Ayat 1 surat An-Naml diawali dengan 2 huruf Hijaiyyah (huruf Arab), yaitu tha dan sin. Dalam Al-Qur’an terdapat 29 surah yang awalnya dimulai dengan gabungan beberapa huruf seperti ini. Tidak ada yang mengetahui maknanya kecuali hanya Allah. Rasul saw. tidak pernah menjelaskan maksudnya. Demikian juga para sahabat Rasul saw. yang kepada mereka Al-Qur’an diturunkan pertama kali, tidak pernah menjelaskan apa maksudnya. Sebab itu, jumhur ulama tidak berani menafsirkannya. Mereka hanya mengatakan: Allah-lah yang Mengetahui maksudnya.
Ayat 1-6 surah An-Naml ini menjelaskan, ayat-ayat Al-Qur’an itu sangat jelas. Orang yang memahaminya akan jelas baginya bahwa Al-Qur’an itu dari Allah. Fungsi utamanya sebagai petunjuk hidup dan kabar gembira bagi kaum Mukmin yang menegakkan salat, menunaikan zakat, meyakini akhirat dan beramal saleh yang banyak. Allah jadikan amal kejahatan orang kafir itu indah di mata mereka sehingga mereka bergelimang dosa. Mereka mendapat azab di dunia dan di akhirat kelak menjadi bangkrut. Rasul Saw. menerima Al-Qur’an itu dari yang Mahaperkasa lagi Bijaksana.
Ayat 7-13 menjelaskan, Nabi Musa mendapat wahyu dari Allah saat pulang dari Madyan ke Mesir bersama istrinya. Ketika ia bergerak ke arah bara api yang dilihatnya di samping bukit, ia mendengar suara memanggilnya: Diberkahilah orang yang dekat api dan sekitarnya. Mahasuci Allah Pencipta alam semesta. Ketika itulah Allah berbicara dengan Musa dan berkata: Saya adalah Allah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Lemparkan tongkatmu. Ketika tongkat itu bergerak dan menjadi ular, Musa merasa takut. Lalu Allah katakan agar tidak takut karena para rasul itu tidak takut di sisi-Nya. Tidak ada kesalahan yang tidak diampuni Allah. Allah perintahkan Musa untuk memasukkan tangannya ke dalam sakunya, nanti akan menjadi putih. Inilah dua dari sembilan mukjizat Musa untuk Fir’aun dan kaumnya. Ketika melihatnya, mereka menganggapnya sihir.
Ayat 14 meneruskan kisah penolakan Fir’aun dan kaumnya terhadap mukjizat Musa. Mereka menolak semua Mukjizat yang diberikan Allah kepada Musa karena sombong dan kezaliman yang mereka lakukan, padahal hati mereka meyakini mukjizat-mukjizat tersebut datang dari Allah. Lalu Allah membuktikan ancaman-Nya kepada mereka sehingga mereka ditenggelamkan-Nya di Laut Merah.
Ayat 15-22 menjelaskan kisah Nabi Dawud dan Sulaiman yang diberi Allah ilmu dan mereka adalah orang-orang yang bersyukur. Lalu Allah wariskan kepada Sulaiman kerajaan dan kenabian Dawud. Allah ajarkan padanya bahasa burung dan berikan padanya segala sesuatu.
Sulaiman mengumpulkan prajuritnya dari jin, manusia dan burung sesuai peran dan kedudukan masing-masing. Ketika mereka melewati sebuah lembah semut, lalu seekor semut betina (Ratunya) meminta supaya semua semut masuk ke dalam sarang agar tidak terinjak Sulaiman dan pasukannya tanpa sadar. Mendengar ucapan itu, Nabi Sulaiman tersenyum dan berdoa: Ya Rabb! Perkenankan aku mensyukuri nikmat-Mu atasku, atas kedua orang tuaku dan bantulah aku beramal saleh yang Engkau ridai, serta masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.
Setelah itu Sulaiman memeriksa kalangan burung. Ia tidak melihat Hud-Hud, lalu berkata: Kalau Hud-Hud tidak ada alasan yang benar atas ketidakhadirannya, maka akan aku hukum keras atau aku sembelih. Tiba-tiba dari tempat yang tidak jauh, Hud-Hud menyampaikan sebuah berita yang meyakinkan yang belum diketahui Sulaiman tentang Kerajaan Saba’.