Hari ke-80: Tadabbur Surah Al-A’raf Ayat 23-37

Hari ke-80: Tadabbur Surah Al-A’raf Ayat 23-37

Ayat 23-30 masih menjelaskan hakikat percaturan antara manusia dengan setan. Adam dan istrinya adalah manusia pertama yang berhasil dijerumuskan setan untuk melanggar larangan Allah. Kemudian mereka bertaubat dan mengakui kezaliman mereka terhadap diri mereka sendir. Setelah taubat mereka diterima, Allah memutuskan mereka turun ke bumi sebagai tempat mereka dan keturunan mereka hidup, mati dan dibangkitkan pada hari kiamat.

Agar hidup di dunia ini eksis, Allah membekali manusia dua hal: Pakaian lahiriah dan peralatan hidup lainnya, dan pakaian batiniah, yaitu Takwa pada Allah. Pakaian lahiriah menutup aurat manusia, sedangkan Takwa pada Allah membentengi manusia dari tipu daya setan dan berbagai kejahatan lainnya. Sebab itu, Allah mengingatkan manusia agar tidak tertipu setan sebagaimana Adam dan istrinya pernah tertipu. Setan itu licik dan halus. Ia dan golongannya bisa melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihat mereka. Orang-orang yang tidak beriman menjadikan setan sebagai pemimpin.Salah satu bentuk kelicikan setan ialah perbuatan keji dan dosa bisa dianggap sebagai tradisi nenek moyang, bahkan mengklaim merupakan ajaran Islam atau perintah Allah, padahal Allah sekali-kali tidak memerintahkan berbuat keji dan dosa. Allah memerintahkan berbuat keadilan, istiqamah beribadah, ikhlas berdoa dan menjalankan Islam.

Dalam hidup ini, manusia ada yang mendapat petunjuk Allah dan yang lainnya tersesat. Orang-orang yang sesat itu menjadikan setan sebagai pelindung atau pemimpin. Mereka tertipu oleh setan sehingga kesesatan itu dianggap sebagai petunjuk. Sebab itu, kita harus berhati-hati agar tidak tertipu setan.

Ayat 31-37 kembali menjelaskan sistem hidup manusia yang Allah ciptakan. Di antaranya terkait pakaian, minuman dan perhiasan. Pakaian terbaik hendaknya digunakan saat beribadah di masjid, bukan pada acara lainnya. Makan dan minum tidak boleh berlebihan, baik jumlah maupun harganya. Allah menghalalkan semua perhiasan dunia bagi kaum Mukmin (kecuali yang diharamkan seperti emas dan sutra bagi Mukmin laki-laki).

Orang-orang kafir pun mendapatkan hiasan dunia. Namun, di surga kelak, kaum Mukmin mendapatkan apa yang tidak didapatkan orang-orang kafir. Sebab itu, agar kamu Mukmin meraih janji Allah, maka Allah mengharamkan bagi mereka di dunia semua perbuatan keji, baik yang lahir maupun yang batin, perbuatan zalim, dosa, menyekutukan Allah dengan apapun dan dengan siapa pun dan mengatakan atas Allah tanpa ilmu.

Allah telah menetapkan setiap umat atau generasi ada batas umurnya. Bila masanya tiba, mereka tidak akan mampu mengundur atau mempercepatnya kendati sesaat. Allah juga mengutus para rasul-Nya membawa ayat-ayat Allah yang mengandung sistem hidup manusia. Siap yang menaatinya dan selalu mengadakan perbaikan diri sesuai sistem tersebut, maka mereka tidak akan takut dan tidak pula bersedih. Tidak ada manusia paling zalim melebihi orang yang mengadakan     kebohongan atas Allah. Mereka di akhirat akan menyesali kejahatan dan dosa yang mereka kerjakan. Namun sudah terlambat. Sebab itu, berpikirlah seribu kali selama masih hidup.

Tafsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo