Ayat 45-53 menjelaskan kisah kaum Tsamud dan Nabi Saleh. Perintah Nabi Saleh agar menyembah Allah saja malah mereka tanggapi dengan salah sehingga mereka menjadi dua golongan yang saling bermusuh-musuhan. Mereka lebih cepat berbuat jahat ketimbang berbuat baik dan tidak mau istigfar (minta ampun) pada Allah. Mereka menuduh Nabi Saleh membawa sial, padahal segala sesuatu di tangan Allah. Mereka tidak sadar sedang diuji.
Di kota tempat mereka tinggal ada 9 orang tokoh kejahatan yang selalu berbuat onar dan tidak mau memperbaiki diri. Mereka merencanakan pembunuhan Nabi Saleh dan keluarganya di malam hari, setelah itu mereka akan bersaksi bahwa mereka tidak tahu menahu. Ketika mereka membuat makar itu, Allah membuat makar pula, sedang-kan mereka tidak menyadarinya.Akibat merencanakan makar atas Nabi Saleh dan keluarganya, Allah binasakan semua penduduk kota itu sehingga rumah-rumah mereka kosong dari penghuni. Semua itu akibat kezaliman mereka sendiri. Peristiwa itu selayaknya menjadi pelajaran bagi kaum yang mengetahui sejarah mereka. Lalu, Allah selamatkan orang-orang beriman dan bertakwa dari kalangan pengikut Nabi Saleh.
Ayat 54 dan 55 menjelaskan kisah Luth ketika ia menyeru kaumnya untuk meninggalkan praktek seks menyimpang, yakni homoseks dan tidak mau menikahi wanita. Mereka benar-benar kaum jahiliah, yakni tidak mau hidup sesuai aturan Tuhan Pencipta mereka, yakni Allah Ta’ala. Sebab itu, seks menyimpang bukan kodrat manusia seperti yang dipahami sebagian manusia hari ini, tapi penyakit dan menyimpang.
Ayat 56 59 meneruskan kisah umat Luth sebelumnya. Mereka bertekad mengusir Luth dan keluarganya karena mereka anggap sok suci. Maka Allah selamatkan Luth dan keluarganya kecuali istrinya termasuk yang dimusnahkan. Allah kirimkan pada mereka hujan batu panas sehingga mereka musnah. Segala puji bagi Allah yang menyelamatkan hamba-hamba pilihan-Nya. Apakah Allah lebih baik, atau tuhan-tuhan mereka itu?
Ayat 60-63 mengajak manusia merenungkan ayat-ayat Allah di alam ini supaya mereka mengenal Allah dengan baik, melalu pertanyaan-pertanyaan berikut :
- Siapa yang menciptakan langit, bumi, menurunkan hujan dari langit sehingga kebun-kebun yang indah tumbuh? Tak seorang pun yang dapat menumbuhkan pohonnya. Mengapa manusia berpaling dari fakta-fakta tersebut?
- Siapakah yang menjadikan bumi sebagai tempat tinggal, di celahnya ada sungai-sungai, di atasnya gunung-gunung yang berdiri kukuh, batas antara dua laut; asin dan tawar? Mengapa kebanyakan manusia tidak mau memahaminya?
- Siapa yang mampu mengabulkan permintaan orang yang kesulitan, melepaskan kesusahan dan menjadikan manusia pemimpin di bumi? Mengapa manusia tidak menjadikannya pelajaran?
Siapakah yang memberi petunjuk jalan bagi manusia dalam kegelapan darat dan laut melalui bintang-bintang di langit dan mengirim angin sebagai kabar gembira sebelum hujan turun. Masih adakan tuhan lain bersama Allah? Mahasuci Allah dari apa yang mereka sekutukan.
Tafsir Ibnu Katsir
- An-Naml, ayat 45-47
- An-Naml, ayat 48-53
- An-Naml, ayat 54-58
- An-Naml, ayat 59
- An-Naml, ayat 60
- An-Naml, ayat 61
- An-Naml, ayat 62
- An-Naml, ayat 63