Hari ke-9: Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 102-112

Hari ke-9: Tadabbur Surah Al-Baqarah Ayat 102-112

Ayat 102 – 15 menjelasakan kedurhakaan lain dari Bani Israel atau Ahlul Kitab. Di antaranya, mengikuti mantra-mantra yang dibacakan setan di zaman Nabi Sulaiman. Apakah mereka mengira Sulaiman sudah kafir? Padahal yang kafir itu adalah para setan itu. Setan mengajarkan kepada manusia ilmu sihir dan apa yang diajarkan malaikat Harut dan Marut di negeri Babilonia, seperti ilmu memisahkan suami isteri dan hal-hal yang memberi mudarat kepada mereka dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Kedua malaikat tersebut mewanti-wanti mereka bahwa mereka adalah ujian dari Allah, bukan untuk diikuti.

Semua itu tidak akan memberi mudarat kepada siapapun dari kalangan mereka kecuali dengan izin Allah. Ilmu sihir tersebut juga mereka gunakan untuk mendapatkan harta. Perbuatan tersebut sangatlah buruk di mata Allah. Allah tidak akan berikan kepada mereka kebaikan akhirat. Sayang mereka tidak menyadarinya. Kalau saja mereka beriman kepada Al-Qur’an dan Muhammad saw. serta bertakwa kepada Allah, pasti itu lebih baik bagi mereka dan mereka mendapatkan balasan yang lebih baik pula dari Allah, kalau mereka memahaminya.

Sebab itu, Allah memperingatkan kaum mukmin agar tidak meniru perilaku mereka dan jangan tiru ucapan mereka kepada Rasul saw. “ra’ina”, ganti dengan “unzhurna” dan dengarkan Rasul saw. dengan baik. Menghina Rasul saw. itu adalah perbuatan kekufuran yang menyebabkan masuk neraka. Sebenarnya Ahlul Kitab dan orang-orang musyrik itu tidak rela umat Islam itu mendapatkan karunia Al-Qur’an. Padahal Allah-lah yang berhak menentukannya

Dalam ayat 106-112, Allah mengingatkan umat Islam agar tidak berperilaku kepada Allah dan Rasul-Nya seperti yang dilakukan Ahlul Kitab. Tidak satu ayatpun yang Allah hapus kecuali Dia ganti dengan yang lebih baik, karena Allah itu Maha Berkuasa dan Pemilik jagad raya. Tidak akan ada pelindung dan penolong selain Allah. Sebab itu, hanya Allah sebaik-baik pelindung dan penolong kita.

Ucapan dan sikap yang menyulitkan Rasul saw. adalah perbuatan yang membatalkan keimanan seperti yang dilakukan oleh Bani Israel terhadap Nabi Musa. Mereka banyak bertanya, bukan karena ingin memahami permasalahan, melainkan untuk menguji, menyulitkan Musa atau menghindar dari perintah Allah seperti pertanyaan-pertanyaan mereka terkait perintah penyembelihan sapi betina sebelumnya.

Allah juga mengingatkan kaum mukmin bahwa banyak dari kalangan Ahlul Kitab yang menginginkan umat Islam itu menjadi murtad dan kembali kepada kekafiran setelah mereka beriman. Hal tersebut disebabkan karena kedengkian yang tertanam dalam diri mereka setelah kebenaran Al-Qur’an nyata bagi mereka. Untuk menghadapi hal tersebut, Allah memerintahkan kaum mukmin agar menjadi manusia pemaaf dan berlapang dada hingga Allah tentukan keputusan-Nya terkait mereka, masuk Islam atau berperang dengan mereka. Sungguh Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Allah memerintahkan kaum mukmin menegakkan salat, membayar zakat dan banyak berinfak di jalan Allah karena semua itu akan menjadi simpanan kebaikan di sisi Allah, yakni di akhirat kelak. Allah Maha Melihat apa yang kita laku-kan.

Ahlul Kitab, Yahudi dan Nasrani mengklaim hanya mereka yang akan masuk surga. Itu adalah angan-angan belaka yang tidak memiliki argumentasi yang benar. Padahal yang masuk surga itu hanyalah orang-orang yang beriman dan tunduk kepada sistem Allah dan para Rasul-Nya, termasuk Rasul Muhammad saw.

 

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo