Hari ke-107: Tadabbur Surah At-Taubah Ayat 100-111

Hari ke-107: Tadabbur Surah At-Taubah Ayat 100-111

Ayat 100 menjelaskan keutamaan generasi Islam pertama (Sahabat) dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta generasi setelah mereka (tabiin) yang benar-benar mampu mengikuti pola keberislaman para Sahabat. Mereka telah mendapat stempel “Radhiyallahu ‘anhum” (Allah telah meridhai mereka) dan mereka ridha kepada Allah. Mereka adalah generasi yang sukses di dunia dan sukses meraih surga di akhirat.

Ayat 101-106 menjelaskan kembali sifat orang-orang munafik dan bagaimana Allah menyikapi mereka. Diantaranya, orang-orang Arab Badui di sekitar Madinah dan orang-orang Yahudi Madinah ada yang sangat keterlaluan kemunafikan mereka. Saking dahsyatnya, Nabi Saw. saja tidak mengetahui kedahsyatan kemunafikan mereka tersebut, hanya Allah yang tahu. Sebab itu, Allah azab mereka dua kali lipat dan telah disiapkan bagi mereka neraka sebagai tempat tinggal di akhirat kelak.

Diantara mereka ada juga yang mau mengakui dosa-dosa mereka, namun sayang mereka mencampuradukkan perbuatan dosa dan amal saleh. Namun demikian, Allah tetap membuka pintu taubat untuk mereka. Terhadap mereka ini, Allah memerintahkan Rasul Saw. untuk memungut zakat dari mereka, semoga dengan membayar zakat tersebut Allah sucikan diri dan harta mereka dan juga agar Rasul mendoakan mereka karena doa Rasul Saw. itu bisa menenangkan jiwa mereka.

Allah menentukan siapa orang yang berhak diterima taubatnya dan siapa yang berhak mendapat azab-Nya. Sebab itu, iman yang benar dan amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas adalah syarat meraih kesuksesan akhirat.

Ayat 107-110 masih menjelaskan sifat atau karakter orang-orang munafik. Diantaranya, ada yang membangun masjid dengan tujuan membuat kerusakan, kekufuran dan memecah-belah kaum Mukmin serta menjadi markas orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya. Mereka menjadikan sumpah atas nama Allah bahwa mereka bertujuan baik. Allah bersaksi bahwa mereka adalah pembohong.

Allah melarang untuk berdiri atau beribadah dalam masjid dhirar (kemudaratan) tersebut. Karena masjid yang dibangun di atas dasar takwa pada Allah lebih berhak untuk dijadikan tempat ibadah. Karena di dalamnya terdapat orang-orang yang mencintai kesucian diri. Masjid seperti inilah yang bisa dijadikan sebagai sarana pembentukan takwa dan pembersihan diri dari berbagai sifat kotor dan jahililah lainnya.

Kemudian Allah mempertanyakan: Apakah masjid yang dibangun di atas dasar takwa dan tujuan mencari keridhaan Allah itu lebih baik, ataukah masjid yang dibangun di pinggir jurang neraka Jahanam yang lebih baik? Tentulah yang lebih baik masjid yang dibangun di atas dasar takwa dan dengan tujuan mencari ridha Allah. Sedangkan masjid kaum munafik itu dibangun di atas dasar keimanan yang ragu dan dengan tujuan merusak Islam dan mengacaukan saf kaum Mukmin.

Sedangkan ayat 111 menjelaskan transaksi yang sangat indah antara Allah dengan kaum Mukmin yang mau menjual nyawa dan harta mereka kepada Allah melalui jihad di jalan Allah. Imbalannya sangat fantastik, yakni surga. Itulah kemenangan sejati.

Tafsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo