Ayat 270-274 masih membahas infak fi sabilillah. Infak adalah landasan sistem ekonomi Islam. Infak bukan hanya mampu menumbuhkembangkan harta dan kekayaan dengan berlipat ganda serta pendistribusiannya secara adil, melainkan dapat pula menyembuhkan penyakit jiwa pelakunya, seperti kikir, takut miskin, cinta dunia dan lupa pada akhirat. Sebab itu, Allah menekankan infak itu dalam berbagai ayat dan surah.
Infak yang afdhal ialah yang dilakukan dengan sembunyi. Namun jika dilakukan terang-terangan juga tidak masalah asal bisa menjaga keikhlasannya. Disamping manfaat di atas, infak juga akan menghapus kesalahan dosa, serta infak itu salah satu bukti seseorang mendapat hidayah dari Allah.
Masalah hidayah Islam itu urusan Allah. Dia yang akan memberikannya kepada orang yang dikehendaki-Nya. Sebab itu, infak boleh diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, kendati kepada orang yang bukan Muslim. Ini salah satu kehebatan ajaran Islam dan bukti bahwa Islam itu rahmat dan keselamatan bagi semua manusia.
Bagi orang-orang yang fakir dan tidak bisa berusaha karena kejahatan perang atau kejamnya sistem kapitalisme misalnya, dianjurkan untuk bersabar dan tidak meminta-minta, karena itu adalah ujian dari Allah. Namun, kaum muslimin yang mampu harus sensitif terhadap nasib dan kondisi ekonomi mereka dengan menyalurkan infak kepada mereka.
Infak itu harus dilakukan terus menerus; di malam hari atau siang hari, sembunyi atau terang-terangan. Infak yang ikhlas, dari harta yang halal, yang masih berkualitas baik dan dilakukan terus menerus akan mampu mengobati berbagai penyakit jiwa seperti, kekhawatiran, takut miskin, kikir dan bersedih hati.
Ayat 275-281 menyoroti sistem riba yang menjadi pilar sistem ekonomi kapitalisme masa lalu dan saat ini. Sistem riba menciptakan praktek kezaliman ekonomi dan sosial, melahirkan berbagai penyakit jiwa seperti cinta dunia, kikir, kejam, rakus, pelit, kesombongan dan bahkan mempertuhankan harta (materialisme), sehingga pelakunya mabuk seperti orang yang kemasukan setan.
Umat Islam harus berhenti dari praktek riba. Karena riba itu hanya dipraktekkan oleh orang yang tidak takut neraka dan tidak berharap surga. Bagi yang terlanjur, segera berhenti dan bertaubat pada Allah. Jika kembali melakukannya, maka Allah akan masukkan pelakukunya ke dalam neraka dan kekal di dalamnya.
Allah berjanji akan menghancurkan ekonomi yang dibangun di atas sistem riba yang zalim itu dan menumbuhkembangkan sistem ekonomi yang didasari sistem shadaqah (zakat, infak, hibah, wakaf dan sebagainya). Sistem ekonomi Islam tidak terpisah dari keimanan dan ibadah lainnya. Karena itu, riba salah satu yang membatalkan iman.<
Salah satu keunggulan sistem ekonomi Islam ialah menangguhkan tagihan terhadap orang yang menghadapi kesulitan. Sedangkan menghapuskan hutangnya jauh lebih baik. Hal ini bisa diterapkan karena spirit ekonomi Islam adalah meraih kesuksesan akhirat, bukan kejayaan di dunia.