Ayat 125-131 menjelaskan beberapa fakta kehidupan manusia terkait dengan penerimaan dan penolakan terhadap Al-Qur’an dan Islam.
- Kemauan memikirkan ciptaan Allah menyebabkan Allah lapangkan hati menerima kebenaran Islam. Sedangkan kemusyrikan dan berbagai kejahatan menyebabkan hati sempit untuk menerima Islam sebagai jalan hidup seperti orang yang naik ke angkasa luar yang kehilangan oksigen.
- Jalan Allah (Islam) yang lurus dan rinci itu hanya dapat dipahami orang yang berpikir. Sedangkan gizi pemikiran itu adalah ilmu. Sebab itu, Islam mewajibkan muslim dan muslimah menuntut ilmu yang menyampaikan kepada ma’rifatullah (mengenal Allah).
- Islam itu jalan keselamatan dan perlindungan dari Allah, di dunia dan akhirat.
- Manusia dan jin yang tidak mau menjadikan Islam sebagai the way of life akan saling makan satu sama lain dalam kepentingan dunia. Tempat mereka kelak di neraka dan kekal di dalamnya. Keputusan tersebut didasari kebijaksanaan dan ilmu Allah.
- Demikian juga orang-orang zalim jadi pemimpin dan penolong bagi masyarakat atau komunitas zalim pula.
- Faktor lain yang menyebabkan manusia dan jin tidak mau menerima Rasul Saw., wahyu dan dakwah para rasul, termasuk Rasul Saw. ialah tertipu oleh kenikmatan hidup duniawi yang tidak seberapa.
- Allah tidak akan membinasakan penduduk suatu negeri sebelum Rasul-Nya diutus dan sebelum diberikan kepada mereka tanda-tanda kebesaran Allah.
Ayat 132-135 menjelaskan:
- Standarisasi kemuliaan kaum mukminin bagi Allah setelah iman adalah amal saleh. Semakin ikhlas dan banyak amal saleh kita, semakin tinggi derajat kita di sisi Allah.
- Allah Mahakaya, tidak membutuhkan keimanan manusia. Kalau kita tidak beriman kepada-Nya, maka Dia ganti dengan generasi baru yang beriman kepada-Nya.
- Semua janji Allah pasti ditepati pada waktu yang ditetapkan-Nya. Manusia tidak mampu melemahkan Allah dari Kekuasaan-Nya sedikitpun.
- Kita diperintahkan Allah beramal saleh semaksimal mungkin sebagaimana Nabi Muhammad saw. teladan kita yang beribadah dan berdakwah dengan maksimal. Kesuksesan kaum Mukmin meraih surga sangat terkait dengan maksimalisasi amal saleh.
Ayat 136 dan 137, kaum musyrikin memiliki keyakinan yang sesat. Mereka membuat sesajen dari hasil pertanian dan binatang ternak sebagai jatah makhluk halus (setan dan jin) yang mereka yakini dapat memberi manfaat dan mudarat. Keyakinan dan perbuatan seperti itu adalah menyekutukan Allah dengan setan dan jin. Banyak pula kaum musyrikin yang melihat indah pembunuhan anak mereka sebagai tumbal untuk setan atau makhluk halus lainnya. Sebab itu, agama mereka bercampur aduk de ngan syirik dan khurafat. Kalau mereka berpegang teguh dengan keyakinan dan perbuatan itu, maka Allah perintahkan kita untuk meninggalkan mereka.
Tafsir
- Al–An’am, ayat 125
- Al–An’am, ayat 126-127
- Al–An’am, ayat 128
- Al–An’am, ayat 129
- Al–An’am, ayat 130
- Al–An’am, ayat 131-132
- Al–An’am, ayat 133-135
- Al–An’am, ayat 136
- Al–An’am, ayat 137
- Al–An’am, ayat 138