Hari ke-103: Tadabbur Surah At-Taubah Ayat 48-61

Hari ke-103: Tadabbur Surah At-Taubah Ayat 48-61

Ayat 48-54 masih menyoroti perilaku buruk kaum Munafikin. Diantarannya, jauh sebelum kewajiban Jihad fi sabilillah turun dan saat Rasulullah hijrah ke Madinah mereka sudah suka membuat onar dan kerusakan di dalam saf kaum mukmin, memutar balik masalah sampai Allah turunkan kebenaran dan kemenangan Islam sepeti dalam perang Badar dan sebagainya. Setiap kali Rasulullah dan kaum mukmin mengalami kemenangan, mereka bertambah tidak senang dan murka.

Diantara mereka seperti Jid Bin Qais, meminta izin pada Rasulullah absen dalam perang Tabuk dengan alasan tidak mau rusak dirinya karena khawatir tergoda oleh wanita-wanita cantik keturunan Romawi berambut pirang. Padahal itu hanya alasan belaka. Sebenarnya ia lebih cinta pada dirinya dari pada Allah dan Rasul-Nya.  Sikap seperti itulah sebenarnya yang membuat mereka rusak dan celaka, karena neraka Jahanam yang akan menjadi tempat mereka kelak.

Sifat kaum munafikin lainnya, jika Rasul saw. dan kaum mukmin kalah, mereka katakan, syukur kita sudah prediksi sebelumnya, lalu mereka berpaling dengan penuh gembira. Untuk itu, Allah menyuruh Rasul saw. untuk mengatakan kepada mereka: Tidak ada musibah yang menimpa kami kecuali yang telah ditetapkan Allah. Dialah Penolong kami dan kepada-Nyalah kaum mukmin bertawakal. Sebenarnya kalian salah presepsi. Keburukan yang kalian harapkan menimpa kami itu tidak lain ke-cuali salah satu dari dua kebaikan; mati syahid atau kemenangan. Kami juga menunggu-nunggu Allah menimpakan azab-Nya kepada kalian, atau melewati tangan kami. Tunggulah, kami juga sedang menunggu.

Amal kalian itu tidak berguna. Kendati kalian berinfak degan suka ataupun terpaksa maka Allah tidak akan menerimanya, karena kalian kaum pendurhaka dan karena kalian kafir pada Allah dan Rasul-Nya, tidak melaksanakan salat kecuali dengan malas-malasan dan tidak berinfak kecuali merasa terpaksa.

Ayat 55-61 masih menjelaskan beberapa hal terkait kaum munafikin.

  1. Allah mengingatkan Rasul saw. dan kaum mukmin agar tidak kagum terhadap harta dan anak-anak yang mereka miliki, disebabkan mereka lebih mencintai harta dan anak-anak itulah Allah mengazab mereka di dunia dan akan mati dalam kekafiran.
  2. Kaum Munafik suka bersumpah atas nama Allah untuk meyakinkan Nabi Muhammad. Sungguh mereka itu bukan bagian umat Nabi Muhammad saw. Mereka bersumpah itu karena sangat takut pada Beliau. Kalau sekiranya mereka mendapat tempat berlindung yang lain atau bersembunyi dari Rasulullah saw. pasti mereka segera pergi ke sana.
  3. Diantara sifat kaum Munafik lainnya ialah mencela Rasulullah saw. tentang pembagian zakat. Kalau diberi zakat, mereka gembira, namun jika tidak diberi, mereka murka. Seharusnya mereka rida atas pembagian yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya dan mengatakan : Cukuplah Allah bagi kami. Allah akan memberikan kepada kami karunia-Nya dan sesungguhnya kami berharap kepada Allah.
  4. Zakat itu harus dibagikan kepada yang berhak menerimanya yaitu, orang-orang fakir, miskin, amil (petugas mengurus zakat), mualaf (yang baru masuk Islam), biaya memerdekakan budak, orang-orang yang berutang, jihad di jalan Allah dan ibnu sabil (orang yang kehabisan bekal dalam perjalanannya). Sistem pendistribusian zakat ini merupakan kewajiban dari Allah berdasarkan ilmu dan kebijaksanaan-Nya. Sebab itu, tidak boleh dialihkan dari 8 kelompok tersebut selama mereka masih ada.
  5. Sifat kaum munafikin yang lain ialah menyakiti hati Rasulullah saw. dengan menuduh beliau membenarkan semua berita yang sampai ke telinganya. Allah memerintahkan Rasul saw. untuk mengatakan pada mereka: Saya mendengar kebaikan untuk kalian, beriman pada Allah, mempercayai kaum mukmin, menjadi rahmat bagi kaum mukmin. Orang yang menyakiti Rasul saw. bagi mereka azab yang pedih.

Tafsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo