Ayat 17-19 menjelaskan bahwa hakikat yang membunuh dan memanah orang-orang kafir dalam perang adalah Allah. Tanpa Kehendak Allah, kaum mukmin tidak akan mampu berbuat apa-apa. Sedangkan pertempuran dengan musuh itu adalah cara Allah untuk menguji kaum mukmin dengan ujian yang baik. Pada waktu yang sama, pertempuran itu salah satu cara Allah melemahkan tipu daya orang-orang kafir. Saat memasuki Perang Badar, Abu Jahal dan pasukannya meminta kepada Allah untuk memutuskan perkara di antara mereka dan kaum Mukmin. Allah menjawabnya dengan membenturkan mereka dengan kaum mukmin sehingga keputusan Allah itu terjadi, yakni dengan memenangkan kaum mukmin. Pasukan yang banyak dan perlengkapan lengkap yang dimiliki kaum kafir tidak berguna di hadapan kaum mukmin yang dicintai Allah.
Ayat 20-25 mengimbau kaum mukmin agar:
- Taat mutlak pada Allah dan Muhammad Saw.
- Jangan sekali-kali meninggalkan Al-Qur’an seperti yang dilakukan Bani Israil; mereka mendengar Taurat dibaca tapi tidak menaatinya. Orang yang tidak mau menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber sistem hidupnya adalah makhluk Allah yang paling buruk. Mereka sama dengan binatang; tidak bisa mendengar Al-Qur’an dan tidak bisa pula membacanya.
- Memenuhi seruan Allah dan Rasul-Nya kepada kehidupan yang lebih baik denga Al-Qur’an dan Islam dengan segala sistemnya, termasuk berperang di jalan Allah. Allah membatasi seseorang dengan hatinya. Jika mengambil Al-Qur’an, maka hatinya akan hidup dan jika meninggalkan Al-Qur’an, maka hatinya akan mati. Sebab itu, kaum mukmin harus mampu menjaga diri mereka dari azab dunia yang bukan menimpa orang-orang yang zalim saja. Ingatlah, Allah itu memilik siksaan yang amat pedih.
Ayat 26-33 meneruskan ayat sebelumnya terkait imbauan Allah kepada kaum Mukmin dan bereka fakta di lapangan dakwah yang harus dipahami dan dihadapi. Di antara imbauan tersebut ialah:
- Agar kaum mukmin ingat masa mereka sedikit, lemah dan menjadi bulan-bulanan kaum kafir di Mekkah dahulu. Lalu Allah lindungi mereka, kuatkan mereka dan berikan pertolongan kepada mereka. Bahkan Allah beri rezeki yang baik setelah mereka hijrah ke Madinah. Semua itu harus diingat agar kaum mukmin bersyukur dan tidak kufur nikmat.
- Agar kaum mukmin bertakwa kepada Allah. Dengan takwa itu Allah jadikan bagi mereka pembeda antara hak dengan batil, hapuskan kesalahan-kesalahan dan ampunkan dosa-dosa mereka.
- Agar Nabi Muhammad Saw. mengingat saat orang-orang kafir Quraisy mengadakan makar ntuk menahan atau membunuh atau mengusir beliau dari kampungnya yakni Mekah. Makar mereka itu tidak berguna sedukitpun di hadapan makar Allah.
- Salah satu bentuk kekufuran kaum kafir Mekkah ialah menghina dan meremehkan Al-Qur’an dan mengangapnya cerita dongeng belaka. Bahkan mereka menantang Nabi Muhammad Saw. jika Al-Qur’an itu benar dari Allah, maka turunkanlah kepada mereka hujan batu dari langit atau datangkan kepada mereka azab yang amat pedih.
- Allah tidak akan mengazab mereka selama Rasulullah saw. ada di tengah-tengah mereka dan atau selama mereka minta ampun kepada Allah. Subhanallah… Begitu mulianya kedudukan Muhammad Saw. di mata Allah dan begitu besarnya rahmat Allah pada hamba-Nya, kendati kafir pada-Nya.