Wahyu Allah Kepada Ibrahim untuk Menyembelih Ismail

Wahyu Allah Kepada Ibrahim untuk Menyembelih Ismail

Wahyu Allah Kepada Ibrahim untuk Menyembelih Ismail

nabi

Wahyu Allah Kepada Ibrahim untuk Menyembelih Ismail

Suatu malam nabi Ibrahim bermimpi disuruh Allah.untuk menyembelih anaknya. Begitu terbangun, beliau duduk termenung sebab belum puas untuk menikmati hidupnya bersama anaknya, tiba-tiba Allah menyuruh untuk menyembelih Ismail.

Dilain ia tidak tega, namun hatinya mengatakan bahwa mimpi itu adalah wahyu Allah yang harus dilaksanakan. Perang batin ini berlangsung hingga lama, namun ia tetap memutuskan untuk menuruti wahyu Allah. Kemudian didatanginya Ismail yang kala itu masih bocah dan sedang bermain dengan kawan sebayanya.

“Ismail anakku, aku mendapat wahyu dari Allah Tuhan kita untuk menguji kesabaranku dan kesabaranmu, “kata nabi Ibrahim sambil membelai anaknya. Nabi Ibrahim sebenarnya tidak sampai hati mengatakan maksudnya kepada anaknya. Namun demi wahyu Allah ia harus mengatakannya juga. Nabi Ismail yang tidak mengerti kata-kata ayahnya lalu menanyakan.

“Wahai ayah, apa yang kau maksudkan dengan perkataanmu itu. Terangkan kepadaku, “kata Ismail yang masih belum mengerti arah tujuan pembicaraan ayahnya. Dengan menghela napas, nabi Ibrahim menjawab. “Anakku, sesungguhnya aku telah disuruh Allah untuk menyembelih kamu. Tentu hal ini sangat berat bagi kita. Namun mimpi itu merupakan wahyu, aku harus melaksanakannya juga, “kata nabi Ibrahim menerangkan ikhwal mimpinya.

“Jika memang itu kehendak Allah, maka kita harus menerimanya dengan rela hati, meskipun menyakitkan, “jawab Ismail.

Wahyu Allah Kepada Ibrahim untuk Menyembelih Ismail

Kemudian mereka berdua pulang kerumahnya. Nabi Ibrahim menyatakan maksudnya pada Siti Hajar. Semula Siti Hajar terkejut dengan ucapan nabi Ibrahim. Sebab anak satu-satunya harus direlakan untuk qurban sebagaimana dalam mimpi suaminya.

“Istriku, sesungguhnya akupun tak rela jika anak kita harus mati sebagai qurban. Namun apa boleh buat semua itu sudah diwahyukan Allah kepadaku. Bukan tidak mungkin Allah sedang menguji kesabaran kita, “kata nabi Ibrahim menjelaskan pada

Sejenak mereka terdiam. Mereka memikirkan sesuatu yang mengarah pada pengurbanan Ismail. Kemudian isterinya menjawab, “Jika itu memang keputusan Allah, kita tidak dapat menolaknya, “kata Siti Hajar, air matanya berlinang dipipinya.

“Kapan engkau akan melakukan qurban terhadap Ismail, “tanya Siti Hajar kepada nabi Ibrahim yang ada disampingnya. Meskipun demikian ia tetap menabahkan hatinya menerima ujian yang dianggapnya paling berat ini. Bagaimana tidak berat sebab Ismail yang baru bertemu dengan ayahnya harus diqurbankan. Siti Hajar hanya meminta pada Allah dalam hatinya agar ditabahkan dirinya menerima ujian ini.

“Jika engkau telah merelakan, maka qurban itu akan kulakukan besok pagi setelah aku sembahyang. Hal ini sesuai dengan wahyu yang ku terima melalui mimpi, “kata nabi Ibrahim menjelaskan. Suaranya sangat pelan hampir tidak dapat didengarkan.

Wahyu Allah Kepada Ibrahim untuk Menyembelih Ismail

Kemudian mereka tidur bertiga. Malam itu nabi Ibrahim bermimpi seperti yang sudah ia alami. Yaitu untuk menetapkan hatinya mengurbankan Ismail besok pagi.

Keesokan harinya, pagi-pagi benar tepatnya tanggal 10 Dzulhijjah sesudah shalat, nabi Ibrahim mengajak anaknya pada suatu tanah lapang. Dengan bertakbir sepanjang jalan ia membimbing nabi Ismail kemudian didudukkan pada sebuah lempengan batu.

“Wahai anakku, tetapkan hatimu. Karena ini merupakan ujian yang berat buat kita. Bersabarlah, niscaya Allah akan mendengarkan doa kita. Sebab Allah menyukai orang-orang yang sabar, “kata nabi Ibrahim sambil merebahkan nabi Ismail pada batu itu.

Kemudian nabi Ibrahim bertakbir sembari menghunus pedangnya dari pinggang. Pedang yang mengkilat terterpa sinar matahari tidak menggoyahkan hati nabi Ismail. Nabi Ismail tetap meng-Esakan Allah dengan menyebut:

“La ilalah llallah, hu Allah hu akbar”.

Sedangkan nabi Ibrahim terus menyebut kebesaran Allah

Wahyu Allah Kepada Ibrahim untuk Menyembelih Ismail

“Allahu Akbar Allahhu Akbar Allahu Akbar. Kemudian pedang itu ditempelkan pada leher nabi Ismail. Pada saat-saat yang mengerikan itu, sebelum pedang melukai leher nabi Ismail datanglah malaikat sambil membawa seekor kambing gibas. Kemudian ia berkata : “Wahai Ibrahim, sungguh tabah dan sabar hatimu dalam menghadapi ujian yang sangat besar ini, “kata malaikat sambil menyerahkan kambing yang dibawanya. Kemudian nabi Ibrahim berkata ; “Wahai Jibril, sesungguhnya aku tidak akan berlari dan bersembunyi menghadapi ujian ini. Begitu pula dengan Ismail. Mengapa kau datang sambil membawa kambing itu ? “tanya nabi Ibrahim.

Kemudian malaikat itu menerangkan bahwa persembahan nabi Ibrahim dengan mengorbankan anaknya sendiri telah diterima oleh Allah. Sedangkan sebagai gantinya ialah kambing. Maka sampai sekarang umat Islam yang mampu setiap Idul Adha, mereka akan mengurbankan sebagian harta mereka berupa kambing.

Wahyu Allah Kepada Ibrahim untuk Menyembelih Ismail

Hal ini sudah menjadi syari’at agama Islam. Sebab dengan adanya kurban itu berarti kita ingat lagi pada kesabaran nabi Ibrahim dan nabi Ismail dalam menghadapi ujian yang sangat berat. Selain itu bertujuan untuk menghormati kedua. Mengenai pembicaraan mimpi nabi Ibrahim sampai pada penyembelihan Ismail telah diabadikan dalam Al Qur’an surat Ash Shoffat ayat 102 sampai 107 yang berbunyi:

Maka tatkala anak itu sudah sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata : “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah pada pendapatmu ? “Ismail menjawab : “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (As-Shofat: 102)

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya alaspelipis (nya), nyatalah kesabaran keduanya”. (Ash-Shoffat: 103)

Dan Kami memanggil dia : “Hai Ibrahim”, (Ash-Shoffat: 104) Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Ash-Shoffat: 105)

Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Ash-Shoffat : 106)

Dan Kami tebus anak itu dengan sembelihan yang besar. (Ash-Shoffat: 107)

Wahyu Allah Kepada Ibrahim untuk Menyembelih Ismail

Dengan datangnya malaikat, maka penyembelihan terhadap Ismail tidak jadi dilakukan sebab diganti dengan seekor kambing gibas yang besar. Nyatalah sudah kesabaran keduanya dalam menghadapi ujian yang sangat berat. Dengan kesabaran itulah akhirnya Allah berfirman dalam surat Ash-Shoffat ayat 108 yang artinya :

“Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian”. (Ash-Shoffat: 108)

Maksud dari firman Allah itu ialah menyebutkan nama Ibrahim bagi setiap umat Islam yang datang ke Makkah untuk berhaji. Selain itu nama Ibrahim juga disebut dalam sholat khususnya pada saat Attahiyat.

Sedangkan nabi Ismail digolongkan orang-orang yang sabar sesuai dengan firman Allah surat Al-Anbiyaa’ ayat 85 sampai 86 yang berarti:

“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar”(Al Anbiyaa’: 85)

“Kami telah memasukkan mereka dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang saleh”. (Al-Anbiyaa’: 86)

Dari kisah di atas kita dapat menjadikan contoh tauladan dengan kesabaran nabi Ismail dalam menghadapi ujian yang seberat apapun. Dengan kesabaran itulah kita akan semakin dikasihani oleh Allah.

Selain itu nabi. Ismail dipastikkan dalam golongan nabi oleh Allah. Hal hi disebutkan dalam Al Qur’an surat Shaad ayat 48 :

Dan ingatlah akan Ismail, llyasa’ dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. (Shaad: 48)

Amaliyah
Logo