Hari ke-158: Tadabbur Surah Al-Isra’ Ayat 76-96

Hari ke-158: Tadabbur Surah Al-Isra’ Ayat 76-96

Ayat 76-86 meneruskan ayat sebelumnya terkait dahsyatnya perlawanan kaum kafir Mekkah terhadap dakwah Rasul Saw. Kalau merela sampai berhasil mengusir Rasul Saw. dari Mekkah, maka Allah berjani mengazab mereka sebagaimana yang terjadi pada umat-umat terdahulu. Janji Allah ini terbukti. Tidak lama setelah Rasul Saw. keluar dari Mekkah dan hijrah ke Madinah, Allah merekayasa azab kaum kafir Mekkah dengan perang Badar. Demikianlah sunnatullah yang berlaku.

Agar Rasul Saw. dan para sahabat kuat berjuang, Allah perintahkan mereka untuk menegakkan salat fardhu lima kali sehari. Selain itu, salat tahajud di tengah malam sangat kuat pengaruhnya terhadap keimanan dan pembentukan karakter serta dapat mengangkat derajat kemuliaan di sisi Allah.

Bathil itu akan hilang jika hak itu ditegakkan. Al-Qur’an diturunkan sebagai obat dan rahmat bagi kaum Mukmin, namun kerugian bagi kaum yang zalim. Di antara sifat manusia ialah berpaling dari Allah saat dapat nikmat-Nya dan berputus asa jika ditimpa kesulitan. Setiap manusia bekerja berdasarkan keinginannya. Allah Maha mengetahui siapa yang berhak mendapat petunjuk. Sedangkan ruh (nyawa) itu urusan Allah. Allah kuasa melenyapkan wahyu dari dada Rasul Saw. dan tidak akan ada yang dapat menolong Beliau.

Ayat 87-96 menjelaskan tiga hal:

  1. Meneruskan ayat sebelumnya terkait kekuasaan mutlak Allah terkait penghapusan Al-Qur’an dari dalam diri Rasul Saw. Karena karunia Allah sangat besar kepada Nabi Muhammad Saw. maka Allah tidak melenyapkan Al-Qur’an itu dari dalam dadanya dan memeliharanya dengan baik. Sebab itu, Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk menjelaskan kepada manusia bahwa Al-Qur’an itu benar datang dari Allah. Kalau masih tidak percaya kepada Al-Qur’an cobalah jin dan manusia berkumpul untuk membuat seperti Al-Qur’an. Pasti tidak akan mampu dan mereka akan gagal.
  2. Allah telah jelaskan berbagai perumpamaan dalam Al-Qur’an. Kebanyakan manusia tetap saja kafir padanya dan tidak mau menjadikannya sebagai sistem hidup. Mereka tidak mau beriman kecuali jika Rasul Saw. mampu membuat sungai yang di celah-celahnya memancar mata air, atau menjatuhkan benda langit berkeping-keping, atau hadirkan malaikat sehingga bisa bertatap muka, atau mampu membangun rumah dari perhiasan, atau naik ke langit sambil membawa pulang kitab yang bisa dibaca. Tantangan tersebut dijawab Rasul Saw.: Maha Suci Allah. Aku hanya seorang Rasul (utusan) Allah.
  3. Faktor yang membuat manusia tidak beriman kepada Al-Qur’an ialah mereka ragu apakah Allah mengutus manusia sebagai Rasul-Nya. Sekiranya di atas bumi ada komunitas malaikat, pasti Allah utus pula malaikat sebagai Rasul-Nya. Allah perintahkan Nabi Muhammad untuk mengatakan pada mereka: Cukuplah Allah sebagai saksi di antara saya dan kalian, karena Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha Melihat.

Sumber: Mushaf Tadabbur, Fathuddin Ja’far

 

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo