Ayat 21-26 meneruskan kisah ajaib pemuda yang tidur di gua selama 309 tahun itu. Dengan peristiwa yang sangat ajaib tersebut, Allah perlihatkan kepada manusia agar mereka tahu bahwa semua janji Allah itu benar termasuk peristiwa kiamat. Masyarakat saat itu kagum pada peristiwa tersebut. Raja yang sudah beriman pada Allah saat itu ingin membangun tempat ibadah di atas gua tersebut. Generasi setelah mereka akan berbeda pendapat tentang jumlah mereka. Ada yang mengatakan tiga orang, empat dengan anjing mereka, atau lima orang, enam dengan anjing mereka, atau tujuh orang, delapan dengan anjing mereka. Semua itu tidak benar. Hanya Allah yang tahu jumlah pastinya. Sebab itu, Allah melarang memperdebatkan yang gaib dan memastikan bisa melakukan sesuatu esok hari, kecuali jika Allah kehendaki. Allah Mahatahu kegaiban langit dan bumi, Maha tajam penglihatan dan pendengaran-Nya. Maka jangan sekali-kali menyekutukan-Nya.
Ayat 27 menjelaskan, Allah memerintahkan Rasul Saw. untuk membaca dan mengikuti petunjuk Al-Qur’an. Itu adalah keputusan-Nya. Kalau tidak dilakukan, Rasul Saw. tidak akan dapat lari dari ancaman Allah sebagaimana halnya dengan manusia lainnya.
Ayat 28-31 meneruskan ayat 27 sebelumnya terkait dengan perintah Allah kepada Rasul Saw. Setelah perinah membaca dan mengikuti petunjuk Al-Qur’an, Allah memerintahkah Rasul Saw. untuk sabar hidup bersama sahabatnya yang taat pada Allah dan hanya mencari ridha Allah, kendati jumlahnya sedikit dan sebagiannya dari kaum yang lemah. Kamudian, Allah merlarang Rasulullah Saw. memilik motivasi duniawi dalam berdakwah dan mengikuti orang-orang yang lalai hati mereka mengingat Allah dan mengikuti nafsu.
Sesungguhnya Al-Qur’an itu kebenaran dari Allah. Iman dan kafir itu adalah pilihan. Bagi yang kafir, Allah sediakan neraka yang apinya membakar seluruh tubuhnya dan minumannya dari tembaga panas yang menghanguskan seluruh wajahnya. Bagi yang beriman dan beramal saleh surga yang mengalir di bawahnya berbagai macam sungai dan berbagai hiasan emas dan pakaian sutera serta peralatan mewah lainnya.
Ayat 32-34 menjelaskan perumpamaan orang yang kafir dan beriman itu seperti dua orang yang satunya memiliki kebun anggur dan kurma. Keduanya dikelilingi berbagai pohon dan ada sungai di tengahnya. Hartanya sangat banyak. Lalu ia berkata pada temannya: Harta saya lebih banyak dari harta Anda.
Sumber: Mushaf Tadabbur, Fathuddin Ja’far