Ayat 12 – 15 meneruskan cerita Nabi Zakaria yang dianugerahkan Allah anak bernama Yahya dalam usia yang sudah tua. Allah memerintahkan Yahya untuk berpegang teguh kepada kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa dan memberikan berbagai kelebihan kepadanya, diantaranya dengan mengangkatnya menjadi rasul, memberikan kepadanya hikmah sejak kecil.
Yahya memiliki sifat-sifat mulia seperti, menjaga kesucian diri, bertakwa pada Allah, berbuat dan bersikap baik kepada orang tua, tidak sombong dan tidak durhaka kepada Allah dan kedua orang tuanya. Sebab itu, Yahya diberi Allah keselamatan waktu lahir, waktu meninggal dan waktu dibangkitkan pada hari kiamat kelak.
Ayat 16 – 25 menjelaskan kisah Maryam yang ajaib, dimana ia melahirkan tanpa suami yang menggaulinya. Saat malaikat Jibril mendatangi Maryam dalam bentuk seorang lelaki, ia kaget dan meminta agar lelaki itu menjauh darinya. Lelaki itu menjelaskan bawa ia adalah malaikat utusan Allah untuk memberinya seorang anak lelaki yang suci. Tentu saja Maryam kaget karena ia belum pernah sekalipun disentuh lelaki.
Allah jadikan Maryam melahirkan tanpa suami agar manusia melihat bukti kekuasaan-Nya. Karena itu ia sangat sedih. Lalu Allah berfirman kepadanya agar tidak bersedih karena akan diberi anak yang mulia. Maryam melahirkan di bawah pohon kurma yang sedang berbuah ranum (ruthab) menunjukkan Isa lahir di musim panas, karena kurma berbuah di musim panas, bukan di musim dingin.
Ayat 26 – 38 meneruskan kisah ayat kebesaran Allah pada peristiwa Maryam yang melahirkan Isa tanpa suami. Peristiwa itu menggemparkan Bani Israel sehingga mereka menuduh Maryam berbuat serong. Saat itu juga Allah perlihatkan lagi ayat kebesaran-Nya dengan menjadikan Isa yang masih bayi bisa berbicara dan menjawab langsung tuduhan mereka kepada Ibunda Maryam.
Isa menjelaskan: Aku adalah hamba Allah, bukan anak Allah. Allah berikan padaku kitab Injil dan Allah angkat aku sebagai nabi. Allah berkahi aku dimana saja aku berada. Dia perintahkan aku menegakkan salat, membayar zakat selama aku masih hidup, berbakti kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku diktator dan celaka. Allah selamatkan aku saat dilahirkan, saat aku meninggal dan saat aku dibangkitkan di hari kiamat nanti.
Isa yang dilahirkan dari seorang ibu, kemudian ia juga mati dan dibangkitkan nanti pada hari kiamat adalah bukti nyata bahwa Isa bukanlah tuhan atau anak tuhan. Menganggap Isa anak tuhan adalah kemusyrikan besar dan bertentangan dengan ajaran Nabi Isa sendiri yang mengajarkan umatnya mengesakan Allah dalam segala bentuk ibadah. Orang-orang yang hatinya condong kepada kemusyrikan tetap saja melihat Isa anak Allah. Padahal Isa itu adalah ayat kebesaran dan kekuasaan Allah. Allah menciptakan segala sesuatu berdasarkan ilmu dan kehendak-Nya. Sebab itu, yang memperdebatkan hal tersebut hanyalah orang kafir, zalim dan sesat yang nyata.
Sumber: Mushaf Tadabbur, Fathuddin Ja’far