Hari ke-92: Tadabbur Surah Al-Anfal Ayat 1-16

Hari ke-92: Tadabbur Surah Al-Anfal Ayat 1-16

Surah Al-Anfal ini menjelaskan prinsip-prinsip keimanan dan problematika yang dihadapi Rasul Saw. terkait sahabat; generasi Islam pertama. Tujuh surat sebelumnya, (hampir 9 juz), menjelaskan problematika dakwah para rasul sebelum Nabi Muhammad saw., sejak dari Nuh sampai Isa ‘a.s. dalam menghadapi kaum mereka yang sulit sekali menerima kebenaran atau keesaan Allah. Di akhir surah Al-A’raf, dari ayat 184 baru Allah menceritakan kondisi dakwah Rasul di tengah kaum musyrikin Mekah. Ternyata, kondisi umat manusia dalam me-nerima dakwah para rasul itu sama saja.

Ayat 1-8 menjelaskan beberapa hal:

  1. Persoalan harta rampasan perang yang menjadi rebutan sebagian sahabat. Sistem pembagiannya murni ketentuan Allah. Menaatinya adalah bukti konkret keimanan.
  2. Ciri-ciri mukmin sejati ialah: Bila disebut nama Allah bergetar hatinya, bila dibacakan Al-Qur’an, bertambah imannya, bertawakal pada Allah., menegakkan salat dan menginfakkan sebagiaan rezeki yang Allah berikan padanya. Imbalan keimanan yang benar adalah derajatnya terangkat di sisi Allah, mendapatkan ampunan dan surga di akhirat kelak.
  3. Sebagian kaum muslimin membenci berperang di jalan Allah waktu perang Badar, seakan digiring kepada kematian, karena rencana awalnya hanya mencegat sekelompok pedagang kafir Quraisy yang melintasi kawasan Badar. Mereka mendebat Rasulullah.
  4. Kehendak dan strategi kaum mukmin belum tentu sesuai dengan kehendak dan strategi Allah. Strategi kaum Mukmin seringkali terpengaruh kepentingan duniawi jangka pendek (pragmatis). Sedangkan strategi Allah adalah fundamental dan jangka panjang. Standar nilai yang dipakai Allah adalah memenangkan yang hak dan melumpuhkan yang batil. Inilah jalan yang benar.

Ayat 9-16 menjelaskan tiga perkara pokok dalam Islam yakni, peran doa dalam hidup, khususnya saat berjuang dan berperang, Allah memiliki cara sendiri memenangkan dakwah Islam dan etika berdakwah dan berperang di jalan Allah.

Doa memiliki perang yang sangat besar dalam menghadapi berbagai cobaan dan ancaman dalam berjuang dan berperang di jalan Allah. Doa juga senjata kaum mukmin. Hal tersebut membuktikan bahwa kemenangan itu hanya dari Allah, bukan karena kehebatan kaum mukmin. Buktinya adalah perang Badar yang jumlah mereka saat itu hanya sekitar 300 lebih sedikit sedangkan kaum musyrikin 1000 orang lebih. Berkat doa Rasulullah, Perang Badar dimenangkan kaum muslimin. Maka, doa dan amal dua kewajiban yang harus dilakukan.

Banyak cara Allah dalam memenangkan dakwah Islam kaum mukmin. Di antaranya dengan menurunkan bantuan melalui para malaikat-Nya, menidurkan mereka sehingga hati mereka tenang, menurunkan hujan, meneguhkan hati mereka dan menipukan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir sehingga orang-orang kafir itu mudah dikalahkan dan dibunuh. Demikian cara Allah untuk memberikan siksaan dan azab di dunia kepada kaum kafir.

Salah satu etika berjuang dan berperang di jalan Allah adalah tidak boleh mundur atau lari saat berhadap–hadapan dengan musuh, kecuali berbelok untuk berperang dari arah lain, atau bergabung dengan kelompok mukmin yang lain. Lari atau mundur dari medan juang dan perang itu adalah dosa besar.

Tafsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo