Ayat 203 masih menjelaskan tatacara ibadah haji. Pada hari-hari pelaksanaan ibadah haji yakni, tanggal 8 sampai 13 Zulhijjah dianjurkan untuk banyak berzikir pada Allah. Mabit di Mina boleh sampai tanggal 12 atau 13 Zulhijjah. Bagi yang memilih sampai tanggal 12 tidak masalah dan dan disebut nafar awwal. Bagi yang meilih sampai tanggal 13 juga tidak masalah. Yang penting dalam pemilihan tersebut didasari takwa pada Allah, bukan perdagangan dan sebagainya. Karena, semua yang dikerjakan di musim haji itu dan juga di luar musim haji, diharapkan dapat menjadi timbangan kebaikan para hujjaj di akhirat kelak.
Ayat 204 – 206 menjelaskan sebagian kriteria orang-orang seperti, pandai bicara soal urusan dunia sehingga mengagumkan banyak orang dan bersumpah pada Allah dalam menjelaskan tujuan dan isi hatinya. Padahal, ia adalah pembangkang Allah dan rasul-Nya yang amat keras. Apabila ia tidak bersama kaum muslimin, ia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah tidak menyukai kerusakan. Apabila diingatkan agar takut (takwa) pada Allah, ia malah bangga dengan dosa. Neraka Jahanam yang akan menjadi tempat kembalinya.
Ayat 207 menjelaskan, di antara kaum muslimin ada yang mengorbankan diri dan harta mereka hanya mencari ridha Allah. Sungguh Allah Menyayangi orang-orang seperti itu.
Ayat 208 – 210 menjelaskan bahwa jalan hidup itu hanya dua, jalan Islam dan jalan setan. Agar tidak terjebak masuk ke jalan setan, maka masuklah ke jalan Islam secara utuh dan total. Ingatlah, setan itu musuh kita yang nyata. Jika pernah tergelincir dari jalan Islam setelah memahaminya dengan jelas, maka Allah akan siksa bagi yang tidak mau bertobat dan akan mengampuni yang bertobat. Sesalilah dosa-dosa itu selama masih hidup di dunia. Di akhirat kelak tiada ada lagi penyesalan.
Ayat 211 – 213 menjelaskan sikap Bani Israel yang diberi Allah banyak nikmat wahyu-Nya. Namun mereka lebih memilih tradisi nenek moyang dan mengikuti hawa nafsu. Allah azab mereka di dunia dan di akhirat mereka akan menjalani azab yang lebih keras lagi. Kehidupan dunia dijadikan indah bagi orang-orang kafir dari Ahlul Kitab dan lainnya. Sebab itu, mereka menghina kaum mukmin. Padahal orang-orang bertakwa pada Allah itu akan berada di atas mereka pada hari kiamat nanti. Sebab itu, kaum mukmin tidak perlu bersedih, karena Allah memberi rezeki kepada orang-orang bertakwa dari arah yang tidak diduga. Dahulu umat manusia umat yang satu dalam beragama. Agar terjaga kesatuan agama tersebut, Allah utus para Nabi yang bertugas memberikan kabar gembira dan ancaman dan turunkan kepada mereka Kitab Suci dengan hak agar para Nabi itu memutuskan perkara-perkara yang diperselisihkan umat mereka. Manusia yang berselisih terus tentang agama Allah setelah kedatangan wahyu-Nya adalah disebabkan kedengkian yang ada dalam diri mereka sendiri, seperti yang terjadi pada Ahlul Kitab. Allah akan memberikan hidayah-Nya kepada orang-orang yang meyakini kebenaran Al-Qur’an kepada jalan-Nya yang lurus.
Ayat 214 menegaskan bahwa untuk masuk surga itu harus melewati berbagai ujian sebagaimana yang dialami oleh umat terdahulu seperti, malapetaka, kesengsaraan dan keguncangan, sampai Rasul saw. dan kaum mukmin bersamanya menanyakan kapan gerangan pertolongan Allah tiba. Sungguh pertolongan Allah itu sangat dekat bagi kaum mukmin.
Ayat 215 menjelaskan prioritas infak ialah kepada kedua orang tua, kaum kerabat, anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil. Maka jangan ragu berinfak, Allah pasti catat dan berikan balasannya.
Tafsir
- Al-Baqarah, ayat 203
- Al-Baqarah, ayat 204-207
- Al-Baqarah, ayat 208-209
- Al-Baqarah, ayat 210
- Al-Baqarah, ayat 211-212
- Al-Baqarah, ayat 213
- Al-Baqarah, ayat 214
- Al-Baqarah, ayat 215