Ayat 21 dan 22 menjelaskan berita gembira dari Allah yang akan diterima kelak oleh orang-orang beriman kepada Allah, berhijrah dan berjihad di jalan Allah. Mereka akan meraih tiga hal yang amat besar dari Allah: a) Rahmat (kasih sayang) Allah. b) Keridhaan Allah. c) Surga Allah yang akan menjadi tempat tinggal mereka yang amat sangat nikmat. Mereka akan kekal di dalamnya. Itulah balasan yang amat agung dari Allah.
Ayat 23 menjelaskan salah satu konsekuensi keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya, yakni masalah walā’ (loyalitas) atau kepemimpinan. Allah melarang kaum mukmin memberikan loyalitas dan menyerahkan kepemimpinan negeri mereka kepada orang yang lebih menyukai ajaran-ajaran kekafiran ketimbang keimanan, kendati mereka itu bapak-bapak, saudara-saudara kandung atau kerabat mereka. Siapa yang melakukan hal tersebut maka Allah masukkan ia ke dalam golongan kaum yang zalim.
Sedangkan ayat 24 menjelaskan standarisasi cinta orang-orang beriman. Orang-orang beriman harus mencintai Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan Allah melebihi cinta mereka kepada bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara kandung, istri – istri, kaum keluarga, harta, perniagaan dan rumah-rumah yang mereka miliki. Siapa yang keluar dari standar ini maka ia Allah akan menghukum mereka karena mereka termasuk ke dalam kaum fasik (yang membangkang pada Allah).
Melalui ayat 25 dan 26 Allah mengingatkan Rasul saw. dan umatnya bahwa kemenangan itu murni di tangan Allah, bukan karena jumlah atau kuantitas. Contohnya banyak. Diantaranya, Perang Hunain. Ketika itu kaum muslimin bangga dengan jumlah yang banyak. Faktanya jumlah yang banyak itu tak berguna, bahkan kaum muslimin saat itu benar-benar panik sehingga bumi yang luas itu terasa sempit dan mereka mundur ke belakang. Dalam kondisi panik seperti itu, tiba-tiba Allah turunkan ketenangan-Nya kepada hati Rasulullah saw. dan kaum mukmin serta Allah mengirim bala tentara yang tidak terlihat (malaikat). Sebab itu, jangan tertipu oleh kuantitas, apalagi menyombongkannya.
Begitulah cara Allah memenangkan Rasul-Nya dan kaum mukmin dan pada waktu yang sama Allah mengazab orang-orang kafir. Itulah balasan yang pas buat mereka atas kekufuran mereka sendiri.