Hari ke-119: Tadabbur Surah Hud Ayat 13-28

Hari ke-119: Tadabbur Surah Hud Ayat 13-28

Ayat 13-16 masih menjelaskan sifat orang-orang kafir yang menentang Rasul Saw. dan Al-Qur’an. Jika mereka ragu pada Al-Qur’an, silakan buat 10 surah yang menyamai Al-Qur’an. Kumpulkan semua ahli dari kalangan mereka jika mereka mampu. Jika mereka tidak mampu, ketahuilah bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan tidak ada tuhan yang berhak disembah selain-Nya. Mengapa mereka tidak menyerah saja?

Faktor utama yang menyebabkan kaum kafir itu menolak Al-Qur’an ialah karena kecintaan mereka pada kehidupan dunia. Silahkan nikmati kehidupan dunia, namun di akhirat kelak mereka tidak akan mendapatkan kecuali neraka. Semua amal perbuatan mereka di dunia menjadi hangus dan apa yang mereka kerjakan adalah bathil.

Ayat 17-19 menjelaskan perbedaan yang sangat kontras antara orang yang hidup di tas petunjuk Al-Qur’an, sebelumnya dengan Taurat, dengan orang yang hidup dengan selain Al-Qur’an. Orang yang hidup dengan Al-Qur’an memiliki konsep hidup yang jelas dan rahmat serta kebenaran dari Allah. Orang yang kafir kepada Al-Qur’an, maka neraka yang akan menjadi tempat kembalinya, siapapun ia. Sebab itu, Allah mengingatkan Nabi Muhammad Saw. dan umatnya agar tidak ragu sedikitpun pada Al-Qur’an, karena Al-Qur’an itu dari Allah, kendati kebanyakan manusia tidak mengimaninya. Orang yang menolak Al-Qur’an, menghalangi manusia dari jalan Allah dan menginginkannya bengkok adalah orang paling zalim. Balasannya adalah azab dan laknat Allah.

Ayat 20-24 menjelaskan perbedaan yang mencolok antara orang-orang yang menolak kebenaran Al-Qur’an dengan orang-orang yang beriman kepadanya. Orang-orang yang menolak kebenaran Al-Qur’an itu tidak akan mampu melemahkan penyebaran Al-Qur’an di atas bumi ini. Mereka tidak akan mendapatkan penolong selain Allah. Allah akan menggandakan azab-Nya pada mereka. Mereka tidak mampu mendengar dan melihat. Semua upaya jahat mereka akan hancur. Di akhirat mereka pasti menjadi orang-orang yang paling merugi.

Adapun orang-orang beriman pada Al-Qur’an, beramal saleh dan merendahkan hati dan diri pada Allah, maka mereka akan menjadi penghuni surga, sedangkan mereka kekal di dalamnya.

Sungguh amat jauh perbedaan antara dua golongan tersebut. Perumpamaan mereka seperti orang yang buta lagi tuli dan melihat lagi mendengar. Apakah sama antara kedua golongan itu? Mengapa mereka tidak dapat mengambil pelajaran?

Ayat 25-28 menjelaskan bahwa dakwah Nabi Nuh juga dakwah tauhid, yakni mengajak kaumnya mengabdi hanya kepada Allah. Kalau masyarakat tetap menyekutukan Allah, pasti Allah turunkan azab-Nya. Hal inilah yang dikhawatirkan Nabi Nuh, karena Beliau tahu persis bahwa Allah tidak akan tinggal diam terhadap kekufuran dan kemusyrikan yang dilakukan manusia. Karena manusia itu Allah ciptakan untuk mengabdi dan mentauhidkan-Nya.

Kaum nabi Nuh menolak dakwah tauhid dengan alasan nabi Nuh adalah manusia biasa dan para pengikutnya adalah masyarakat biasa serta cara pandang mereka yang keliru terhadap sebuah kemuliaan dan nilai. Mereka menganggap orang yang mulia itu ialah orang kaya dan berpangkat tinggi. Mereka bahkan menuduh Nabi Nuh sebagai pembohong. Nabi Nuh tak henti-hentinya memberikan pencerahan kepada mereka sambil menjelaskan posisinya yang sangat jelas dan mendapat wahyu sebagai rahmat dari Allah. Jika hati sudah benci kepada wahyu Allah, tidak akan bisa beriman kendati dipaksa.

Tafsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo