Hari ke-4: Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 30-48

Hari ke-4: Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 30-48

Ayat 30 – 37 menjelaskan dua hal:

  1. Terkait visi hidup di dunia. Allah tetapkan manusia sebagai khalifah. Di antara tugas mereka ialah memakmurkan bumi, menegakkan Al-Haq (kebenaran agama Allah) dan keadilan di tengah-tengah manusia. Sebab itu, Allah bekali manusia dengan berbagai ilmu melalui wahyu yang diturunkan kepada para Rasul-Nya. Khilafah ini hanya Allah berikan kepada manusia dan tidak diberikan kepada makhluk-Nya yang lain, kendati kepada malaikat sekalipun. Ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia sehingga para malaikat diperintahkan Allah sujud kepada Adam. Kemuliaan tersebut hanya melekat pada diri manusia selama mereka menjalankan visi hidup yang Allah tetapkan.
  2. Tantangan terberat manusia dalam menjalankan visi khilafah di atas bumi adalah setan yang selalu berupaya menyesatkan manusia dari jalan Allah. Setan berhasil menipu Adam dan hawa ketika berada di surga. Sebab itu, waspadalah selalu dan jika suatu saat tertipu setan, maka segeralah bertaubat pada Allah.

Ayat 38 dan 39 meneruskan ayat sebelumnya terkait dengan dahsyatnya tipu daya setan. Akibat tertipu setan, Allah turunkan Adam dan Hawa dari surga ke bumi. Di bumi itulah mereka dan anak cucu mereka Allah kembang biakkan sampai hari kiamat untuk menguji siapa di antara mereka yang menegakkan visi khilafah yang telah Allah tetapkan bagi mereka. Allah memberikan jaminan ketenangan dan ketenteraman bagi orang yang mengikuti petunjuk-Nya. Sedangkan bagi yang menolak petunjuk-Nya yang tercantum dalam Al-Qur’an, Allah canangkan mereka menjadi penghuni-penghuni neraka di akhirat kelak.

Ayat 40-48 menjelaskan Bani Israel adalah contoh manusia-manusia kafir pada Allah. Mereka memiliki karakter buruk seperti, kufur nikmat, ingkar janji, tidak takut pada Allah, tidak mau beriman kepada Al-Qur’an, menjual ayat-ayat Allah untuk kepentingan dunia, mencampurkan hak dengan batil, menyembunyikan yang hak, tidak salat, tidak mau membayar zakat, tidak mau salat berjamaah, menyuruh orang lain berbuat baik, tapi tidak mau melakukannya, membaca Al-Kitab, tapi tidak mengerti isinya, tidak menjadikan sabar dan salat sebagai penolong, tidak bisa khusyuk salat, ragu pada akhirat dan sebagainya.

Semua sifat dan perilaku buruk tersebut bermuara dari tidak takut pada hari kiamat atau hari pembalasan di mana tidak berlaku pembela, rekomendasi dan tebusan.

 

Tafsir Ibnu Katsir

 

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo