Hari ke-122: Tadabbur Surah Hud Ayat 63-81

Hari ke-122: Tadabbur Surah Hud Ayat 63-81

Ayat 63-68 masih meneruskan kisah nabi Saleh dan kaum Tsamud. Mereka selalu menantang nabi Saleh untuk mendatangkan bukti kerasulan Beliau. Nabi Saleh menjelaskan bahwa Ia telah mendapat wahyu dari Allah sebagai bukti kasih-sayang Allah padanya dan pada kaumnya. Jika ia durhaka pada Allah, maka tidak ada yang dapat menolongnya dari murka Allah. Kedurhakaan pada Allah itu hanya akan membawa kerugian yang amat besar.

Karena kedurhakaan mereka yang sudah melampaui batas, maka mereka diuji Allah dengan seekor unta betina. Mereka dilarang mengganggunya dengan cara apapun dan membiarkannya makan rumput yang disukainya. Kalau mereka ganggu, Allah akan turunkan azab pada mereka. Mereka tidak mau menaati larangan tersebut dan menyembelih unta betina itu. Ketika Allah hendak memusnahkan mereka, Allah selamtkan terlebih dahulu nabi Saleh dan orang-orang beriman bersamanya Allah selamatkan.  Lalu  Allah mengirimkan azab pada mereka tiga hari  setelah itu, berupa petir yang amat dahsyat sehingga mereka mati di rumah-rumah mereka bergelimpangan dan menjadi mayat-mayat yang beku. Begitulah cara Allah mengazab kaum Tsamud yang kafir lagi durhaka pada-Nya.

Ayat 69 -71 menjelaskan,  Allah mengutus beberapa Malaikat kepada nabi Ibrahim untuk memberikan kabar kehancuran kaum Luth dan sekaligus kabar gembira akan kelahiran putranya Ishak dan Ya’qub setelah lama merindukan keturunan.

Ayat 72-76 meneruskan ayat sebelumnya terkait berita gembira kelahiran Ishak dan Ya’kub. Istri Ibrahim kaget karena ia dan Ibrahium sudah tua. Para Malaikat mengatakan padanya: Anda tidak perlu kaget pada urusan dan keputusan Allah. Allah ingin melimpahkan rahmat dan keberkahan-Nya pada keluarga Ibrahim, diantaranya dengan melahirkan para nabi dari keturunannya. Ibrahim terkenal penyantun, pengiba dan sangat merindukan bertemu Allah. Sebab itu, ia meminta agar para malaikat itu tidak menghancurkan negeri Luth karena ada kaum Mukmin di dalamnya, yakni Luth dan segelintir kecil pengikutnya. Para malaikat itu menegur Ibrahim agar tidak mempersoalkan masalah ini karena sudah menjadi keputusan Allah.

Ayat 77-81 menjelaskan, setelah datang ke Ibrahim, para malaikat tersebut datang pula kepada Nabi Luth dalam bentuk pemuda-pemuda tampan. Lalu kaumnya meminta Luth agar diizinkan untuk melakukan praktik homo seks dengan mereka. Luthpun ketakutan. Maka para malaikat itu berkata: Wahai Luth. Kami adalah malaikat utusan Allah. Mereka tidak akan dapat mengganggumu. Ajaklah keluargamu malam nanti keluar dari negeri ini, kecuali istrimu. Ia akan terkena azab sebagaimana kaummu yang lain pada waktu subuh.

 

Tafsir Ibnu Katsir

We will be happy to hear your thoughts

Leave a reply

Amaliyah
Logo