Hari ke-33: Tadabbur Surah Ali Imron Ayat 92-108

Hari ke-33: Tadabbur Surah Ali Imron Ayat 92-108

Ayat 92 menjelaskan puncak kebaikan berinfak hanya akan diraih jika apa yang diinfakkan adalah harta yang dicintai, bukan barang sisa atau bekas. Hati-hati berinfak barang bekas atau sisa. Allah Mahatahu terhadap niat dan amal perbuatan kita.

Ayat 93-100 kembali menyoroti perilaku Ahlul Kitab seperti, mengharamkan apa yang dihalalkan Allah, melalukan kebohongan atas nama Allah dengan alasan tercantum dalam Taurat. Allah menantang mereka agar membaca Taurat itu dan tolong dibuktikan jika mereka memang jujur dan benar. Orang yang mengada-ada tentang Allah adalah orang yang zalim.

Allah memerintahkan Rasul Saw. untuk menyeru Ahlul Kitab untuk mengikuti millah (agama) Ibrahim yang hanif karena ia bukan termasuk musyrik. Masjid yang pertama kali dibangun di dunia ialah yang dibangun Ibrahim di Mekkah yang diberkahi dan dijadikan tempat pelaksanaan ibadah haji untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman.

Allah menegur keras Ahlul Kitab kenapa mereka berani mengingkari Al-Qur’an dan memalingkan manusia dari jalan Allah agar hidupnya bengkok. Sebab itu, Allah mengharamkan kaum mukmin menaati segolongan mereka agar terhindar dari kemurtadan.

Ayat 101-108 mengingatkan kaum Muslimin agar tidak membangkang terhadap Al-Qur’an sebagaimana dilakukan kalangan Ahlul-Kitab. Al-Qur’an itu adalah pegangan hidup kaum Muslimin. Berpegang teguh kepadanya menjamin selalu berada di jalan yang lurus. Meninggalkan petunjuknya menyebabkan tersesat dalam hidup dunia dan akhirat.

Allah memerintahkan kaum mukmin agar bertakwa kepada Allah dengan maksimal sampai akhir hayat, dengan cara: 1) Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah yang menjadi landasan utama semua ajaran Islam. 2) Pahami Al-Qur’an dan Sunnah seperti pemahaman generasi sahabat agar tidak berpecah belah. 3) Ingat selalu nikmat Allah yang amat besar berupa Islam yang jika kita amalkan semua ajarannya maka kita akan selamat dari neraka di akhirat kelak. 4) Melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar (berdakwah) dengan rapi dan terorganisir.

Kalau kita tidak bisa lakukan hal-hal tersebut, maka keimanan kita pada Allah, Rasul dan Al-Qur’an tidak akan bermanfaat dalam mencari keselamatan di dunia dan tidak pula di akhirat kelak. Ancaman pecah belah dan perselisihan diantara umat Islam akan terjadi sebagaimana halnya Ahlul Kitab. Azab akhiratpun akan dirasakan. Azab akhirat itu sangat mengerikan sedangkan kenikmatan akhirat juga sangat menggiurkan. Pada hari kiamat wajah-wajah kaum kafir hitam pekat dan wajah-wajah kaum mukmin putih berseri-seri.

Al-Qur’an adalah sistem Allah yang disampaikan Rasul Saw. kepada umatnya dengan benar. Allah tidak menginginkan dengan Al-Qur’an itu kezaliman apa pun.

Tafsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo