Ayat 1-15 dari surah Al-Qalam ini menjelaskan, Allah bersumpah bahwa Nabi saw. bukanlah gila. Beliau mendapat pahala yang tidak terputus dan memiliki akhlak yang agung, yakni akhlak Qur’ani. Suatu hari akan diketahui siapa yang sesat dan siapa yang mendapat petunjuk Allah. Dalam berdakwah, tidak boleh mengikuti keinginan orang yang menentang, mencela, memprovokasi, menghalangi dakwah dan memiliki sifat buruk lainnya, kendati mereka memiliki harta dan pengikut yang banyak. Mereka selalu merendahkan dan menolak isi Al-Qur’an. bahkan menuduh Al-Qur’an itu kitab dongeng.
Ayat 16-33 meneruskan ayat sebelumnya terkait kaum kafir Mekkah yang menolak risalah Islam. Perumpamaan mereka persis seperti pemilik kebun yang tidak bersyukur. Setelah Allah hancurkan, mereka bertaubat. Begitu juga penduduk Mekkah, setelah Islam kuat, mereka baru menyadari kebesarannya dan masuk Islam berbondong-bondong.
Ayat 34-42 menjelaskan bahwa orang-orang bertakwa pada Allah akan mendapat surga dari-Nya. Sebab itu, tidaklah sama nasib orang Mukmin yang bertakwa dengan orang-orang pendosa dan ingkar pada Allah. Mereka akan tersiksa pada hari kiamat kelak. Pada hari itu, penyesalan tidak berguna. Oarang kafir dan pendosa itu selalu mengatakan pendapat dan perilaku mereka adalah benar, kendati tidak didukung argumentasi yang kuat. Tuhan-tuhan yang mereka sembah tidak akan berguna sedikitpun di hari kiamat nanti.
Ayat 43-52 meneruskan ayat sebelumnya. Orang kafir di hari kiamat nanti tidak berdaya, karena di dunia tidak mau tunduk kepada Allah. Sebab itu, Nabi Muhammad saw. diperintahkan Allah fokus berdakwah dan sabar menjalankannya serta tidak mempedulikan cacian mereka. Allah pasti memonitor dan menghukum mereka.