Ayat 1 diawali dengan 3 huruf Hijaiyyah (huruf Arab), yaitu, alif, lam dan ra. Dalam Al-Qur’an terdapat 29 surah yang awalnya dimulai dengan gabungan beberapa huruf seperti ini. Tidak ada yang mengetahui maknanya kecuali hanya Allah. Rasul saw. tidak pernah menjelaskan maksudnya. Demikian juga para sahabat Rasul saw. yang kepada mereka Al-Qur’an diturunkan pertama kali, tidak pernah menjelaskan apa maksudnya. Sebab itu, jumhur ulama tidak berani menafsirkannya. Mereka hanya mengatakan: Allah-lah yang Mengetahui maksudnya.
Ayat 1 dan 2 menjelaskan bahwa isi Al-Qur’an itu adalah sangat jelas karena diturunkan dalam bahasa Arab yang lebih jelas dari bahasa-bahasa lain di dunia. Sebab itu, Al-Qur’an itu mudah dipahami dan dihayati.
Ayat 3 & 4 mengisahkan cerita yang sangat indah, yakni cerita mimpi Nabi Yusuf melihat 11 bintang, mata hari dan bulan bersujud padanya. Cerita nabi Yusuf disebut Allah sebagai cerita yang terbaik yang diceritakan kepada Nabi Muhammad Saw. dan umatnya. Diantaranya disebabkan, ceritanya penuh suka dan duka dan diceritakan secara rinci. Semua peristiwanya dapat dilewati Nabi Yusuf dengan sukses.
Ayat 5-7 meneruskan kisah mimpi Nabi Yusuf sebelumnya. Nabi Ya’qub, ayah nabi Yusuf, menasihati Yusuf agar tidak menceritakan mimpi tersebut kepada saudara-saudaranya yang lain karena akan memancing kecemburuan mereka, disebabkan mimpi tersebut sebagai isyarat kenabiannya dan kesempurnaan nikmat Allah atasnya sebagaimana yang dilimpahkan kepada keluarga Ya’qub, Ibrahim dan Ishak.
Kisah Yusuf dan saudara-saudaranya yang akan diceritakan dalam surat ini sampai ayat 103 adalah tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah dalam menentukan nasib manusia.
Ayat 8-14 menceritakan episode pertama kehidupan Yusuf dengan saudara-saudaranya. Mereka menilai ayah mereka, Ya’qub lebih mencintai Yusuf dari pada mereka. Sebab itu, mereka berniat membunuh Yusuf agar hilang dari perhatian ayah mereka dan setelah itu mereka akan bertobat.
Usulan tersebut ditolak oleh salah seorang di antara mereka dan mengusulkan agar dibuang saja ke sebuah sumur yang sering dilewati para pedagang. Saat para pedagang itu mengambil air sumur itu, mereka akan menemukan Yusuf dan akan mengambilnya sehingga Yusuf tidak meninggal dunia dan akan dibawa ke negeri lain. Target menghilangkan Yusuf dari perhatian nabi Ya’qub akan tercapai.
Semua sauadaranya menerima ide tersebut. Mereka mengatur strategi untuk membawa Yusuf ke tempat yang sudah disepakati. Caranya, mereka merayu ayah mereka, Ya’qub agar mengizinkan mereka membawa Yusuf kecil bermain-main dan berjanji akan menjaganya dengan baik.
Nabi Ya’qub menjawab: Saya sedih berpisah dengan Yusuf dan khawatir ia dimakan serigala. Kekhawatiran Ya’qub tersebut mereka jawab dengan kata-kata yang amat meyakinkan: Wahai ayah! Jika Yusuf dimakan serigala, kami pasti merugi, karena ia bagian dari saudara kami juga.