil.
Ayat 21 menjelaskan bahwa kelebihan sebagian manusia dalam fasilitas hidup dunia adalah cara Allah untuk menilai siapa yang terpengaruh kenikmatan dunia dan siapa yang terpesona oleh kenikmatan akhirat.
Ayat 22 menjelaskan, kunci utama sukses di akhirat nanti ialah menauhidkan Allah. Sedangkan faktor utama kesengsaraan akhirat adalah menyekutukan Allah (kemusyrikan).
Ayat 23-27 menjelaskan beberapa kewajiban utama kaum Mukmin: a) Menauhidkan Allah. b) Berbuat baik kepada kedua orang tua, berkata, bersikap lunak lembut serta mendoakan mereka agar dapat ampunan Allah. c) Membantu kerabat, orang miskin dan ibnu sabil. d) Tidak berfoya-foya karena orang berfoya-foya itu adalah saudara setan, sedangkan setan kafir kepada Allah.
Ayat 28 meneruskan ayat sebelumnya terkait berbuat baik kepada orang tua, karib kerabat dan orang miskin lainnya. Jika kita tidak memiliki uang yang akan diberikan kepada kerabat dan orang miskin lainnya, maka katakan kepada mereka perekatan yang lemah lembut.
Sumber: Mushaf Tadabbur, Fathuddin Ja’far