Wahyu Allah untuk Membangun Ka’bah dalam Sejarah Islam

Wahyu Allah untuk Membangun Ka’bah dalam Sejarah Islam

Wahyu Allah untuk Membangun Ka’bah dalam Sejarah Islam

nabi

Wahyu Allah untuk Membangun Ka’bah dalam Sejarah Islam

Setelah ujian berupa perintah untuk menyembelih anaknya dilakukan, kini nabi Ibrahim mendapat wahyu lagi yaitu untuk mendirikan Ka’bah. Wahyu itu diterima oleh nabi Ibrahim ketika sedang menyebarkan dakwahnya di daerah lain.

Diceritakan bahwa setelah melakukan ujian pertama yang berat dan lulus serta diterima Allah, maka nabi Ibrahim pamit untuk pergi lagi guna menyebarkan ajarannya. Perpisahan terjadi lagi antara mereka.

Setelah sekian lama berada ditempat lain nabi Ibrahim mendapat wahyu dari Allah agar membangun Ka’bah di Makkah. Setelah mendapat wahyu itu bergegaslah nabi Ibrahim kembali menemui anak dan isterinya di Makkah.

Berhari-hari ia melakukan perjalanan sebagai kafilah menuju Makkah. Setelah tiba, ia sangat gembira begitu mendapatkan anaknya dan isterinya dalam keadaan sehat Anaknya tumbuh dengan sehat sehingga memiliki tubuh yang kekar dan kuat.

Wahyu Allah untuk Membangun Ka’bah dalam Sejarah Islam

Nabi Ibrahim menjelaskan ikhwal mimpinya kepada nabi Ismail. Nabi Ismail mendukung perkataan ayahnya. Sebab ia mengetahui bahwa apa yang dikatakan ayahnya merupakan wahyu dari Allah. Dan ini juga merupakan ujian bagi kedua insan itu.

Nabi Ibrahim menunjukkan tempat yang hendak dijadikan berdirinya Baitullah itu. Dalam mimpinya ia disuruh Allah untuk mendirikan Ka’bah di dekat sumur Zam-Zam. Maka akhirnya keduanya berangkat menuju ke tempat yang telah ditunjuk nabi Ibrahim.

Batu yang besar-besar dan sudah berbentuk diangkat dan diletakkan oleh kedua nabi itu dengan tangannya sendiri. Sedikit demi sedikit, akhirnya bangunan itu berdiri dengan megahnya.

Setiap selesai mengerjakan pekerjaan mereka selalu berdoa kepada Allah. “Ya, Allah yang Tuhan kami terimalah persembahan kami, Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Jadikanlah kami berdua orang yang tunduk dan patuh kepada-Mu”.

Di bagian tertentu kedua anak dan bapak itu meletakkan batu besar yang berwarna hitam mengkilat. Sebelum diletakkan pada lempatnya terlebih dahulu diciumnya batu itu sambil mengelilingi bangunan Ka’bah yang telah berdiri megah.

Batu itu dinamakan Hajar Aswad. Penciuman batu dan kelilingnya nabi Ibrahim beserta anaknya kini sudah menjadi sunat rukun haji. Sebab dengan adanya perbuatan keliling dan mencium batu itu secara tidak langsung menghormati nabi Ibrahim dan nabi Ismail yang telah membangun Ka’bah dengan tangannya sendiri.

Selain itu merupakan hal yang tak dapat dilupakan betapa besar kekuasaan Allah yang telah menyuruh kedua nabi itu untuk membangunnya. Sehingga menjadi bukti bagi umat yang kafir

Wahyu Allah untuk Membangun Ka’bah dalam Sejarah Islam

Kemudian Allah mengajarkan pada kedua nabi itu cara mengerjakan ibadat-ibadat kepada-Nya. Ibadat-ibadat itu akhirnya menjadi tradisi turun temurun hingga nabi akhir zaman yaitu Muhammad SAW. Diantara ibadat-ibadat yang diajarkan Allah kepada nabi Ibrahim dan nabi Ismail adalah : Mengerjakan Shalat, Mengerjakan Puasa, Mengerjakan Zakat, dan Mengerjakan Haji

Dan yang paling penting adalah menyeru pada umat kafir agar mau kembali pada ajaran yang benar. Mereka (umat) itu diajak pada agama Tauhid (Islam) sebab ajarannya sangat benar. Selain itu pula nabi Ibrahim dan nabi Ismail diharuskan menjaga kebersihan Ka’bah dari segala kotoran seperti kotoran yang bisa membuat najis, dan kotoran berupa ma’nawi seperti berdirinya berhala.

Wahyu Allah untuk Membangun Ka’bah dalam Sejarah Islam

Dengan adanya Ka’bah berarti semua penyembahan terhadap berhala harus dilupakan dan dihentikan. Kemudian Allah mewahyukan pada Ibrahim agar memanggil semua ummat untuk datang ke Ka’bah seperti yang telah diabadikan Al Qur’an surat Al Hajj ayat 27 sampai 28.

Dan berserulah (hai Ibrahim) kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai onta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (Al Hajj: 27)

Supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka yang menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian dari padanya dan (sebagian lagi) berikanlah pada untuk dimakan yang sengsara lagi fakir. (Al Hajj :28)

Nabi ibrahim setelah mendapatkan wahyu, ia melakukan panggilan pada empat penjuru. Mula-mula sebelah timur Ka’bah kemudian utara, selatan dan sebelah barat. Dan panggilan itu dikabulkan Tuhan, sehingga sekarang umat Islam yang mampu akan melaksanakan perintah-Nya seperti naik haji.

Amaliyah
Logo