Ayat 53-61 meneruskan ayat sebelumnya terkait beberapa tipikal manusia sombong terhadap Allah dan para Rasul-Nya dan mengajarkan kepada Nabi Muhammad saw. dan umatnya beberapa fakta berikut:
- Allah tidak akan mencabut nikmat yang diberikan kepada suatu kaum sampai mereka sendiri yang melakukan pembangkangan pada-Nya seperti yang dilakukan keluarga Fir’aun dan orang-orangg kafir sebelum mereka. Maka Allah musnahkan mereka karena mereka zalim.
- Sesungguhnya makhluk yang paling buruk di sisi Allah adalah orang-orang yang kafir dan tidak mau beriman serta mentauhidkan-Nya.
- Allah memerintahkan Rasul saw. dan ummatnya untuk menumpas orang-orang kafir yang sering mengingkari perjanjian beserta orang-orang yang berada di belakang mereka semoga mereka mendapat pelajaran.
- Allah mengajarkan Rasul saw. dan umatnya agar mengembalikan perjanjian dengan orang atau kaum yang terindikasi kuat akan berkhianat, namun dengan sejujur-jujurnya. Karena Allah membenci orang yang berkhianat.
- Kaum mukmin harus yakin orang-orang kafir itu tidak akan lolos dari azab Allah dan mereka sama sekali tidak akan mampu melemahkan kehendak-Nya.
- Allah mengajarkan Rasul saw. dan umatnya agar mempersiapkan kekuatan fasilitas perang semaksimal mungkin yang bisa menggentarkan musuh-musuh Allah, musuh-musuh kaum mukmin dan kekuatan-kekutan lain yang tidak mereka ketahui; hanya Allah yang mengetahui mereka.
- Semangat berinfak di jalan Allah adalah salah satu tiang penegakan Islam dan eksistensi umat Islam.
- Jika musuh Islam condong kepada perdamaian, maka umat Islam wajib condong juga kepada perdamain. Sedangkan tawakkal pada Allah adalah modal utama kaum mukmin untuk meraih perhatian dan pertolongan Allah. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ayat 62-69 meneruskan ayat sebelumnya terkait pengkhianatan kaum kafir yang sudah ada perjanjian dengan kaum mukmin. Sebab itu, Allah menjelaskan empat hal berikut:
- Tidak perlu khawatir dan serahkan saja kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai Pelindung.
- Allah pasti menguatkan Rasul saw. dan Islam melalui pertolongan-Nya dan dukungan kaum mukmin yang telah Allah pertautkan hati-hati mereka karena cinta pada-Nya dan bukan karena motif materi. Hal tersebut terjadi karena keperkasaan Alllah dan Kebijaksaannya.
- Allah memerintahkan Rasul saw. dan para pemimpin umat untuk memotivasi kaum mukmin berperang melawan musuh-musuh yang memerangi mereka seperti kaum kafir Quraisy dan sebaginya. Jika mereka benar-benar beriman dan sabar, maka Allah jamin kemenangan bai mereka dengan melipatgandakan kekuatan mereka. Jika mereka 20 orang akan mengalahkan 200 musuh. Jika mereka 100 akan mengalahkan 1.000 musuh. Hal itu disebabkan kaum kafir itu penakut karena tidak memahami Allah. Dalam kondisi minim dan lemah pun, Allah jadikan kekuatan kaum mukmin yang sabar 100 akan mengalahkan 200 musuh dan 1.000 akan mengalahkan 2.000 musuh.
- Allah melarang Rasul saw. berperang dengan motif kepentingan duniawi seperti, ghanimah, tebusan tawanan dan sebagainya. Motif yang benar adalah menegakkan kemuliaan Islam di dunia dan meraih kemenangan akhirat, yakni syurga. Namun demikian, Allah jadikan ghanimah itu rezeki yang halal dan baik selama didasari takwa pada Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tafsir
- Al-Anfal, ayat 53-54
- Al-Anfal, ayat 55-57
- Al-Anfal, ayat 58
- Al-Anfal, ayat 59-60
- Al-Anfal, ayat 61-63
- Al-Anfal, ayat 64-66
- Al-Anfal, ayat 67-69