Tadabbur Juz 13 Al-Qur’an: Kandungan Isi dan Konteks Ayat

Tadabbur Qur'an

Juz 13

Juz 13 dimulai pada ayat lima puluh tiga Surah Yusuf, dilanjutkan dengan seluruh Surah Raʿd, dan diakhiri dengan Surah Ibrahim. Tema umum yang terbentang dari Surah Yunus (surah ke-10) hingga Surah al-Ḥijr (surah ke-15) adalah keagungan Al-Qur’an itu sendiri. Bahkan, setiap surah dimulai dengan ayat-ayat yang menggambarkan keagungan Al-Qur’an, sebagai pengingat bagi Anda, para pembaca, untuk menganggapnya serius dan merenungkannya.

Juz 13 ini dimulai dengan titik balik dalam kehidupan Nabi Yusuf. Kisahnya di juz sebelumnya berfokus pada cobaannya. Pada titik ini, dia mulai bekerja untuk raja dan akhirnya naik ke posisi otoritas di kerajaan. Pada tahap inilah kita melihat karakter luar biasa dari Yaʿqub dan Yusuf. Yaʿqub menunjukkan kepada kita contoh yang paling indah dari optimisme dan kesabaran, sementara Yusuf menunjukkan kepada kita contoh yang luar biasa dari kemurahan hati dan pengampunan. Ini adalah empat karakteristik kuat yang dimiliki nenek moyang mereka Ibrahim dan kita melihat semua karakteristik tersebut dalam surah ini.

Surah berakhir dengan bersatunya kembali keluarga Ya’qub dan semua dendam diampuni. Yaʿqub tidak puas mengetahui bahwa putranya Yusuf masih hidup; dia hanya puas ketika dia mengetahui bahwa dia masih beriman. Lulus sejati dari setiap ujian dalam hidup adalah untuk tetap teguh pada iman yang benar sepanjang ujian. Yusuf sendiri meminta kepada Allah untuk membiarkan dia mati sebagai orang beriman, memenuhi doa nenek moyangnya. Dalam Surah al-Baqarah kita mengetahui bahwa Ibrahim dan Yaʿqub sama-sama berdoa agar keturunan mereka akan mati di atas Islam. Yusuf adalah salah satu dari banyak pengkabulan atas doa tersebut.

Tema umum yang mengalir di seluruh juz 13  ini adalah pentingnya kesabaran dan rasa syukur. Surah Yusuf memberi kita contoh kesabaran yang indah pada Yaʿqub. Surah Raʿd mengingatkan kita bahwa Surga diperoleh melalui kesabaran. “Salam sejahtera atas kalian, karena kesabaran kalian. Maka alangkah nikmatnya tempat kediaman terakhir itu”78

Baik Surah Raʿd maupun Surah Ibrahim mengingatkan kita tentang pentingnya “bersyukur” dalam upaya mendapatkan rahmat Allah. “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram.”79

Dan ingatlah ketika Tuhan kalian memaklumkan: “Sesungguhnya, jika kalian bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) bagi kalian; tetapi jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.”80

Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah memberikan sebuah perumpamaan? Kalimat yang baik itu seperti pohon yang baik—akarnya kokoh dan cabangnya menjulang ke langit. Ia menghasilkan buahnya setiap waktu dengan seizin Tuhannya. Allah memberikan perumpamaan itu untuk manusia, agar mereka dapat merenungkannya. Dan perumpamaan kalimat yang buruk itu, adalah bagaikan pohon yang buruk- yang akarnya tercabut  dari tanah; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.81

Ini adalah tema umum yang berjalan sepanjang juz ini. Dua jalan menuju surga adalah sabar dan syukur. Kita perlu bersabar dengan cobaan hidup, mengetahui bahwa kemenangan itu dari Allah dan Dia tidak menguji kita di luar kemampuan kita. Kita juga perlu mensyukuri setiap nikmat dalam hidup kita. Jika kita mensyukurinya, Allah akan menambah nikmat tersebut di kedua dunia. Kualitas sabar dan syukur ini bisa ada pada saat yang bersamaan. Hampir setiap saat dalam hidup kita, selalu ada cobaan yang harus dihadapi dan berkah yang harus disyukuri. Kemenangan dicapai dengan terus bergerak antara kesabaran dan rasa syukur tergantung pada ujian hari ini.

Surah Raʿd dinamai dari guntur karena surah ini mengingatkan kita bahwa bahkan apa yang kita anggap mati adalah ciptaan Allah yang memuji Dia dengan cara yang tidak dapat kita pahami. “Dan guruh bertasbih memuji-Nya, dan begitu pula para malaikat, karena takut kepada-Nya. Dan Dia mengirimkan petir, kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Namun mereka berdebat tentang Allah, sedangkan Dia sangat pedih siksanya.”82

Surah Ibrahim dinamai demikian karena berisi bagian yang kuat tentang do’a Nabi Ibrahim dari mana kita bisa mendapatkan pelajaran yang indah. Di bawah ini adalah terjemahan dari rangkaian ayat-ayat indah untuk kita renungkan.

Ingatlah ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang damai, dan jauhkan aku dan anak cucuku dari menyembah berhala. Ya Tuhanku, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak orang. Barang siapa yang mengikutiku maka dia termasuk “golonganku”; dan barang siapa mendurhakaiku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, sesunggunya aku telah menempatkan keturunanku di lembah yang tidak ada tumbuh-tumbuhan, di dekat Rumah Suci-Mu, ya Tuhan kami, agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati-hati manusia condong kepada mereka, dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, agar mereka bersyukur. Ya Tuhan kami, Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami nyatakan. Dan tidak ada yang tersembunyi dari Allah, di bumi ataupun di langit. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tuaku Ismail dan Ishak. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar Doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang mengerjakan shalat, dan demikian juga para keturunanku. Tuhan kami, terimalah permohonanku. Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang yang beriman, pada hari terjadinya hisab.”83

 

Catatan Amaliyah.net :

  1. Buku asli berbahasa Inggris, dapat diunduh secara gratis di sini
  2. Buku ini diterjemahkan dengan bantuan google translate, dengan sedikit modifikasi untuk mendapatkan “rasa bahasa” Indonesia yang lebih baik.
  3. Setiap kutipan terjemahan al-quran, telah dikonfirmasi dengan terjemah Qur’an bahasa Indonesia Kemenag RI
  4. Untuk melengkapi seri tadabbur 30 hari ini, anda juga dapat mengunjungi seri tadabbur qur’an 360
Amaliyah
Logo