Ayat 1 surah Al-A’raf ini terdiri dari 4 huruf Hijaiyyah (huruf Arab), yaitu, alif, lam, mim dan shad. Dalam Al-Qur’an terdapat 29 surah yang awalnya dimulai dengan gabungan beberapa huruf seperti ini. Tidak ada yang mengetahui maknanya kecuali hanya Allah. Rasul saw. tidak pernah menjelaskan maksudnya. Demikian juga para sahabat Rasul saw. yang kepada mereka Al-Qur’an diturunkan pertama kali, tidak pernah menjelaskan apa maksudnya. Sebab itu, jumhur ulama tidak berani menafsirkannya. Mereka hanya mengatakan: Allah-lah yang Mengetahui maksudnya.
Ayat 2-10 menekankan 4 masalah besar:
- Allah memerintahkan Muhammad Saw. agar menerima Al-Qur’an dengan hati yang lapang agar dapat memahaminya dengan benar dan baik. Sedangkan Al-Qur’an menjadi pelajaran bagi kaum Mukmin apabila mereka mengikuti semua isinya dan tidak mengikuti selainnya.
- Betapa banyak negeri yang Allah hancurkan dengan menurunkan siksaan di dunia melalui berbagai cara seperti gempa bumi, angin kencang dan sebagainya, akibat menolak wahyu Allah dan Rasul-Nya.
- Semua Rasul dimintakan Allah pertanggung jawabban atas risalah yang diamanahkan pada mereka. Sebab itu, Allah sampaikan cerita-cerita dakwah para rasul sebelum Muhammad Saw. agar menjadi pelajaran.
- Allah memberi manusia 4 nikmat besar agar mereka selamat di dunia dan akhirat, yaitu:
- Rasul Muhammad saw
- Al-Qur’an Al-Karim
- Bumi sebagai tempat tinggal dengan segala fasilitas dan kemudahan
- Allah ciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk dan serta dibekali alat canggih berupa telinga, mata dan hati (qalb) sehingga bisa menerima kebenaran risalah Rasul dan Al-Qur’an dengan baik sebagai ungkapan syukur kepada Allah.
Ayat 11 menjelaskan bahwa Pencipta manusia dan yang mendesain bentuk tubuh mereka adalah mutlak Allah. Allah juga memuliakan manusia sehingga memerintahkan malaikat sujud pada Adam. Semua malaikat sujud kecuali Iblis dengan alasan tidak pantas sujud kepada Adam.
Ayat 12 – 18 masih menjelaskan pembangkangan Iblis kepada perintah Allah. Iblis tidak mau sujud pada Adam dengan alasan ia lebih mulia dari Adam karena bahan baku penciptaannya api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah. Pembangkangan tersebut menurut Allah adalah kesombongan yang tidak pantas dilakukan makhluk terhadap Khaliknya. Api dan tanah sama-sama ciptaan Allah dan sama-sama baik. Akibatnya, Allah melaknat Iblis untuk selama-lamanya. Setelah mendapat laknat Allah, Iblis bertekad menyesatkan manusia dengan berbagai cara dan strategi. Lalu Allah memutuskan Iblis dan para pengikutnya akan menjadi penghuni neraka jahanam.
Ayat 19-22 menjelaskan betapa dahsyatnya tipu daya iblis atau setan dalam menggoda manusia agar menjadi pembangkang dan pendurhaka pada Allah sebagaimana dirinya. Terbukti, Adam dan istrinya terjebak dalam tipu daya setan sehingga mereka memakan buah pohon khuldi yang dilarang Allah. Adam dan istrinya terpesona mendengar logika setan yang selintas terlihat benar. Setan berkata pada mereka : Sebenarnya Tuhan Pencipta kalian melarang memakan buah pohon itu agar kalian tidak menjadi malaikat atau kekal di dalam surga. Setan pun bersumpah bahwa ia hanya memberikan nasehat baik. Allah menjelaskan tipu daya yang mampu menjerumuskan Adam dan istrinya untuk melanggar larangan Allah. Padahal, sebelumnya Adam dan istrinya telah diperingatkan Allah bahwa setan itu musuh yang nyata, bukan khayalan.