Hari ke-121: Tadabbur Surah Hud Ayat 46-62

Hari ke-121: Tadabbur Surah Hud Ayat 46-62

Ayat 46-49 menjelaskan bahwa Allah menegur Nabi Nuh atas perbuatannya mendoakan keselamatan anaknya yang kafir, karena bukan dianggap sebagai anak lagi. Perbuatan tersebut adalah perbuatan jahililah (bodoh terhadap hakikat Allah). Maka Nabi Nuhpun memohon ampun pada Allah atas kesalahan yang dilakukannya.  Akhirnya, Nabi Nuh dan orang-orang yang beriman bersamanya diselamatkan dari banjir besar dan diberi keberkahan hidup sampai akhir hayat mereka. Sedangkan yang kafir pada Allah dan kerasulannya, musnah ditelan banjir besar yang Allah rancang dengan ilmu-Nya.

Ayat 50-53 menjelaskan kekufuran kaum ‘Ad, yaitu umat Nabi Hud. Allah utus nabi Hud agar mengajak umatnya kepada mentauhidkan Allah dalam ibadah dan semua aspek kehidupan lainnya. Nabi Hud menegaskan bahwa ia tidak mengharapkan imbalan materi dari mereka dalam berdakwah kepada Allah. Cukup imbalan dan pahala dari Allah saja yang ia harapkan. Sebab itu nabi Hud mempertanyakan kenapa mereka tidak menggunakan akal.

Disamping mengajak mentauhidkan Allah, Nabi Hud juga menganjurkan agar kaumnya segera bertobat atas paham dan perilaku kekufuran yang mereka lakukan agar Allah turunkan keberkahan hidup atas mereka dari segala penjuru dan agar mereka menjadi mesyarakat yang kuat. Kendati upaya nabi Nuh memahamkan dan meyakinkan mereka kepada tauhid sangat luar biasa, namun mereka tetap menuduh Nabi Hud tidak membawa sesuatu yang jelas. Sebab itu, mereka menolak untuk meninggalkan tuhan-tuhan peninggalan nenek moyang mereka itu dan tidak mau beriman kepada Allah dan nabi Hud.

Ayat 54 – 60 masih menjelaskan kekufuran kaum ‘Ad terhadap Allah dan nabi Hud. Mereka menuduh Nabi Hud gila karena kualat dari sebagian tuhan yang mereka sembah. Nabi Hud menghadapinya dengan penuh keyakinan pada Alllah kendati makar yang dilakukan kaumnya itu sangat besar. Nabi Hud yakin akan keselamatannya dan kaumnya yang beriman, karena Allah Maha Pemelihara dan Maha Pelindung.

Sebagai seorang Rasul, Nabi Hud hanya bertawakkal penuh pada Allah, Tuhan Penciptanya, dan tidak ada satupun yang melata di atas bumi ini kecuali Allah yang mengendalikannya. Nabi Hud mengingatkan, jika mereka berpaling dari ajaran tauhid yang ia bawa, maka Allah akan memusnahkan mereka dan mengganti mereka dengan generasi baru. Akhirnya, Allah laknat dan binasakan kaum ‘Ad yang kafir dan Allah selamatkan orang-orang beriman dari azab dunia dan azab akhirat.

Ayat 61 – 62 menjelaskan kasus kekufuran kaum Tsamud, yaitu umat Nabi Saleh. Nabi Saleh juga mengajak kaumnya untuk mentauhidkan Allah dalam segala aspek kehidupan. Ajakan ini sangat logis, karena Allah telah menciptakan mereka dari tanah, lalu Dia jadikan mereka penghuni bumi dan Dia berikan kemampuan membangunnya kepada mereka. Namun, mereka tetap teguh menyembah tuhan-tuhan peninggalan nenek moyang mereka dan ragu terhadap paham tauhid.

 

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo