Hari ke-252: Tadabbur Surah As-Saffat Ayat 77-126

Hari ke-252: Tadabbur Surah As-Saffat Ayat 77-126

Ayat 77-82 meneruskan kisah Nabi Nuh sebelumnya. Allah jadikan anak keturunan Nuh  sebagai penerus generasi berikutnya, diabadikan sejarahnya sampai akhir zaman dan diberi keselamatan di tengah kehancuran umatnya.  Semua itu adalah balasan Allah atas orang yang taat pada-Nya. Sungguh Nabi Nuh adalah hamba yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang mendalam. Sedangkan kaumnya yang kafir Allah tenggelamkan semuanya.

Ayat 83-98 menjelaskan Nabi Ibrahim seperti Nabi Nuh yang bertugas menyampaikan dakwah Tauhid kepada kaumnya. Penolakan  kaumnya dan sampai ia dibakar dijelaskan sebelumnya dalam surat Al-Anbiya’ ayat 51-73.

Ayat 99-102 menjelaskan Ibrahim datang kepada Allah minta petunjuk dan agar diberi keturunan yang saleh. Setelah anaknya beranjak remaja, Ibrahim mendapat wahyu agar ia  menyembelih anaknya. Setelah disampaikan,  anaknya pun setuju dan sabar menghadapinya.

Ayat 103-113 meneruskan kisah Ibrahim menyembelih anaknya. Ketika Ibrahim dan anak sudah pasrah dan Ibrahim siap menyembelih anaknya, Allah memanggilnya dan memuji ketaatannya dalam menerima ujian. Lalu, seketika itu juga Allah ganti dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Karenanya, Allah abadikan pujian bagi Ibrahim sampai akhir zaman. Allah berikan padanya keselamatan dan  keberkahan bagi anak cucu-Nya, termasuk Ishak. Namun, dari keturunan Ishak ada yang  baik dan ada pula yang zalim.

Ayat 114-122 menjelaskan besarnya karunia yang Allah berikan kepada Musa dan Harun. Allah selamatkan mereka dari bahaya besar,  memenangkan mereka dari Fir’aun dan prajuritnya dan memberi mereka Kitab Taurat agar mereka berada pada jalan yang lurus. Allah jadikan pujian untuk mereka sampai akhir zaman. Allah anugerahkan pada mereka keselamatan sebagai balasan bagi orang yang taat pada-Nya. Sungguh keduanya hamba yang kuat imannya.

Ayat 123-126 menjelaskan kisah Nabi Ilyas ketika mengajak kaumnya bertakwa kepada  Allah. Ilyas memprotes mereka menyembah  berhala “Ba’l” dan tidak menyembah Allah; sebaik-baik Pencipta yang telah menciptakan mereka dan nenek moyang mereka sebelumnya.

 

 

Tafsir Ibnu Katsir

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo